Pelajaran?

14 2 0
                                    

Pagi ini pun masih sama, di awali dengan perdebatan mamah papah veera. Dengan berjalan cepat veera keluar dari kamar dengan seragam sekolah yang sudah melekat untuk melihat apa yang terjadi, dan seperti dugaan veera mamah nya pasti akan menangis.

"UDAH MAS KALAU KAYAK GINI MENDING AKU PERGI DARI SINI DAN KITA PISAH!" Kata mamah veera sambil menangis sesegukan.

"Gak ada yang boleh pergi dari sini, gk ada yg akan bercerai. Kalau sampe kamu ngelakuin itu hal buruk akan terjadi pada veera, dan kamu cuma akan menjadi ibu yang payah chin" Ucap papah veera mengancam.

"Udah ribut ribut nya? Kenapa gk pukul pukulan aja sekalian?" tanya veera dengan sorot mata tajam menatap papah nya.

"Sudah lah aku pergi dulu, rumah ini terasa seperti neraka. Tidak ada kenyamanan." kata papah veera sambil berjalan keluar rumah.

"Maaf pah, tapi bukan kah rumah ini tidak memiliki 'ketidaknyamanan' yang anda maksud itu karena perbuatan anda sendiri. Papah sudah gagal menjadi seorang Ayah dan Suami, Bukan kah kita memiliki sebuah pegangan dan kepercayaan yang mengajarkan kita kalau suami dan istri harus setia dan memiliki satu istri atau suami saja dalam hidup kita?" Ucapan Veera membuat papah nya berhenti, tetapi hanya sebentar. Papah veera langsung berjalan lagi keluar rumah.

Veera beralih melihat mamahnya yang tersenyum ke arah veera lalu berkata "Gak seharusnya kamu begitu ke papah sayang, dia pasti sedih" mendengar ucapan mamah nya veera hanya menghela nafas lalu menganggukan kepalanya.

"Lebih baik mamah istirahat, veera nanti sarapan di kantin aja" kata veera sambil berjalan ke arah mamah nya, lalu mencium tangan mamah nya "veera ke sekolah dulu mah".

***

Sampai lah veera di sekolah, sebelum masuk veera melihat ratu yang sedang menangis. Veera berlari kecil ke arah ratu.

" Lo kenapa rat? Siapa yang buat lo kaya gini?" tanya veera dengan nada khawatir, sedangkan yang di tanya hanya menunjuk ke arah makanan yg sudah berantakan di koridor. Dan di sana lala, anna, fani sudah berlari ke arah veera dan ratu.

"Cepet bilang siapa yang berani bikin lo nangis!" ucap veera tegas

"Raja hiks... Raja ngebuang makanan yang ratu kasih. Padahal ratu udah bangun pagi pagi hiks buat bikin makanan itu" Ucap ratu sambil sesegukan, melihat ratu seperti itu lala, anna, fani, dan veera sangat geram.

"Dasar laki laki brengsek" Veera bergumam seraya mengepalkan tangan nya, dia langsung berlari menuju kelas raja. Yang lain pun menyusul karena tau Veera akan berbuat sesuatu yang tidak baik.

Saat Veera melihat raja dan teman nya berada di depan kelas, Veera langsung berjalan pelan dan berhenti di depan raja.

"Wah wah wah, temen gw tadi di depan kelasnya nangisin cowok bajingan kaya lo eh tapi lo nya enak enakan di sini" kata veera sambil berkacak pinggang lalu menatap sinis raja dari atas sampe bawah. Sementara teman teman raja hanya memerhatikan veera.

"Kalau gak mau makanannya yah gak perlu dia buang gitu dong. Gak punya tata kerama? Oh atau jangan jangan orang tua lo gak pernah ngajarin lo gimana bersikap yang baik terhadap perempuan? Ck ck ck kasian yah orang tua lo, gk bisa didik anak nya dengan baik" veera mengatakan itu sambil tersenyum sinis ke arah raja. Setelah mengatakan kata terakhir raja mendorong veera sampai veera terjatuh, para siswa siswi yang melihat di buat kaget. Segera Fani maju lalu menampar pipi Raja, fani benar bemar geram tadi ratu sekarang veera.

"Pfft Selain kekurangan akhlak, ternyata lo juga ringan tangan yah raja." veera benar benar ingin tertawa sekarang, kelakuan raja mengingatkan dia pada papah nya.

"Veera stop, jaga batasan lo" kali ini elang angkat bicara. Elang menarik tangan veera dan membawa veera pergi dari tempat itu. Lalu berhenti di belakang sekolah.

"KENAPA?!" veera benar benar marah sekarang, ia belum selesai memberi pelajaran pada raja malah di tarik oleh Elang.

"Apanya?" jawab elang pelan

"KENAPA LO NARIK GW? GW BELUM SELESAI NGOMONG SAMA RAJA"

"Hufft. Ini urusan ratu sama raja lo gak perlu semarah itu sama dia, gw tau banget dia gimana. Gw tau dia masih sayang banget sm ratu, buktinya dia gak mau ratu mutusin dia. Lagian kalaupun lo mau marah gak perlu sampe bawa orang tua raja, raja itu orang tua nya  selalu sibuk jadi raja jarang ngobrol atau komunikasi sm orang tua nya" Veera tersentak dengan omongan elang, kali ini dia benar benar salah. Dia termakan oleh amarah nya sampai gak mikirin perasaan orang lain.

"Gw mau minta maaf ke raja. Tapi gw gk mau narik kata kata gw soal dia brengsek" veera benar benar sudah tenang sekarang. Elang mengangguk lalu memegang tangan veera dan tidak lupa mengelus kepala veera. Mereka berjalan bersama ke arah kelas Elang.

Di depan kelas masih ada ratu, lala, fani, anna, bondan, raja, reza, dan abi. Siswa siswi yang lain sudah bubar. Veera berjalan ke arah raja.

"Sorry ja, gw udah keterlaluan ngomong begitu ke lo. Maaf banget yah ja" kata veera tulus sambil mengulurkan tangannya.

"It's okay ver, lo cuma kemakan emosi dan cuma mau lindungin temen lo. Gw maafin" raja tersenyum tulus lalu menjabat tangan veera.

PELAJARAN YG BISA DI AMBIL DARI CERITA KALI INI: JANGAN ASAL BERUCAP, KARENA UCAPAN KALIAN BISA NYAKITIN HATI ORANG LAIN.

JADI GIMANA EPISODE YANG INI? KALIAN DAPET PELAJARAN APA NIH?

SORRY BANGET KALI INI ADEGAN ROMANTIS NYA DIKIT HEHE😆 JANGAN LUPA VOTE+COMEN YAH, KARENA DENGAN INI ITU ARTINYA KALIAN DUKUNG AKU😭😭😭

AKU CINTA KALIAN BANYAK BANYAK TEMEN TEMEN. SALAM SAYANG DARI AKU💞

BYE~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang