Nara berjalan dengan langkah yang agak pincang menuju pintu kelas. Semua anak kelasnya sudah pulang. Nara memang selalu pulang terakhir.
"Shh, sakit banget sih," desis Nara karena kakinya semakin lama semakin sakit jika digunakan untuk berjalan.
Kayaknya gue gak bisa jalan ke gerbang, apa harus telfon kak Chandra? Pikir Nara.
Ia lalu membulatkan tekat untuk menghubungi kakaknya itu. Chandra. Perempuan itu lantas merogoh saku hoodienya—ralat hoodie Rey, ia meminjamkan hoodienya kepada Nara karena hoodie perempuan itu sudah kotor oleh darah— lalu mengeluarkan ponsel.
Kak Chandra
Kak?
Bisa jemput aku di sekolah?Nara memejamkan matanya, rasanya ia tidak sanggup membaca balasan dari Chandra nanti.
Ting!
Nara membuka matanya lalu membaca balasan dari Chandra.
Kak Chandra
Kak?
Bisa jemput aku di sekolah?Gak
Kali ini aja kak
Habis ini aku janji nggak akan nyusahin kakak lagiNyadar juga kalo lo nyusahin.
Pulang sendiri.
Gak usah manja.Please kak, kali ini aja.
Aku gak bisa pulang sendiri.Bukan urusan gue.
Kak Chandra blocked you
Nara memejamkan matanya. Ini memang bukan pertama kalinya Chandra berkata kasar dan memblock nomernya. Namun, ia masih belum terbiasa. Rasanya masih tetap sama. Sakit.
Nara membuka matanya. Ia lalu memasukkan ponsel ke dalam saku hoodie. Setelah menghapus air mata yang sempat jatuh, Nara memakai tudung hoodie lalu berjalan menunduk.
Entahlah, ia melakukan itu agar wajahnya yang penuh luka dan matanya yang sembab tidak dilihat orang. Ya walaupun tudung hoodie itu sudah menenggelamkan kepala dan wajah Nara, tetapi perempuan itu tetap menunduk. Sepertinya menunduk sudah menjadi kebiasaan Nara.
Seharusnya Nara tidak perlu menutupi wajahnya, toh orang orang terutama murid sekolah juga tidak akan peduli kepada cewek aneh sepertinya.
Namun, siapa sangka. Sedari tadi, ada yang memperhatikannya. Seorang laki laki. Ia menatap bingung dan juga sedih melihat Nara. Kalian pasti tau, siapa laki laki itu.
***
Nara memasukkan hoodie berwarna biru langit milik Rey ke dalam paper bag. Ia sudaj mencuci hoodie itu, dan tinggal dikembalikan ke pemiliknya.
Perempuan itu mengambil tas hitamnya lalu berjalan ke arah cermin full body nya.
"Kok kayak ada yang kurang ya?" gumamnya.
"Dasi udah, almamater udah, tas udah terus hoodie nya kak Rey udah. Buku udah gue masukin. Ck, apa sih yang kurang?" ucap Nara.
Perempuan itu terdiam. Lalu meraba wajahnya.
"Oh iya kacamata gue mana?" ucap Nara lalu melirik ke arah meja belajarnya.
"Di meja belajar gak ada," gumamnya. Ia lalu melihat ke arah nakas di sebelah kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Strange or Different?
Teen FictionSeorang perempuan indigo yang selalu diikuti 2 arwah penasaran. Arwah arwah itu menginginkan si perempuan indigo untuk mengungkap kematian mereka. Lalu, dapatkah perempuan indigo itu mengungkap kematian 2 arwah penasaran yang mengikutinya? Cewek ane...