Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku yaitu thalia, betrand, dan thania. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur dibawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kamipun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua
Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat dimana botol yang dahulu dikubur berada.Kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya.”
Kessokan hari, thalia berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami ber 4 pergi bersama ke suatu tempat dan disitulah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan anis berpacaran.
Begitu juga dengan betrand, dia pun berpacaran dengan thania. Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaan ku tidak enak.
“Perasaanku ngga enak banget ya?” Ucapku penuh cemas.
“Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab betrand dengan santai.
Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan maya terjadi.
“betranddd awasss! di depan ada juang!” Teriak maya.
“Aaaaaaaaaa!!!”
Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.
“maya.. kamu sudah sadar nak?” Tanya ibuku.
“Ibu.. aku dimana? Dimana thania , betrand dan thania?” tanyaku.
“Kamu di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya, betrand dan thalia tidak tertolong di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitihkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu.
“thalia, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” batinku berkata.
2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.
End
PS:ini cuma cerpen doang ya jangan dianggap serius