Bagian 3

1.1K 100 21
                                    

Kepala Nefal rasanya mau pecah melihat tingkah keponakan-keponakannya itu, mereka tampaknya tak turut serta merasakan kesedihan mendalam yang Nefal rasakan.

Nino berlari-lari di kamarnya, dan Abi terus mengejar Nino yang susah sekali memakai celana.

"Kak Nau keluar dulu dipanggil Papa" Naufal berujar lalu mengelus kepala Adik bungsunya dan setelahnya keluar dari kamar Naufal, meninggalkan Nefal dengan pasutri yang sibuk mendiamkan anak-anaknya.

"Nino pake celananya!" seru Abi yang sudah lelah mengejar putranya itu.

Nino menggeleng "Gamau... Nino kan superman gausah pake celana Papa!!!" ujar bocah enam tahun yang bicaranya sudah terdengar jelas.

"Nathan sisir Om Nefal jangan dijilat" panik Nagit sambil menggendong Nathan dan merebut sisir itu dari tangan mungil Nathan lalu melemparnya kearah Nefal, sontak Nathan kembali menangis lebih keras dari sebelumnya.

Nefal menatap sisirnya yang basah oleh air liur Nathan, lalu ia menoleh kearah Luna yang sedari tadi nampak anteng daripada kedua saudara kandungnya. Mata  Nefal menyipit ketika retinanya menangkap sebuah spidol berada ditangan Luna, alarm tanda bahaya seketika berbunyi di kepalanya, ia langsung loncat ke karpet dimana Luna duduk membelakanginya.

"TIDAAAK!!" teriak Nefal kala melihat jaket putih kesayangannya dicoret-coret Luna menggunakan spidol yang entah darimana Luna dapatkan.

Mendengar teriakan Nefal, Luna seketika kaget dan langsung menangis. Abi yang baru selesai memakaikan celana pada Nino segera mengambil Luna yang menangis keras. Tanganya masih memegang spidol, bukan hanya jaket Nefal yang terkena coretan, tangan dan kaki Luna juga terdapat coretan abstrak itu.

Nefal mengangkat jaketnya, menatap dengan nanar jaket putih kesayangannya yang harganya mahal dan ia beli diluar negeri. Nefal masih ingat betul membeli jaket tersebut saat dirinya tengah syuting diluar negeri untuk sebuah film bergenre romantis komedi, ia memerankan seorang Adik dari pemeran utama wanita yang selalu menghalangi pemeran utama pria yang mencoba mendekati Kakaknya. Dan ia masih ingat kalau film tersebut sampai masuk nominasi di acara penghargaan film bergengsi di Indonesia, meski film tersebut tak menjadi pemenang.

Mendengar kebisingan yang berasal dari kamar putra bungsunya, Mama Rissa dan Papa Hardi bergegas menuju kamar Nefal untuk melihat apa yang terjadi didalam sana. Baru saja Papa Hardi membuka pintu, Nino langsung menerobos keluar.

"Permisi... Superman mau lewaaaat" serunya.

Kamar Nefal nampak berantakan, Abi dan Nagit sama-sama sedang menggendong si kembar yang masih menangis. Nefal masih meratapi jaket putih kesayangannya, tatapan tajam ia layangkan pada Nagit, kesabaran Nefal pada anak-anak Nagit kini sudah habis.

Abi langsung menyadari kekesalan Nefal, "Mas Abi keluar dulu mau bersihin tangan dan kaki Luna" Abi berucap sambil berlalu keluar membawa Luna.

Melihat Nefal yang memegang jaket putih penuh coretan dan Luna yang masih memegang spidol saat dibawa keluar oleh Abi, Mama Rissa mendekati suaminya dan berbisik "Papa bawa Nagit keluar, dia suka gak tau dari kalo anaknya lagi bikin kesel Nefal"

Papa Hardi mengangguk, ia menghampiri Nagit dan cucunya "Sama Kakek yuk, kita liat balon meletus" bujuk Papa Hardi, Nathan yang masih menangis pun menggeleng.

"Liat cicak mau?" tawar Papa Hardi, Nathan menggeleng.

"Tikus?" lagi Nathan menggeleng.

"Liat ayam kokok mau?" kembali Nathan menggeleng.

"Udah Papa langsung tarik Nagit keluar" ucap Mama Rissa gemas karena suaminya itu lama membawa Nagit keluar.

Papa Hardi mendengus melihat lirikan tajam Mama Rissa, langsung saja ia menarik lengan Nagit agar segera keluar dari kamar Nefal seperti ucapan istrinya tadi.

- Keluarga Somplak -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang