bab 3

0 0 0
                                    

Dila pulang dengan mata sembab, ia baru pulang jam delapan malam karena ia sempat ke suatu tempat untuk menyendiri dan memenangkan hati.

"Assalamualaikum mom, salam Dila

"waalaikum salam, sana mandi terus makan, suruh Bu Maya yang sudah ada di rumah, ia ambil job dari pagi hingga jam tujuh.

"gak, Dila gak mau makan uang haram lagi, jawab Dila membantah.

"Hei!! sentak Bu Maya, dan sukses membuat Dila tersentak dan kaget, Dila melihat wajah momy nya itu menggambarkan emosi, Dila tak berani dan sangat takut.

"iya mom, ujar Dila menurut.

Setelah mandi, Dila menuju ruang makan, lalu melahap makanannya.

"Mom, panggil Dila

"Apa jawab Bu Maya sinis

"mom berhenti kerja ya, biar Dila aja yang cari kerja, ujar Dila terbata bata karena takut.

"berisik, lanjutin makannya, jawab Bu Maya dengan suara agak tinggi, dan Dila tidak bisa berkutik.

Dila keluar rumah menuju ke arah rumah David, ia hendak mencari teman karena ia belum ngantuk, belum sampai di rumah David, Dila melihat David keluar dari rumahnya.

"Kak David, panggil Dila

David menoleh lalu tersenyum tipis.
"Dila, ngapain? tanya David heran

"gwe bosen di rumah, terus gwe cari rumah Kaka, dan ketemu di sini, jawabnya

"mau ikut? tanya David tiba-tiba

"kemana?

"pasti kamu lagi sedih kan?

"iya sih, tapi mau kemana?

"ikut aja.

Mereka berdua menuju suatu tempat, sesampainya di sana, David tersenyum.

"Ambil wudhu, suruh David pada Dila

"kita ke masjid kak? tanya Dila kaget, dengan membulatkan matanya

"emang kenapa?

Setelah mengambil air wudhu, mereka sholat, disana Dila mencurhatkan masalahnya kepada sang pencipta, danmenemukan ketenangan  dan jauh dari huru hara yang fana masalah dengan dunia, David pun merasakan yang sama.

"Lo mau lebih tenang? tanya David

"emang ada lagi? Kaka kalo sedih pasti ke sini? tanya Dila penasaran.

"gak, ini juga pertama kalinya gwe ngelakuin ini, karena gwe lihat tayangan tv, dan gwe baru nyadar, dan langsung ke sini, jelas David.

"oh, apa ketenangan yang satunya lagi?  tanya Dila tak sabar

"ngaji, jawabnya.

"emang Kaka bisa?

"bisa, pasti Lo gak bisa kan? biar gwe ajarin ya, ujar David

"iya

"Bismillahirrahmanirrahim, Alif Lamm minim, tirukan, suruh David

"Bismillahirrahmanirrahim Alif lam min

"panjang pendeknya di perhatiin dong!!

"oke aku coba lagi, Alif Lamm min

"loh kok min? gob*ok banget sih!! sentak David.

Tak terasa malam semakin larut, dan mungkin semua orang telah terlelap dalam mimpi mimpinya, tapi tidak dengan David dan Dila, mereka masih sibuk mengaji, mencari ketenangan jiwa dan hati mereka.

Ketika sedang mengaji, tiba-tiba Dila mendengar suara cekikikan dari arah kamar mandi wanita, membuat mereka takut.

"kak suara apaan tuh? tanya Dila sambil mendekatkan dirinya pada David.

"gwe juga gak tau, jawab David.

"emang di masjid ada setan?

"banyak lah, jawab David

Saat sedang ketakutan, sosok besar nan hitam menghampiri mereka berdua, sontak Dila memeluk tubuh David sangat erat, mereka sangat takut, Dila menyembunyikan wajahnya di dada kiri David, sedangkan David melipatkan tangannya di tubuh Dila sambil membaca ayat kursi.

"Dil, udah aman, sekarang kamu buka mukena kamu dan kita pulang, ajak David

"beneran kak, jawab Dila lalu melepaskan pelukannya dan segera membuka mukena dan berjalan di samping David.

Ketika di jalan, Dila menendang sesuatu, lalu Dila melihatnya, betapa kagetnya Dila saat sesuatu yang ia tendang adalah kepala terpenggal, lalu Dila menjerit membuat David ikut menjerit.

"Ada apa Dil?

"kepala kak, kepala, tunjuk Dila pada kepala itu.

David mengalihkan pandangannya ke arah yang di tuding Dila, namun ia tak menemukan apa-apa.

"Gak ada apa-apanya kok, jawab David

Lalu Dila menoleh kembali yang ia tunjuk, benar disana sudah tidak ada apa apa, ia kembali hendak memandang wajah David, namun lagi-lagi ia di buat terkejut, ia melihat David ketawa ketiwi dan memandang dirinya sangat lekat dan hendak meraih tangan Dila, Dila menjerit sangat takut, lalu ia coba menyadarkan David.

Plakk, Dila menampar pipi David berharap David akan sadar, tapi kini takdir tak berpihak dengannya, ia malah melihat David memajukan wajahnya ke wajah dirinya, tak ada yang bisa dila lakukan lagi, selain menjerit sekencang-kencangnya, alhasil David sadar dan sempat melihat mulut Dila yang terbuka lebar dan sempat memasukkan daun yang ia ambil dari bawah.

"Kak David, panggil Dila sambil terengah-engah karena capek telah mengeluarkan suara dirinya sepenuhnya, lalu meledekan daun yang ada di mulutnya.

"apa?

"Kaka gak nyadar? tanya Dila masih terengah-engah

"sadar apa? gwe tiba-tiba saja liat Lo jerit, ya gwe masukin daunlah, jawabnya

"ini beneran kak David? tanya Dila yang masih ragu.

"ya iyalah, emang siapa?

Wajah Dila terlihat merah dan banyak keringat di pelipisnya, David yang melihat itu heran dan bertanya-tanya.

"kamu kenapa Dil? tanya David

"gwe takut kak, lirihnya lalu air matanya mengalir dari mata indahnya.

"Lo emang kenapa? bingung David, ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi.

"isakan tangis terdengar oleh David, membuat ia semakin khawatir dengan orang yang kini di depannya.

"kenapa gwe jerit gak ada yang denger? tanya Dila heran masih dengan tangisan mengiringi

"kita kan di depan karangan, bukan di depan rumah orang, jawab David.

"oh iya, ujar Dila sambil melihat-lihat keadaan

"kamu kenapa sih takut banget?

"gwe takut kak

David memberanikan diri memegang Dila, tapi langsung di tepis oleh Dila.

"Lo kan takut, Lo butuh gwe kan? David kembali mengulurkan tangannya hendak memeluk tubuh Dila.

"jangan kak, jawab Dila sambil gemetar

"Gwe gak akan apa apain Lo, gwe cuma kasihan sama Lo, sekarang Lo lagi ketakutan, cuaca juga dingin, belum sempat melanjutkan kata-katanya Dila langsung memeluk David dengan erat, tangisannya makin menjadi, tubuhnya gemetar lalu tangannya begitu dingin, David membalas pelukannya lalu mengajak Dila pulang dan mengantarnya ke rumah Dila, mereka memang agak dekat rumahnya, cuman karena beda gang, Dila juga tidak pernah main jauh, jadi mereka tidak saling kenal.

The problemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang