Feel like making a deal with the devil?

199 36 5
                                    

[24 oktober 2019]

"Apa yang kau lakukan disini sendirian?"

Winwin mendongak dan melebarkan kedua matanya saat netranya menangkap keberadaan sosok yang seharusnya ia hindari didekatnya.

Park Chanyeol seharusnya tidak ada disini!

Otaknya berputar dengan cepat dan mulai memikirkan alasan apa yang harus ia berikan pada Chanyeol agar bisa menjauh dari lelaki itu. Tapi anehnya, saat itu otaknya terasa sulit berpikir.

Eunwoo sudah kembali ke Seoul sejak tadi pagi, Jaehyun sedang pergi ke suatu tempat bersama Hayeon dan Doyoung, sementara Mingyu masih tidur dengan nyenyak di apartemen mereka. Winwin benar-benar terjebak sekarang. Dia tidak punya alasan untuk kabur.

Tanpa meminta persetujuan terlebih dulu darinya, Chanyeol sudah mendudukkan dirinya di kursi yang berada disamping Winwin. Lelaki itu tidak mengatakan apapun walaupun dalam sekali lihatpun semua orang bisa menilai bahwa Winwin sedang menghindar darinya.

Mereka terus duduk dalam diam seperti itu selama beberapa menit sebelum Chanyeol akhirnya bicara. Sepertinya ia jengah juga melihat Winwin yang terus bergerak tak nyaman di kursinya.

"Tidak perlu bertingkah seperti itu, kau membuatku terlihat seperti orang jahat yang sewaktu-waktu bisa memakanmu."

Winwin diam. Mungkin tidak menyangka bahwa ia se-transparan itu.

"Apa Kai mengatakan sesuatu padamu tentangku? Apa dia menyuruhmu untuk menjauh dariku?" Chanyeol menebak. Dan jika dilihat dari tubuh Winwin yang berubah tegang, ia hampir bisa memastikan bahwa tebakannya benar.

Ah, Kai. Anak itu benar-benar ikut campur dalam masalah ini walaupun Chanyeol sudah berkali-kali mewanti-wantinya agar tidak ikut campur. Benar-benar keras kepala.

Dan jika dilihat dari gerak-gerik Winwin yang terlihat sangat tak nyaman didekatnya, Chanyeol sangsi bahwa hanya Kai yang mengatakan hal-hal tersebut padanya. Kemungkinan besar, Sehun juga mengatakan sesuatu pada Winwin untuk mendukung Kai.

Merasa bahwa Winwin sudah mengetahui segalanya, Chanyeol memutuskan untuk merubah metode pendekatannya. Dia rasa akan lebih baik jika sekarang ia memilih untuk terus terang dan mengatakan apa yang ia inginkan secara langsung. Lagipula sepertinya tidak ada cara lain yang dapat mengembalikan kepercayaan Winwin padanya. Image-nya pasti sudah terlanjur hancur karena ucapan-ucapan dari Kai dan Sehun.

"Kau tahu apa alasan Kai menyuruhmu untuk menjauh dariku?" Chanyeol tertawa renyah, jelas meremehkan Kai. "Karena dia tahu aku bisa memberikan apa yang kau inginkan, Winwin."

Winwin menautkan kedua alisnya, jelas tidak mengerti dengan apa yang sedang lelaki bertubuh tinggi dihadapannya ini bicarakan. "Memangnya apa yang aku inginkan?" Tantangnya.

"Kehidupan kedua untuk Jung Haneul. Am i right?"

"Dan bagaimana kau bisa memberikan apa yang aku inginkan?"

Chanyeol tersenyum miring, sepertinya masih Winwin belum menyadari dengan siapa dia selama ini berbicara. "Karena aku adalah seseorang yang bisa melakukan segalanya, jika kau mau memberikan bayaran yang setimpal tentu saja." Rambutnya yang berwarna hitam sedikit berkibar akibat hembusan angin. "Aku lebih berkuasa dari yang bisa kau bayangkan, Winwin."

"Tidak ada manusia biasa yang bisa membangkitkan kembali orang yang sudah mati." Winwin memalingkan wajahnya. Apa Chanyeol pikir dia bodoh?

Menaikkan sebelah alisnya, Chanyeol kembali terkekeh. "Siapa yang bilang padamu kalau aku hanya manusia biasa? Kai? Sehun?" Ia tertawa rendah. "Because i'm not, kiddo."

"Jangan bercanda." Winwin mendesis. Dia tidak punya waktu untuk meladeni perkataan Chanyeol. Lelaki itu salah besar jika berpikir bisa mempermainkannya hanya karena Winwin sedang merasa frustasi.

Chanyeol tiba-tiba bangkit dari posisi duduknya dan berdiri menghadap kearah Winwin. Lelaki itu kemudian menjentikkan jarinya dan Winwin tidak bisa menahan dirinya sendiri untuk tidak membelalakkan mata serta memasang wajah seperti orang bodoh setelahnya.

Winwin tidak percaya Tuhan tapi apa-apaan yang dia lihat sekarang? Apakah itu api yang ia lihat keluar dari ujung jari Chanyeol? Tapi bagaimana bisa? Apalagi kobarannya terlalu jelas dan besar untuk dikatakan sebagai trik murahan belaka.

"Sebenarnya kau siapa?"

"Tanpa menjawab pun kau sebenarnya sudah tahu apa jawabannya kan?" Chanyeol lagi-lagi terkekeh. "Jadi bagaimana Winwin? Berniat untuk melakukan apa yang legenda itu lakukan? Aku bisa membantumu."

"Aku.. Apa yang kau inginkan sebagai bayaran?"

Seringai Chanyeol melebar. Ia tampak puas saat melihat Winwin masuk ke dalam perangkapnya. Seperti yang ia sudah duga, usaha Kai untuk menjauhkan anak ini darinya akan berakhir sia-sia juga pada akhirnya.

"Aku ingin nyawa-mu. Aku ingin hidupmu."

Winwin sudah menduganya. Tapi tetap saja.. Mendengarnya secara langsung memberikan sensasi yang berbeda.

"Aku akan menunggumu disini pada hari ulang tahunmu, Winwin."

"Bagaimana bisa—"

"Sudah aku katakan padamu sebelumnya, kan? Aku jauh lebih berkuasa dari yang bisa kau bayangkan, Winwin. Hal kecil seperti ulang tahunmu ataupun keinginan terbesarmu bisa aku ketahui dengan mudah."

Benar, tentu saja. Jika Chanyeol saja bisa menghidupkan kembali seseorang yang sudah mati, bagaimana bisa Winwin berpikir bahwa lelaki itu tidak bisa mendapatkan informasi tentang hal kecil seperti ulang tahunnya?

"Pikirkan baik-baik tawaran dariku, Winwin." Chanyeol bicara sekali lagi sebelum akhirnya beranjak menjauh. Meninggalkan Winwin sendirian di bangku taman.

Haneul,
Apa yang harus aku lakukan?




•••
What should i do?

Should i delete you or should i wait
Should i trust him or should i not

What should i do?
••

That Autumn - Winwin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang