"Eh... Ini yang nampar temennya terus viral itu kan?" tanya salah satu lelaki dalam gerombolannya sambil meneliti wajah May.
Seisi kantin seketika langsung mengarahkan tatapannya ke sumber suara.
"Yakin kamu, Yo?" tanya salah satu rekannya.
Jiyo, lelaki yang yang mencurigai May, berlagak berfikir mencari fakta.
May menundukkan kepalanya, ia bersembunyi di balik rambutnya yang panjang.
Jiyo menunjukkan video dari ponselnya, yang menunjukkan tragedi penamparan oleh May kepada rekannya.
"Wah bener. Eh teman-teman. Kalian ingat kan beberapa hari yang lalu ada yang sempat viral? Dia ada di sini." teriak Aldi kepada seisi kantin.
Anak anak yang ada di kantin segera melihat ponselnya, mencari video itu.
"Wah iya bener. Kenapa kamu di sini?"
"Nanti kita juga jadi korban dia lagi. Ih takut."
"Jangan-jangan lu lari dari masalah ya?"
Banyak anak-anak yang tidak suka dengan kehadiran May. May menunduk dan berlagak tegar.
"May, beneran kamu yang ada di video itu?" tanya Jessy sambil memicingkan matanya.
May tetap diam. Ia masih dalam kondisi menunduk.
"Jawab napa!" gertak Bondan sambil menggebrak meja May dan Jessy.
"Sebaiknya kita laporin aja ke kepsek biar dikeluarin dari sekolah ini. Kalian mau jadi korban selanjutnya?" teriak Aldi kepada seisi kantin.
"Bener, ayo kita laporin." teriak semua isi kantin memojokkan May.
"Udah-udah. Berisik." gumam Jiyo yang dari tadi hanya diam.
"Kalian semua gak tau yang sebenarnya. Jangan asal bicara." May kali ini angkat bicara.
"Eh... Ini udah ada buktinya kaleee." ucap Bondan dengan suara yang meninggi.
"Apa yang dilihat itu bisa aja gak sesuai kenyataan. Kalian hanya percaya dengan yang ada di depan mata. Kalian gak pernah tau apa yang terjadi di baliknya." komen May yang kini berdiri dari duduknya.
"Eh... Yang namanya penjahat tetap penjahat." gumam Jiyo enteng.
"Eh, kamu. Aku tegasin ya, aku bukan penjahat." ucap May mantap tepat di depan wajah Jiyo.
May sekarang pergi ke kelas sambil berlari. Ia menyembunyikan air matanya. May tidak mau dianggap lemah kali ini.
Jessy masih bingung dengan kejadian yang terjadi di depannya itu.
"Eh Jiyo kamu kok jahat banget sih." gumam Jessy.
Jiyo hanya memutarkan bola matanya.
"Eh lu jangan mau temenan sama dia. Nanti lu ditabok mau?" gumam Aldi.
"Eh ada apa ini?" tanya Dimas yang baru datang ke kantin tapi melihat banyak anak yang berkerumun dan membicarakan May.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramell (Disaat Ego Dikalahkan Rasa)
Novela JuvenilMayscar Amelia, gadis ceria, pintar, dan baik hati, yang kemudian dibully oleh temannya sebab tuduhan yang tidak sengaja ia perbuat. Dalam sehari itu 2 orang yang ia cintai menghilang. Dan satu minggu itu 5 orang yang ia cintai juga menghilang. Dib...