Udara pagi selalu bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan. Aku menikmati keheningannya dalam kesendirian diiringi gerimis yang sepertinya akan mulai berganti hujan, hingga akhirnya aku terusik dengan getaran ponselku yang menandakan ada pesan yang masuk.
From : Ai 💘
“Bulan depan aku pulang, tapi mungkin 1 atau 2 hari”
masih dengan raut wajah yang bingung, aku menjawab pesan itu “Dalam rangka apa? Tidak mungkin kan Liburan hanya 1 atau 2 hari?”. Masih memikirkan ada angin apa tiba-tiba anak ini mengirim pesan seperti itu, balasan pun masuk “Aku ingin bertemu dengan calon -pasangan hidup- (semoga), ingin bertemu keluarganya untuk mengutarakan niatku”.
Sejenak aku terpaku membaca tulisan itu. “oh, siapa ? kapan?“ terkirim dan tak lama kemudian nampak 1 nama di layar ponselku :Ai 💘 – calling
Ku geser tombol hijau pada ponselku dan suara diseberang sana mulai menyapa “Dia teman magang waktu kuliah, daerahnya tidak jauh dari tempat kita kuliah dulu“
sambil berpikir akupun menyahutinya “Oh, yang waktu itu pernah liburan bersama ya?”. Sayangnya tebakanku meleset kali ini dan dia dengan rasa kemenangan menjawab “Ehm, nanti kalau kita bertemu akan aku ceritakan yang mana. Bisakan kita bertemu kalau nanti aku pulang?”
“Siap !, Ai.. Aku rasa, kamu sangat bahagia sekarang ini” jelasku dengan nada bercanda
“Tampakkah kalau aku bahagia?” tanya suara di seberang sana
“Iya, selama aku mengenalmu, aku tidak pernah mendengar atau merasa kamu sebahagia ini. Selamat ya?” kalimat macam apa ini –pikirku.
“Iya, kamu juga segera cari calon” “Carikan. Aku terlalu sibuk kerja” elakku sebisanya. “Tapi, nanti saja memikirkan hal itu. Masih harus sibuk mempersiapkan pernikahan sahabat-sahabatku dulu” sambungku
“Kamu itu sibuk mengurus pernikahan orang lain, kapan kamu mengurus pernikahanmu sendiri?” selidiknya
“Melihat orang-orang yang aku sayang bahagia, akupun turut bahagia. Meski terkadang semua itu bukan karena atau bersamaku, that’s what bestfriend are for” tuntasku
“Okelah, sampai bertemu nanti, pastikan kamu juga bahagia seperti yang aku rasakan? OK? Morning Na” tegasnya
“I should. Morning Ren” akupun menutup percakapan itu, masih dengan rasa yang sedikit mengganggu.’You’ve done well, Na. At least, you’ve given and done your best!’ bisikku pada diriku sendiri.
Kupejamkan mataku sejenak diiringi suara-suara yang tidak ingin aku dengar ‘Sanggupkah aku bertemu denganmu? dan menunjukkan kebahagiaan dihadapanmu jika hatiku berkata yang sebaliknya?’ Ku tatap layar ponselku masih dengan isi chat yang terakhir.
Ternyata, nama yang selalu terselip dido’aku telah menemukan kebahagiaannya. Namun, itu artinya Ia bukan -untuk- bersamaku. Mungkin, kali ini Tuhan sedang tidak berpihak kepadaku atau tuhan memang sedang mengajariku arti sabar dan ikhlas.
Kali ini, udara pagi terasa menyesakkan diiringi gerimis yang telah menjadi Hujan bahkan mulai melebat. Seketika semua kenangan yang pernah dilewati bersamanya melintas seperti scene dalam film yang berputar dari awal hingga akhir. Mungkin ini memang akhirnya, tak selamanya cerita memiliki happy ending, bukan?
Ini selalu menjadi salahku, tidak seharusnya rasa itu kubiarkan tumbuh tak terkendali kepada “sahabat” ku sendiri, yang sudah jelas akan sangat bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat jika sampai rasa itu bersambut.
Meski selalu terjadi penyangkalan dari diri ini akan arti hadirnya, pada akhirnya aku sadar ‘tanpa dia, fase selanjutnya akan terasa sulit untuk ku lewati’.Aku selalu menyukai hujan, tapi kali ini aku juga membenci hujan. Bagaimana mungkin aku bisa menyukai dan membenci hal yang sama dalam waktu bersamaan?
This isn’t right ... but ,..
Movie’s Over ...
No more Renjana for Naren ?_Ren, Mencintaimu seperti memiliki luka yang indah (delete text)_
” This longing seems a little sick,
These tears seems a little serious,
This pain in so unbelievable
That doesn't seem like I can't just trust time to heal meThis sadness doesn't seem right,
My heart has gotten hard, it falls to the fall, breaks, and shatters “
– This isn't Right – 탑독
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie
FanfictionNaren - Renjana _Hujan dan Kamu_ Naren (Jaemin) Renjana (Renjun)