'die Sprache der Blumen'
🌱
Pukul 16:15 tepat, bus yang Doyoung tunggu sudah tiba. Hari ini cuaca sedikit mendung, gerimis membuat suasana saat itu terasa cukup dingin dari biasanya meskipun saat ini sedang musim panas. Doyoung menaiki bus itu seperti biasanya, saatnya pulang dan mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian ini dia berkutat dengan pekerjaanya. Rasa penat membuatnya mengistirahatkan diri pada senderan kursi di dalam bus, pandangannya tak jauh dia alihkan pada jendela di sampinya. Ramai, begitulah suasana yang di lihatnya sekarang. Lalu lalang pejalan kaki dan pengendara sepeda serta mobil yang hilir mudik membuat Doyoung berpikir betapa sibuknya dunia ini. Ya, bahkan dirinya bagian diantara semuanya.
Lampu merah membuat bus yang ia tumpangi berhenti sejenak, tanpa sadar Doyoung menangkap sebuah tempat yang sudah menghipnotis pandangannya sekarang, dia memandangi tempat itu begitu lekat sampai tanpa sadar pandangannya teralihkan menjadi bangunan bangunan lain karena bus yang ia tumpangin sudah kembali melaju. Ia menolehkan kepalanya kebelakang, memaksa penglihatannua tetap mencari keberadaan tempat yang sebelumnya sudah menarik perhatiannya, toko bunga. Begitulah benaknya ketika dia mencerna keberadaan tempat itu dengan baik. Ya, hanya sebuah toko bunga.
🌱
Pukul 16:17, hari ini Doyoung datang sedikit terlambat. Bus yang harusnya dia naiki sudah berlalu. Terpaksa Doyoung harus menunggu sekitar 10 menit lagi untuk kedatangan bus yang selanjutnya. Menunggu itu memang bosan, tapi Doyoung selalu punya cara untuk menggunakan waktunya dengan baik. Tanpa memperdulikan kursi kosong di sampingnya, dia memilih jongkok dan memperhatikan beberapa semut yang berkeliaran di sekitar sepatunya. Bermain dengannya dan sesekali mengajaknya berbicara, tampak bodoh memang tapi percayalah waktu akan terasa lebih cepat berlalu. Ya, 10 menit berlalu. Bus yang dia tunggu tiba, senyuman mengembang di wajahnya dan dia langsung menaiki bus itu dan menempatkan dirinya pada kursi paling belakang dekat dengan jendela, memasang earphone lalu memandang jendela di sampinga. Gerimis, lagi lagi hari ini hujan, musim panas yang terasa cukup dingin.
Bus berhenti, pandangan Doyoung kembali teralihkan pada bangunan yang kemarin sempat menarik perhatiannya, toko bunga. Ada seorang laki laki di sana, menata, dan sesekali terlihat menyapa pelanggan dengan ramah. Senyumannya, manis.
Lampu lalu lintas mulai hijau, bus kembali melaju. Doyoung tidak bisa mengalihkan atensinya pada tempat itu sehingga membuat kepalanya sekali lagi memutar ke belakang tidak ingin fokusnya kembali hilang karena jarak mereka semakin menjauh sekarang hingga pandangannya benar benar tertutupi oleh bangunan lain.
🌱
Pukul 16:15. Ya, kali ini Doyoung tepat waktu. Ini hari Jum at, hari di mana dia akan lebih santai berjalan hingga sampai rumah, atau terkadang dia sesekali menyempatkan dirinya mengunjungi beberapa tempat hanya sekedar untuk menghilangkan penat. Entah dia akan menurunkan dirinya dimana ketika dia sudah memasuki bus ini.
Bus kembali berhenti tepat saat lampu merah, Doyoung kembali memfokuskan atensinya pada tempat itu. Tidak ada siapa siapa, hanya toko bunga yang terlihat sepi. Doyoung bergegas merogoh saku celananya, mengambil ponselnya lalu memposisikan ponsel itu pada jendela, dia memotret tempat itu dari kejauhan. Bus kembali melaju, kini atensi Doyoung teralihkan pada benda berlayar 5inc di tangannya, dia menzoom out foto yang baru saja di potretnya "le langage des fleurs?" gumamnya.
🌱
à suivrePas lagi di jalan pulang, nemu toko itu terus tiba tiba kepikiran Jaedo :( bisa gitu ya? :")
Ya pokoknya aku auto ngetik ini cerita 😭 tapi masih TBC ya kalo mood aku langsung lanjut 👍👌
Tchüss! 🎃