Misery

1.6K 125 52
                                    

Moon maap sebelumnya sempat ke publish gak sengaja sama anak author nih. Padahal author belum kelar nulis, jadi author unpublish kembali. Sekali lagi moon maap atas ketidaknyamanan yang sempat terjadi. Nah, sekarang udah beneran di publish kok part ini. Hehehe. Happy reading ya bebs😚
________________________________

-Biar pada inget dulu ya part ini-
.
.

Wilona

"Yaelah mati.." keluhku saat layar ponselku mendadak berubah menjadi gelap. Aku baru saja berniat menelpon kevin, hanya untuk memberinya kabar jika aku sudah sampai di semarang.

Hmmm kota ini, selama beberapa tahun ke depan aku akan berada di kota ini. Semoga semuanya berjalan dengan lancar tuhan. Supaya aku bisa segera menerima ajakan kevin untuk secepatnya menikah dengannya.

Eh. Apaan sih kenapa aku berpikiran sampai jauh kesana. Biasanya gak terlalu fokus ke situ juga. Haaaaaaahhh. Ku hempaskan napas kasarku dengan begitu saja.

Taksi bandara membawaku menembus jalanan ibu kota jawa tengah malam ini. Lumayan lelah meskipun tak sampai selesai mengikuti acara resepsi pernikahan kedua sahabatku itu, karena aku harus segera menuju ke bandara dengan jadwal penerbangan paling akhir. Deadline tugas perkulihan yang harus di kumpulkan senin pagi besok memaksaku harus pulang malam ini juga😖😞

Ketika taksi yang membawaku sudah memasuki gerbang utama komplek, kira kira 500 meter setelah gerbang komplek, suatu pemandangan aneh begitu menyita perhatianku.

Sebuah mobil yang sangat aku kenal dengan baik. Ya itu mobil fano. Fano ngapain berhenti di tepi jalan gitu sih. Kayak lagi berantem sama cewek deh.

Semakin dekat taksi yang membawaku ini melintas kearah mobil fano. Suatu kejadian membuat denyut jantungku berdetak lebih cepat tiba tiba.

Ya tuhan fano!!!!!! Aku harus cepet cepet telfon naya nih. Gak mungkin kan aku turun sendirian??? Kepanikan melandaku seketika.

"Pak pak. Tolong minggir sebentar ya pak. Disitu aja." Pintaku pada sang sopir.

"Baik mbak."

"Sebentar ya pak."

"Iya gak papa mbak."

"Pak saya bisa nebeng ngecas hape saya gak?" Tanyaku setelah melihat ada kabel cas yang tersedia di taksi ini

"Iya mbak bisa. Silahkan." Jawab sang sopir

Beberapa detik aku menunggu dengan gusar sampai pada akhirnya ponselku bisa kembali menyala.

Secepat kilat aku menghubungi nomer naya. Dua kali panggilanku terabaikan tak ada respon dari naya.

Plis nay buruan angkat. Ayolah nay. Ya ampuuun nay lo kemana sih?!! Lama bener. Kataku panik dalam hati

Ini ketiga kalinya aku menghubungi naya dan finally.. tersambung..

"Wilooooo" sapa naya ceria dari seberang sana.

"Tumben malem malem nelfon?? Kenapa lo?? Mau contekan tugas kuliah dari gue???" Serbu naya dengan segudang pertanyaan yang menurutku tidak begitu penting untuk saat ini

"Nay!!! Buruan lo kesini cepet!! Kearah gerbang utama komplek ya!!!" Seruku mengabaikan segala pertanyaan naya tadi.

"Haaaaahhhh???!!!!! Kenapa wil??? Kok lo panik gitu?!!!!" Ucap naya tak kalah paniknya

AFTER JADIAN -Part 3- By Yani NugrahawatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang