Sìshíbā

30 3 0
                                    

Happy Reading!

Playlist : Story of my life - One Direction (Karena penulisnya Directioners wkwk)

-II-

Sepulang sekolah Zura tidak langsung pulang ke Rumah Sakit untuk menemani Alvin karena ibunya juga memiliki sift malam. Gadis itu memutuskan untuk datang mengunjungi rumah sahabatnya. Hazel. Zura harus meluruskan semuanya dulu, kemarin pembicaran Zura dengan Hazel dirasa belum cukup.

Zura menekan bel rumah Hazel dan mendapati Tante Sarah membuka pintu, wanita yang masih cukaàup cantik diusianyaq yang tak lagi muda itu tersenyum hangat kepada Zura. 

"Zura lama nggak main." Sambut Tante Sarah senang, bahkan ia sempat memeluk Zura erat sebelum mempersilahkan gadis itu duduk di sofa ruang tamu.

"Hazel belum pulang tapi sudah dijemput Pak Ahmad kok tadi."

"Iya tante Zura tunggu aja nggak apa-apa kok."

"Maaf ya Ra, tante belum sempat jenguk Alvin. Gimana keadaannya?"

Zura tersenyum ramah sebelum menjawab. "Nggak apa-apa kok tante, Alvin sudah siuman, minta doanya biar Alvin cepat sembuh."

"Ah iya pasti tante doain kok."

Zura dan ibu Hazel pun meneruskan pembicaraan mengenai banyak hal, membahas tentang Hazel, Zura, bahkan Kevin. Tante Sarah memang tau anaknya menyukai Kevin sejak kelas sepuluh. Perbincangan mereka terintrupsi oleh suara pintu yang terbuka, menampakkan wajah lelah Hazel yang agak terkejut namun sebisa mungkin gadis itu menguasainya.

"Kamu lama banget sih, Zura udah nunggu dari tadi."

"Hazel mampir minimarket tadi sebentar." 

Hazel tampak melihat ke arah Zura dan memberi kode kepada gadis itu untuk mengikutinya ke lantai atas. Zura pun hanya mengikuti, entah kenapa ia yang biasanya masuk kamar Hazel tanpa permisi kini jadi canggung tak karuan. Sesampainya di kamar, Zura mencoba menguasai diri dan bertindak seperti biasanya. Gadis itu melompat menuju ranjang ber-sprei pink milik sahabatnya dan berguling-guling di sana. Mengabaikan Hazel yang menatapnya datar tak acuh.

"Zel udahan dong marahnyaaa..." Zura merengek kecil, dan Hazel masih terdiam di sebelah meja rias memandanginya.

"Aku nggak marah."

"Tapi lo cuekin gueee..."

"Ini hukuman." Hazel mengangkat bahu acuh membuat Zura kembali merengek sebal dan memukul-mukul bantal di sebelahnya.

"Cih! Cengeng." Hazel berujar kecil lalu berbalik menuju kamar mandi dengan senyum tertahan dan Zura yang melihatnya akhirnya bisa menghembuskan nafas lega. Hazel sudah memaafkannya.

Semenjak saat itu, Zura dan Hazel kembali seperti biasanya. Tidak ada lagi pertengkaran karena Hazel sudah memahami hubungan persahabatan Kevin dan Zura yang memang sedekat itu. Dan Zura pun sudah menegaskan bahwa ia dan Kevin tidak memiliki hubungan lebih dari seharusnya. Mereka sudah sama-sama dewasa dan beginilah harusnya.

Hazel masih menyukai Kevin dan Kevin pun sudah mulai berubah hangat kepada Hazel. Tidak secuek dulu, Zura turut bahagia mendengar celotehan sahabatnya yang terlihat amat bahagia setiap menceritakan Kevin. Memang seperti ini kan seharusnya? Namun entah kenapa Zura malah merasakan dirinya semakin kosong.

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang