Replay Chapter 10 (END)

27 2 0
                                    

            “Taemin-a..” lirih Jiyeon bingung saat melihatku ribut-ribut dengan Haemi. “Ji, Jiyeon-a.” Gumamku tidak tahu harus berbuat apa pada Jiyeon dan Haemi yang saat ini masih melilitkan tangannya dilenganku. “Aigoo~, ada apa ini? Kenapa kalian membuat berantakan tokoku?” seorang bibi datang sambil marah-marah karena melihat rak buku yang berantakan. Aku rasa bibi itu adalah pemilik toko ini, “Hmm maaf bibi, dia tadi tersandung sampai menjatuhkan buku-buku itu. Jangan marah ya, aku akan bantu merapikannya.” Ucap Jiyeon lembut pada bibi itu. “Jiyeon-a, kenapa kau yang minta maaf? Apa kau mengenal mereka?” tanya bibi itu lagi. Sepertinya dia kenal dengan Jiyeon, “Iya bibi, mereka temanku.” Jawab Jiyeon singkat. “Ahh untung mereka temanmu, kalau tidak aku sudah marah besar. Yasudah, kalian rapikan rak buku ini kembali.” Ucap bibi itu seraya meninggalkan kami yang sama-sama masih diam terpaku. Sesaat setelahnya, tanpa bicara apapun Jiyeon merapikan buku-buku yang berserakan dilantai. Haemi yang sedikit merasa bersalah, ikut merapikan susunan buku yang telah dipindahkan Jiyeon dari lantai ke atas rak. Sementara aku, aku tetap berdiri mematung seperti orang bodoh yang kehilangan akal.

            “Jiyeon-a,” panggilku saat kulihat Jiyeon melangkah pergi setelah semua buku-buku yang tadi berserakan kembali tersusun rapi pada tempatnya. “Iya?” dia berbalik membalas panggilanku. Namun seperti tidak terjadi apa-apa, dia tetap menatapku sambil tersenyum. Walaupun tersirat rasa sakit yang sangat dalam disana, namun dia dapat mengontrolnya dengan baik. “Kau mau kemana? Biar kuantar?” tawarku tanpa mempedulikan Haemi yang menatapku tajam penuh tanya. “Hmm tidak usah, aku sudah mau pulang. Kau selesaikan saja dulu urusanmu, nanti kuhubungi.” Katanya tanpa mempedulikan apa jawabanku. Semakin lama semakin jauh, meninggalkanku yang hanya mampu menatap punggungnya tanpa mampu berbuat sesuatu.

Jiyeon POV~

            “Kau mau kemana? Biar kuantar?” tawarnya. “Hmm tidak usah, aku sudah mau pulang. Kau selesaikan saja dulu urusanmu, nanti kuhubungi.” Balasku tanpa mau menatapnya, hatiku sakit benar-benar sakit. Hancur rasanya melihat namja yang kucintai bersama seorang wanita dihadapanku, meski aku tidak tahu siapa wanita itu. Aku tidak mampu menoleh kearahnya, aku takut kalau ternyata dia tidak mempedulikanku. Aku takut kalau aku menoleh, aku akan melihat Taemin bermesraan dengan wanita itu. Aku takut jika aku mempertanyakan tentang wanita itu, Taemin akan memberikan jawaban yang menyakitkanku. Arggh terlalu banyak ketakutan yang kurasakan, dan inti dari semua itu adalah aku takut kehilangan Taemin. “Jiyeon-a,” teriak seseorang dari belakangku. “Ikut aku,” katanya seraya menarik tanganku masuk mobil sebelum aku sempat melihat siapa dia.

Author POV~

“Taemin-a, kau kenapa?” tanya Jiyeon saat melihat Taemin menyetir mobil dengan tergesa. Jiyeon tidak mengerti apa yang terjadi pada Taemin saat ini, dia tiba-tiba saja menarik tangan Jiyeon agar masuk ke mobil. Ditambah lagi, Haemi juga sudah ada di bangku belakang saat ini. Taemin masih saja terus menyetir tanpa bicara dan mempedulikan apa yang sedang ada dipikiran Junhi bahkan Haemi. “Oppa, kita kemana? Jangan menyetir begitu, aku takut. Pelan-pelan saja, memang kau bawa kami kemana?” “Diamlah, dan duduk saja dengan tenang.” Hardik Taemin. “Maaf Jiyeon-a,” tambahnya lagi ketika melihat Jiyeon kaget karena suara kerasnya pada Haemi. Semarah apapun Taemin padaku, dia tidak pernah menghardikku selama ini. Lalu siapa wanita ini, sampai-sampai Taemin bisa bicara kasar begitu padanya batin Jiyeon. Sekitar setengah jam diperjalanan akhirnya mobil mereka memasuki pelataran parkir sebuah rumah sakit, Seoul International Hospital tempat Taehee dirawat. “Mau apa kesini oppa?” tanya Haemi lagi. “Ayo Jiyeon-a,” ucap Taemin pada Jiyeon tanpa menjawab pertanyaan Haemi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

            “Masuklah,” ajak Taemin saat mereka berada tepat dipintu ruang perawatan Taehee. “Haera..” seru Jiyeon kaget ketika mendapati Haera yang selama ini pura-pura menjadi teman sekelas Taemin sedang duduk disebelah tempat tidur Taehee. “Oppa, kenapa kau membawanya kesini?” ucap Haera keras melihat kedatangan Taemin dengan Junhi. “Jiyeon-a, sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu. Maaf, selama ini aku membohongimu. Aku memanfaatkanmu untuk membalaskan dendam Taehee pada Minho, tanpa aku sadari yang aku sakiti malah kau sedangkan Minho sama sekali tidak merasakan apa-apa.” “Haera dan Haemi adalah sepupuku, dan Taehee dia,, dia adikku.” lanjut Taemin. “Apa? Sepupu?” kata Jiyeon tidak percaya. “Ya, mereka sepupuku. Selama ini kami hanya berpura-pura untuk membuatmu kesal dan sakit hati. Aku tahu, aku sudah sangat menyakitimu. Tapi aku mohon, maafkan aku. Aku benar-benar menyesal telah melakukannya,” lirih Taemin dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Oppa, Apa? Beraninya kau melakukan ini didepan Taehee, ada apa denganmu?” bentak Haemi setelah mendengar pengakuan Taemin pada Jiyeon. “Haemi-a, Haera eonni, oppa benar. Tidak seharusnya Jiyeon eonni kita perlakukan seperti ini,” ucap sebuah suara yang ternyata adalah Taehee.

            “Taehee-a, kau sudah bisa bicara lagi.” Taemin menghambur kearah Taehee karena senangnya, selama berada dirumah sakit Taehee tidak pernah bicara sekalipun dia sedang bangun dan tersadar. “Iya oppa, Junhi eonni tidak salah. Aku sudah tahu apa alasan Minho oppa memutuskanku, dan itu semua memang salahku.” Ucap Taehee lagi. “Kau tahu darimana?” tanya Haera bingung. “Aku sudah bicara dengan Minho oppa beberapa hari lalu, sekarang dia juga ada disini. Itu dia,” kata Taehee sambil menunjuk kearah pintu. Tanpa aba-aba semua yang ada diruangan itu mengalihkan pandangan kearah pintu dan benar saja, disana telah ada Minho yang sedari tadi mengamati apa yang sedang terjadi. “Minho-a,” lirih Taemin dan Junhi bersamaan. “Ya? Jangan kaget begitu, biasa saja. Junhi-a, maaf aku tidak bilang kalau kembali lagi kesini dan bicara dengan Taehee.” Kata Minho lagi. Beberapa hari yang lalu, Jiyeon dan Minho sempat mengikuti Taemin yang ingin membesuk Taehee. Namun saat itu, mereka tidak masuk keruangan Taehee. 2 hari setelahnya Minho kembali lagi untuk membesuk dan bicara dengan Taehee, dia sadar bahwa ternyata dia masih mencintai wanita itu. Sekalipun dia sempat bilang bahwa dia mencintai Jiyeon, namun dia yakin bahwa perasaan cintanya pada Jiyeon tidak sama seperti cintanya pada Taehee. “Maaf Junhi eonni,” ucap Haemi penuh penyesalan setelah mendengar cerita dari Taehee dan Minho. “Aku juga minta maaf Jiyeon-a, waktu itu sudah sangat keterlaluan.” Sambung Haera. “Iya, sudahlah lupakan saja. Aku tidak apa-apa ,” jawab Junhi lembut. “Hmm Taemin-a, berarti sekarang urusanmu denganku sudah selesai kan? Kau boleh memutuskanku sekarang, atau kalau kau masih punya rencana yang belum kau lakukan.. lakukankah. Aku rasa aku masih bisa bertahan sedikit lagi..” Sebenarnya Jiyeon juga tidak rela berkata seperti itu, tapi mau apa lagi mungkin memang sudah waktunya Jiyeon harus benar-benar melepas Taemin. “Ya, memang masih ada satu lagi. Ini,” ucap Taemin sambil memukul pelan kepala Jiyeon. “Aww,” pekik Jiyeon saat Taemin memukul kepalanya. “Jangan bodoh lagi, jangan mau diam saja saat ada yang membohongimu. Balas dia saat ada yang menyakitimu, bukan diam seperti yang kau lakukan selama ini. Dan,” Taemin menghentikan ucapannya. Tiba-tiba ‘cup’, “Dan itu hukuman karena kau telah membuatku gila, gila karena mencintaimu.” Sambungnya setelah mengecup lembut bibir Jiyeon. “Saranghaeyo Jiyeon-a, neomu saranghaeyo.” ucap Taemin sambil menatap dalam kedua bola mata Jiyeon. “Taemin-a, sudahlah jangan pura-pura lagi. Urusan kita sudah selesai kan?” ucap Junhi tak percaya. “Iya, urusanku sebagai oppanya Taehee memang sudah selesai. Tapi urusanku sebagai kekasihmu belum selesai, dan tidak akan pernah selesai. I love you Jiyeon-a,” seru Taemin dan sekali lagi mengecup bibir merah Junhi. “Really?” Jiyeon meyakinkan. Taemin mengangguk kemudian mendekap Jiyeon kedalam pelukannya. “I love you too Taemin-a,” gumam Jiyeon bahagia.

END

Terima kasih suadah membaca fanfiction saya, saya mohon maaf apabila updatenya terlalu lama karena mood saya yg tidak menentu
Sejujurnya saya mau buat sad ending tapi sepertinya tidak pas dan berakhirlah seperti ini.
Sekali lagi Terima kasih sudah membaca karya saya *bow
Tetap nantikan karya saya yg selanjutnya o(〃^▽^〃)o

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang