1. Promise

6 1 0
                                    

"Sebuah janji dapat memberi kekuatan jika diucapkan pada orang, waktu dan untuk alasan yang tepat"

~Anonim~

***

Senja di puncak gunung MahaMeru. Nampak 4 orang yang Nampak menantikan sunset dengan menatap kearah hamparan awan yang berwarna orange kemerah-merahan.

"Wuiihh! Keren amet bro! This is my frist time go to Maha Meru Bro!" Teriak seorang berbadan tinggi kurus dengan lantang. Dan orang itu adalah Calvin.

"Gue juga Vin, ini kali pertama gue muncak ke sini" Sahut Tara dengan tersenyum bangga. Albi menimpali kekaguman mereka dengan anggukan antusias.

Sedang Farren, dia melempar tas punggungnya kesegala arah dan berteriak kesal. Garis bawahi Berteriak KESAL bukan Kagum.

"Jangan bacot melulu lo pada! Buruan take picture! Keburu sunset-nya ilang!" Ucapnya ketus, dengan melempar kamera yang terkalung dilehernya kearah Calvin, beruntung Calvin mampu menangkapnya meskipun dengan mencak-mencak kesal. Sedang Tara dan Albi yang sudah hafal akan sifat tak sabaran Farren hanya bisa menggeleng pelan.

"Oi! Itu kamera kesayangan gue! Main lempar-lempar aja lo kampret!" Protes Calvin dengan mengelus-elus kameranya.

"Anjir! Buruan! Keburu sunsetnya jadi moonset!" Dumel Farren lagi dengan wajah kesalnya. Yang sukses disambut gelak tawa ketiga temannya.

"Sejak kapan ada istilah Moon set dodol!" Cibir Calvin ditengah tawanya.

"Ck. Siapa suruh lo pade berkagum-kagum ria! Moment tuh diabadiin! Bukan diliatin doang!" Solot Farren dengan wajah galaknya.

"Iya, iya bro, nggak usah ngomong pake urat segala elah" Pasrah Calvin akhirnya dengan mengaktifkan flash kameranya. Dan mengabadikan potret mereka dibawah sinar sunset yang indah dengan bendera merah putih ditangan Farren.

Usai berfoto ria, mereka berselonjoran menikmati pemandangan indah tersebut, dengan membundar.

Calvin menuliskan sesuatu di secarik kertas, lalu menyodorkannya kepada Tara disampingnya.

"Ikrar Janji Personil The FACT?" Baca Tara heran dengan tanda Tanya diakhir bacaannya.

"Iyap Bros! Tinggal tulis aja harapan kalian di masa depan buat persahabatan kita, dan kita ikrar kan harapan itu, jadi sebuah Janji yang harus kita lakukan!" Jelas Calvin bersemangat.

"Cih! Sok janji-janjian kayak cewek aje lu!" Ejek Farren dengan tersenyum mengejek.

"Sembarangan! Itung-itung itu buat intropeksi juga kali bro, biar kita gak gini-gini aja sampe tua entar! INGET. Bentar lagi kita mau SMA!" Jelas Calvin ngotot.

"Lo aja kali, gue nggak" Ujar Farren datar.

"Lo ngomong udah kayak nggak punya salah aja Ren...Ren..! Dosa lo tuh udah banyak banget sama kita-kita tau" Cerocos Calvin dengan menatap tajam kearah Farren yang Nampak tak acuh.

"Bodo amet"

"Astaghfirullah, jangan ribut di puncak! pamali! Ayo ajalah kalo mau bikin janji, keburu makin malem" Nasihat Tara dengan wajah lelahnya. Karena, Farren kalau udah adu bacot sama Calvin bisa sampai shubuh.

Akhirnya usai mendengus kesal, Farrenpun mengikuti keinginan Calvin, yang menurutnya terlalu kekanak-kanakan.

Tara menuliskan : 1. Gue harap kita bisa berbagi dalam keadaan susah ataupun senang. Jangan sampai bersikap egois dan menghancurkan persahabatan kita.

THE F.A.C.TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang