Irene baru saja tiba di aula student center yang luasnya lebih kecil dari hall utama yang di miliki kampus, irene langsung bergegas membantu teman teman panitia lain yang sudah lebih dahulu datang untuk acara yang sudah lama di persiapkan. Acara leadershipcamp bersama badan eksekutif mahasiswa untuk menyambut adik junior mereka dan memperkenalkan almamaternya.
"Eh ren, tumben telat?" Mata jiso mengarah pada irene yang dengan sigap membantu menata podium bersama dirinya, yang di sapa hanya tersenyum.
"Iya kesiangan, maaf ya". Sesal irene, bagaimana tidak kesiangan badanya terasa remuk sehabis naik motor seharian tidak nyaman.
"Tenang saja, yang lain juga pada sigap. Bentar lagi kan acara dimulai". Jiso melihat sekeliling mereka, tidak ada yang terlihat sedang bersantai. Matanya menangkap pemandangan sebuah kesibukan kecil, jiso fikir lebih baik irene membantu mereka.
"Kayanya tim acara lagi kesusahan, coba bantu deh ren". Pandangan irene pun beralih kearah pandangan jiso. Diapun mengangguk mantap walaupun sebelumnya dia ragu apa harus kesana, langkahnya pun dengan cepat menuju kearah yang jiso tunjuk. Disinilah titik profesionalnya harus di dahulukan.
"Kenapa tzuyu? Ada masalah sama laptopnya?". Tanya irene ramah, siempunya terlihat sedikit terkejut melihat irene datang kepadanya. Perang dingin memang sudah lama terjadi, Tzuyu hanya menganggukkan kepalanya pelan tanpa menjawab pertanyaan irene.
"Jangan diam sendiri, minta bantuan yang lain. Bentar lagi acara di mulai". Irene memperingatkan tzuyu, namun nampaknya tzuyu menangkap pernyataan irene lain, Tzuyu merasa kinerjanya sedang di nilai.
"Iya ini juga dari tadi aku kerjain. Tidak usah sok keliatan paling hebat deh!" Dari cara bicaranya yang menaikkan suaranya, Irene tahu Tzuyu merasa terusik. Irene berfikir mungkin Tzuyu tersinggung dan kalimatnya tadi ada yang salah.
"Bukan begitu, kalau mau aku bantuin asal kamu jangan diam saja kalau ada masalah" Irene mencoba meluruskan namun nampaknya sudah kadung Tzuyu tersinggung.
"Kamu fikir urus beginian saja tidak bisa?". Tzuyu beranjak dari duduknya dan dengan tajam menatap kearah mata irene.
"Tidak perlu jadi sok baik dan perhatian deh". Sindir Tzuyu lagi. Irene menghela nafas panjang dan menghindar dari keributan lebih jauh karena teman temannya sudah tidak fokus bekerja karena mereka berdua. Jiso dan dua teman Tzuyu pun menghampiri.
"Kenapa sih tzu? Irene aku suruh kesini buat bantuin kamu, kok marah marah?". Jiso mencoba menengahi. Irene menghela nafas panjang dan memilih meminta maaf.
"Aku minta maaf tzu, mungkin tadi aku ada salah bicara". Irene mengulurkan tangan kearah tzuyu. Saat itu juga rombongan Onew dan RM cs datang dan nampak bingung kenapa ruangan terasa hening. Onew sebagai ketua merasa ada atmosfir yang aneh mencoba melihat situasi.
"Loh, ada apa nih?", Onew melihat kearah irene yang sedang mengulurkan tangan "ada acara selamatan apa kok pada salam salaman?". Senyum kotaknya mengembang berharap dan mencairkan suasana. Tiba tiba terdengar pekikan suara tangis. Semua nampak terkejut.
"Aku mau mundur saja dari kepanitian ini bang onew".
Suara itu berasal dari Tzuyu. Dua temannya yang tak lain dan bukan Momo dan dahyun langsung merangkulnya dan menatap kesal kearah irene.
Damn, again another playing victim.
"Cukup ya irene. Kamu bisa tidak usah mengganggu Tzuyu lagi?". Dahyun memperingatkan Irene. Suasana kembali memanas dan membingungkan Irene hanya berdiam diri. Onew dan RM segera melerai. Tidak mau ada keributan dua betina di aula seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
M.V.P Mrs. Bae
Random" apa yang salah memangnya?" - Bae "aku tidak peduli " - V di belahan dunia ini, ada banyak kisah dan cerita tentang hati yang bertautan satu sama lain mengikat janji.untuk saling memahami, namun tidak dengan gadis cantik yang biasa di sapa irene, d...