"Maaf aku tidak bisa mengantarmu, aku harus menemui Delsin," Arlington membukakan pintu mobil mempersilahkan Shaleeya untuk masuk, "Hubungi aku jika kau sudah sampai."
Shaleeya tersenyum dengan ramah sembari satu tangannya mengusap perut, "Tidak masalah, terima kasih Arlington."
Pria itu sudah melakukan yang terbaik untuk membawanya melihat Abbey secara langsung. Arlington juga membantunya menyiapkan semua ini, itu lebih dari cukup.
Arlington masuk ke dalam mobilnya setelah memastikan Shaleeya sudah masuk ke dalam mobil yang dibawa Erdem. Pria itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju perusahaannya untuk menemui Delsin secara khusus.
Delsin sudah duduk rapi menunggunya di dalam ruangannya. Arlington menyerahkan sebuah map berwarna coklat kepada Delsin. Tanpa banyak bicara, pria itu membukanya dan membaca setiap tulisan yang tercetak disana.
"Ini fotocopy? kau tidak membawa yang asli?" tatapannya beralih ke Arlington yang baru saja duduk di kursinya. "Ya, aku tidak bisa mengambil yang asli, Abbey akan mengetahuinya."
Delsin menghela nafas pelan, "Baiklah, beri aku waktu satu minggu. Aku akan menelitinya lebih dalam."
"Satu minggu? lama sekali." cibir Arlington dengan enteng.
"Aku bukan dukun, aku seorang dokter Arlington. Ini bukan bidangku, kau terus memberiku sesuatu yang melampauiku."
"Lima hari, aku ingin_"
"Baiklah lima hari. Kau sudah melakukan apa yang aku katakan bukan?"
"Sudah, dia sudah memasang alat kontrasepsinya."
"Jangan terlalu sering melakukannya. Aku tau kalian pengantin baru tetapi untuk sementara sampai aku membawa hasilnya kepadamu..." peringat Delsin kepada Arlington.
Pria itu bergumam sebentar sebelum memotong, "Aku tidak janji."
"Demi kebaikan Abbey, kau harus bisa menahannya."
Abbey memberontak ketika tubuhnya ditarik, ia ingin berteriak tetapi mulutnya dibekap. Dengan inisiatif, Abbey mengigit tangan yang sedang membekap mulutnya sehingga tangan itu terlepas secara spontan.
Dengan cepat Abbey menoleh dan bersiap untuk berteriak, tetapi pria itu kembali membekapnya.
"Jangan berteriak, ini aku." pria itu melepaskan tangannya sehingga Abbey bisa melihat siapa orang kurang kerjaan yang sudah membekap Abbey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romantizm[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...