"ya...kalian kakak beradik. Dan aku? Aku adalah ayahmu".
Alania semakin tidak percaya.
"tidak tidak tidak. Ini tidak benar, gas ini gak bener kan? Yang dikatain dia gak benar kan?", Alania menghampiri Bagas sambil menunjuk Arya. "namanya bukan Bagas. Tapi, Adrian", Alania sangat tidak percaya. "apa maksudmu?! Menyuruh orang untuk membawaku kemari?! Bisa kan meminta dengan baik-ba-".
Plak
Belum selesai berbicara, pipi Alania ditampar oleh Arya. "hey!bukannya kau janji-", bahkan Bagas dipukul. Aryapun menjambak rambut Alania, sehingga ia tidak bisa apa apa. "sstt aw", lirih Alania. "dimana kamu menaruh kunci itu?!", bentak Arya. "kunci apa yang kau maksud? Aku tidak tahu apa-apa", jawab Alania. "bohong!", bentak Arya. "aku benar-benar tidak mengetahuinya", lirih Alania kesakitan.
Sementara Bagas mencoba untuk berdiri. Dan ia berhasil berdiri, lalu mengambil kotak itu. Setelahnya, ia pergi keluar ke tepi jurang yang tak jauh dari rumah itu. "hey mau kemana kau!", sambil membawa Alania dan mengejar Bagas. Sampailah Bagas di tepi jurang, "dengar Arya! Jika kamu mencelakainya. Aku akan lempar kotak ini!", ancam Bagas. "hahaha... aku yakin kau tidak akan melakukannya", Arya mendorong Alania. "aaw! Gas jangan lempar kotak itu...kalau kamu lempar, kamu akan celaka", Alania memohon.
Bagus, sebentar lagi semuanya akan jadi milikku -Arya
Akhirnya Bagas berjalan untuk menyerahkan kotak itu pada Arya. Saat akan berbalik dan menghampiri Alania, Arya mengeluarkan belati. "Bagas! Awas!", Alaniapun berlari. Dan...belati itu mengenai perut bagian kiri Alania. "Alania!", sambil menahan badan Alania yang jatuh karena ditusuk belati. Sementara itu, Arya berhasil mendapatkan kuncinya yang dipakai kalung oleh Alania.
"hahahaha semuanya akan jadi milikku!!!", teriak Arya. "tidak semudah itu", suara dingin dan familiarpun muncul.
Dor
Arya ditembak olehnya, sehingga Aryapun mati. Ternyata, ia adalah Brian. Setelah menembak Arya, ia menghampiri Alania dan Bagas. "cepat bawa ke mobil dan pergi ke rumah sakit", sambil mencoba mengangkat Alania. "jadi..kau-", "sudah nanti kita bicarakan". Merekapun bergegas ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Alania ditindak secara cepat di ruang ICU. Sementara, Bagas dan Brian menunggu di luar sambil menghubungi yang lainnya. Tak lama setelah itu, Dira, Mitsuko, Clarapun akhirnya datang. "di-dimana Alania?", Dira bertanya dengan menahan tangis. Mendengar itupun, Brian melirik ke pintu yang bertuliskan 'ICU'. Seketika, Dira terduduk karena saking tak percaya. Mitsuko dan Clara mencoba menenangkannya. "apakah Minho sudah tahu tentang hal ini?", tanya Mitsuko. "ia susah dihubungi", jawab Brian.
Satu jam tim medis memberi tindakan pada Alania, akhirnya dokterpun keluar. Semuanya otomatis berdiri, "dok..bagaimana keadaannya?", tanya Bagas. "em..ia hampir kehilangan banyak darah. Tapi syukurlah, ia tetap hidup dan ia masih kritis sekarang", jawab dokter. Awalnya Bagas Nampak sedih mendengarnya. Karena terbawa emosi, iapun memegang kerah baju Brian. "apa yang kamu lakukan padanya?! Mengapa kamu berkhianat seperti ini?! Apa salahnya sampai-sampai kamu tega melakukan hal itu padanya?!". "sudah..gas. Ini rumah sakit, lagipula Alania juga butuh istirahat", sela Dira memisahkan Brian dari Bagas.
Brian hanya tertunduk saja, ia merasa sangat bersalah atas apa yang dilakukannya pada Alania. "aku....aku...minta maaf....", lirih Brian. "minta maaf katamu?! Minta maaf saja tidak cukup membayar perbuatanmu!", Bagas kembali terbawa emosi. "sudahlah.., Bray mengapa kamu melakukan semua ini?", tanya Mitsuko. "aku...akan menceritakan semuanya...".
Semakin roller coaster ga tuh emosi kalian? Hahaha, jangan lupa vote dan isi kolom komentar 😴😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}
RomanceAlania Maheswari Darlena, seorang manager Going Merry Cafe yang terletak di negeri berselimut putih. Kesehariannya yang tenang dan modis,membuat kedua pria jatuh cinta padanya. Kedua pria itu adalah temannya yang bekerja di Going Merry cafe tersebut...