8.RENCANA PERTUNANGAN

88 8 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTE!]

"BERHAK BAHAGIA ATAS DIRI SENDIRI"

Kaisan tiba dirumah oma-nya yang berada di pinggiran kota. Rumah itu memiliki nuansa jawa. Nyonya Kemuning, nenek kandung Kaisan adalah orang yang cukup disegani karena sudah terkenal sebagai pengusaha ulung. Beliau adalah sosok yang memiliki salah satu kebun teh yang cukup luas. Tidak hanya itu, Nyonya Kemuning bahkan juga melebarkan sayap di perusahaan tambang dan properti. Semua kekayaan itu adalah harta turun temurun. Kelak, sudah pasti Kaisan yang akan memegang kendali atas salah satunya.

Bi Dewi menjamu Kaisan dengan ramah begitu mendengar suara motor tuan muda itu.

"Mas Kaisan, mau pudding?Tadi bibi membuatkan pudding untuk oma, masih ada."

"Tidak usah bi, buatkan Kaisan teh jahe saja."

"Baik Mas."

Kaisan menatap ruang tamu, disana ada Maya, adik kandung dari ibu Kaisan. Wanita itu sejak kecil dipanggil 'Mama' oleh Kaisan sejak sosok bunda Kaisan pergi.

"Duduk Kaisan."

Kaisan mengikuti perintah Maya. Wanita itu menyodorkan amplop putih, benda yang sudah pernah Kaisan lihat beberapa tahun lalu, bahkan saking lamanya benda itu disimpan oleh Maya, warnanya hampir menguning. Seperti benda kuno yang masih dilestarikan.

"Mama harap kamu gak lupa, Kas."

"Kaisan gak lupa mam."

Maya mempersilahkan Bi Dewi yang datang untuk menaruh segelas teh jahe diatas meja kayu jati itu.

"Persiapkan diri kamu Kas. Mama akan segera hubungi keluarga dari calon tunangan kamu."

"Mam please, Kaisan ingin bahagia sama wanita pilihan Kaisan sendiri." Kaisan menatap Maya penuh harap.

"Ini pesan dari bunda kamu Kaisan, kamu harus ikuti. Kamu tidak bisa menolak."

"Kaisan gak mau mam terlibat dalam pertunangan yang gak Kaisan inginkan."

Maya menatap Kaisan tajam. "Kamu akan terbiasa dengan dia. Kamu akan terbiasa dengan pertunangan ini. Kamu akan perlahan menerima, semua hanya masalah waktu."

Nyonya Kemuning datang, ia tak berniat menganggu sebenarnya, tapi mendengar suara anak bungsunya yang sangat keras itu membuatnya terpaksa ikut andil. Sebelum terjadi pertengkaran antar generasi.

"Maya, jangan keras sama keponakan mu sendiri."

Maya menghela nafas panjang. Lelah menghadapi sikap keras kepala Kaisan. "Cucu mu ini coba lari dari kewajiban yang harus ia lakukan Bu. Ini peraturan dan jalan hidup yang harus ia terima dengan lapang dada."

"Omaaa...Kaisan tidak mau menerima pertunangan ini." Ucap Kaisan memohon kepada Nyonya Kemuning. Harapannya hanya ada di wanita paruh baya itu.

Nyonya Kemuning duduk di samping Kaisan. Beliau tersenyum kecil.

"Sebenarnya Kaisan, ada peraturan yang tidak tertulis disini."

"Bu...." Ucap Maya mencoba menghentikan ucapan Nyonya Kemuning.

"Maya!Biarkan Ibu bicara terlebih dahulu. Kamu tidak memberi kesempatan sama sekali kepada Kaisan untuk mengetahui peraturan yang selama ini tersembunyi." Nada suara Nyonya Kemuning naik lebih keras. Ia tak suka saat pembicaraannya terpotong begitu saja.

Nyonya Kemuning menatap dengan lekat ke arah Kaisan. "Kaisan, ada hal yang tidak kamu ketahui, kamu bisa menolak pertunangan ini jika memang kamu tidak menginginkannya."

KAISAN ; s e r a p h i cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang