First Love.

292 30 26
                                    

Tidak terasa waktu terus berjalan sampai aku tidak menyadari hari ini sudah classmeeting saja yang menandakan aku akan naik kelas 12 kemudian banyak ujian yang aku laksanakan kemudian lulus. Ahhh... kenapa masa SMAku terasa hambar, tidak seperti yang orang lain ceritakan yang mengatakan kalau kisah SMA itu sangat menyenangkan. Tapi aku merasa hambar, tidak ada yang istimewa, sama saja seperti SD dan SMP. Hanya saja, saat SMA ini aku memiliki teman seperti, Arindha, Mawar, Alynna dan Azrana.



Seperti saat ini aku sedang bertugas untuk mendokumentasikan setiap pertandingan. Saat ini aku sedang bertugas bersama Milan mengambil potret siswa bermain futsal. Saat ini futsal sedang berlangsung antar kelas 12 IPA 3 vs 12 IPS 5, yang tidak lain kelas Arseno dengan kelas Bumi, Reno, Aryan, Yoga dan Elang tetapi Bumi dan Yoga tidak ikut bermain, hanya Reno, Aryan dan Elang.


"Lo abis classmeet, mau kemana lagi, Lan?" Basa-basi Milan yang sedang berdiri disampingku.


"Langsung balik." Jawabku seadanya.


"Nggak jalan sama temen-temen lo?"


"Belum tau sih. Dari pagi gue nggak sama mereka."


"Kalo nggak ada acara, jalan yuk?"


Aku meliriknya sebentar, kembali menatap kearah lapangan futsal.


"Gue nggak suka jalan, Lan, sorry ya. Lain kali aja." Tolakku halus.


"Maksud gue---"



Bruk!



Aku terkejut ketika bahuku sedikit di dorong yang ternyata Bumi. Tiba-tiba ia berdiri diantara aku dan Milan. Milan menatapnya bingung kemudian Milan berpindah tempat menjadi di sampingku. Aku menatap Bumi bingung, ia hanya menatap kearah lapangan dengan tangannya dimasukkan kedalam saku celana trainingnya.





"Lo anak jurnal kan?" Suaranya terdengar dingin.


Aku menatap Milan, begitupun dengannya yang menatapku dengan kerutan didahinya.


"Lo berdua anak jurnal?" Suaranya kembali bertanya.


"Iya, kenapa?" Milan menjawab sekaligus bertanya kembali.


Bumi menoleh kearah Milan. Sorot matanya menunjukkan ketidaksukaannya pada Milan. Aku tidak suka tatapan Bumi pada Milan. Aku pun lalu menarik Milan menjauh dari Bumi ke lain tempat, yang terpenting tidak bersama Bumi.


"Si Kibum kenapa deh, Lan?" Tanya Milan padaku.


"Nggak tau, nggak jelas banget. Kenal juga nggak, sok-sokan nanya."


"Lo kayaknya nggak suka banget sama dia?"

Tinggal KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang