Three words #2

9 3 2
                                    

Hayo hayo yang penasaran banget Alania kenapa wkwkwk. Ok sebelumnya terimakasih masih stay tune😊 -author

.

.

.

.

.

Tanganku ditarik olehnya sehingga jarakku dengannya sangat dekat, "hai...gadis yang malang. Kita bertemu kembali..". Dengan nada suara yang berat dan terdengar menakutkan, aku mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya."lepaskan! Lepaskan aku! Kau siapa?!", rintihku karena genggamannya sangat kuat. "hahaha...kau akan mengerjakan sesuatu untuk bosku", ancamnya. Aku masih mencoba untuk lepas darinya. Tiba-tiba, Minho datang mendorong pria itu hingga terjatuh. "menjauh darinya!", pria itupun membalas dengan memukul bagian perut Minho. Mataku terbelalak melihatnya, iapun terjatuh karena dipukul oleh pria itu. "min..min gapapa kan?min...", aku menggoyang-goyangkan tubuhnya berharap ia tak apa-apa. "hahaha kamu ingin mati ya?", sambil mengarahkan pukulannya padaku. Aku otomatis memejamkan mata, ternyata aku tidak terkena pukulan itu.

Karena dielak oleh Bagas yang entah kapan dia datang. "kurang ngajar! Berani-beraninya kau!", terjadi perkelahian yang sengit diantara keduanya. Akhirnya, Bagas berhasil membuat pria itu terjatuh kesakitan. "tunggu pembalasanku gadis malang!", ancamnya dan pria itupun lari terbirit-birit. Aku menopang Minho untuk dibawa ke ruangan atas, "gas bantu aku". Iapun membantuku menopang Minho. Saat memasuki pintu belakang café, terlihat Dira yang terkejut melihat kami. Pandangannya seperti menanyakan apa yang sudah terjadi . Sementara aku dan Bagas pergi ke atas, Dira melirik Mitsuko memberikan isyarat untuk segera menutup toko. Lalu, Dira melirik Brian juga. Brian langsung mengerti dan menutup semua gorden.

Akhirnya, aku dan Bagas berhasil merebahkan Minho di tempat tidur. Bagas bergegas mengambil kotak P3K yang berada di atas lemari. Mitsuko keatas bersama Dira dan Brian, membawa kain dan air hangat. "ah terimakasih", aku mengambil kain itu dan menyelupkannya untuk membersihkan terlebih dahulu luka yang ada di wajahnya. Bagaspun kembali dengan kotak P3K dan menyimpannya didekatku.

"apa yang telah terjadi?", Brian membuyarkan kesunyian. Aku hanya menatap Bagas dan kembali mengobati Minho. "tadi ada orang gak kenal mau nyerang Alania,terus si orang itu sebelumnya nyerang Minho",jawab Bagas. "jadi semua ini karena Alania?", tanya Brian kembali dengan nada sedikit membentak. Aku yang mendengarnya hanya bisa tertunduk. "udah! Semuanya terjadi gitu aja. Ini bukan salah Alania", bela Mitsuko. Sambil memandang Minho yang masih pingsan, aku berusaha menahan agar tidak menangis. Dira menghampiriku dan mengusap-usap punggungku agar tenang. Sementara itu, Bagas menarik Brian ke bawah.

"apaan sih lo narik-narik gue?!",elak Brian. "lo sadar ga sih perkataan lo tadi nyakitin Alania?", tanya Bagas dengan kesal. "jadi lo bela dia?! Iya?! Emang salah dia kok, yang punya masalah dia kok jadi kita yang kebawa-bawa?", Brianpun emosi mendengar pertanyaan Bagas tadi. "inget bray, kita temenan dan udah kayak keluarga. Siapapun yang kena masalah pasti semua kena", jelas Bagas. "serah lo deh!", sambil beranjak pergi dan mendorong Bagas.

"brian..", aku memanggilnya dengan suara pelan. "mau apa lo kesini?",tanyanya ketus. "aku...aku...aku minta maaf...karena telah melibatkan kalian...", jawabku dengan terbata-bata karena aku sangat merasa bersalah. "maaf lo bilang? Lo liat! Minho jadi terluka karena lo! Nyawa kita terancam karena lo!", bentaknya. Aku hanya tertunduk dan diam di tempat. Brianpun pergi. Aku langsung berlari keatas kembali dengan cepat. "al! tunggu al!", panggil Bagas. Aku tidak menghiraukannya,semuanya salahku seharusnya aku menyerahkan diri tadi.

-Dira PoV-

Aku melihat Alania kembali dari bawah, tetapi wajahnya sangat suram. Hampir terbilang jarang aku melihat ekspresi mukanya seperti itu. Walaupun wajahnya terlihat cuek, tetapi saat melihatnya suram seperti itu aku sangat tidak bisa. Iapun duduk dekat jendela,dengan kaki dan tangan melipat lalu membenamkan wajahnya. Tak lama, Bagaspun datang dari bawah juga. Saat ia ingin menghampiri Alania, aku menahannya. "biarkan dia sendiri dulu. Kalo lo deketin sekarang, dia malah kacau", iapun tak jadi menghampirinya. Nampak mukanyapun sangat bersalah, melihat Alania seperti itu apalagi ia adalah orang yang dicintainya saat ini.

"mendingan lo pulang istirahat, biar gue sama Mitsuko yang jagain mereka disini".

"hm..baiklah. kalo ada apa-apa, hubungin gue", jawabnya sambil beranjak pergi.

Sudah tengah malam, Alania masih saja ditempatnya tidak beranjak. Kejadian tadi membuatnya tidak bisa tidur.Bagaimana tidak, saat-saat dimana ia menghirup udara segar. Saat itu pula dia begitu juga dengan teman-temannya terancam seperti ini. Malam yang kelam,dengan suasana yang sunyi. Semakin menambah rasa berfikir Alania.
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
.







Wah wah gimana tuh?jadi ancaman? Wkwkwk stay tune terus ya 😊menurut kalian apakah ini akan berlanjut? Atau akan bersambung? Hmm kita liat aja nanti,jangan lupa isi kolom komentar dan vote juga ya 😉


Next~

Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang