NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast di second chance.
Okey...enjoy this story!
Hope u like it!!
oOo
Udara sejuk kini menyelimuti, sesekali Surai hitam lembut itu ikut menari bersama angin.
Jiyeon, mengelus perutnya lembut sembari menatap area kerajaan dari balkon kamarnya.
"Ibu tak mengerti, apa salah kita sehingga ia ingin sekali membunuh kita, anakku?" Ucap Jiyeon bingung sembari mengelus perutnya yang bisa saja akan mengeluarkan anaknya itu kapan pun.
"Bahkan Alesha harus diungsikan ke pulau kabut karena insiden waktu itu..." Ucapnya lagi.
Hug!
Sehun yang tiba tiba memeluk dari belakang membuat Jiyeon sedikit kaget.
"Ada apa?" Tanya sehun lembut.
Jiyeon mengelus lengan kekar itu, sesekali ia kecup punggung tangan Sehun.
Sampai saat ini sehun pun belum tahu tentang aku yang menyelidiki Palle.
Jiyeon menggeleng pelan, Sehun melirik sekilas. Ia pun mendudukkan dirinya di kursi dan menepuk pahanya pelan.
"Kemarilah!!" Serunya sembari mengajak Jiyeon untuk duduk di pangkuannya.
Jiyeon menaikkan sebelah alisnya bingung sembari terkekeh pelan.
"Tidak, aku berat." Ujar Jiyeon pelan."Dan aku begitu kuat untuk menahannya." Ucap sehun yakin sembari memberikan tangannya kepada Jiyeon.
Jiyeon tersenyum cantik, ia pun menuruti keinginan Sehun.
Sehun memeluk tubuh itu dari belakang, sesekali ia mengelus perut buncit itu.
"Setiap kali aku bersamamu, rasa lelah ku terbayarkan..." Ucap Sehun pelan sembari membenamkan wajahnya di lengan Jiyeon.
"Benarkah? Apa kau mencoba menggodaku?" Ucap Jiyeon pelan sembari mengelus rambut emas Sehun.
"Tidak, aku bersungguh-sungguh. Rasa lelah ku hilang jika ada kamu di sisiku." Ujar Sehun pelan sembari terus membenamkan wajahnya.
Aku masih tak menyangka Sehun mempunyai sisi yang begitu manis...
"Kau selalu memiliki ku." Jiyeon mengecup singkat puncak kepala Sehun dan memeluk pria itu hangat.
oOo
Murbella kini tengah berjalan sembari memembaca buku yang ada ditangannya.
Namun, saat ia ingin berbelok ke kamarnya, ia melihat Headlene tengah membawa sebuah benda berukuran sedang yang ditutupi oleh sebuah karung.
Murbella menatap curiga, pasalnya Headlene berjalan begitu hati hati, sesekali wanita cantik itu menoleh ke kanan dan kiri.
Murbella pun mengikuti Headlene dari belakang, ia rasa ia akan mendapatkan sesuatu yang besar.
Headlene menyusup masuk kedalam kamarnya, dan untungnya pintu itu tak tertutup rapat membuat Murbella gampang saat memasuki ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance✔️
Fanfic[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] Bangun dari kematian lalu menjadi bangsawan? Dan, merasakan kematian untuk kedua kalinya? Tidak akan! >>>Semua murni dari pikiran author sendiri🐣 Hope u like it!