Bagian Delapan Belas
"Orang Buta."
© 2020
- Kaleidoskop -
"MINGGIR SANA! GUE HAPAL YA AYAT KURSI SAMA AL-KAHFI! MAU GUE BACAIN?"
Selamat membaca kisah Adel !
"YA ampun my eyes."
Adel memijat pelipisnya, pusing. Memandang kedua sejoli, Dilla dan Dani yang senantiasa membuat siapapun yang melihat mereka pasti menghujat.
Mereka berdua asik berpelukan bak kekasih yang tidak siap untuk berpisah. Ck, Adel saja ingin melempar mereka dengan cangkul yang ada sangking eneknya. Cuman dia harus sadar kalau kini dia menjadi penjaga pos.
Adel pun kembali memanjat pohon tempat ia mengintai tadi. Dahannya tebal dan agak rendah, memudahkan Adel dan tentunya sangat nyaman. Ia duduk sambil menatap bulan purnama yang bersinar terang di malam yang kelam.
Cantik, namun terlihat menyedihkan.
Adel menumpu tangannya pada batang pohon, memandang bulan tersebut dengan intens. Sekalian menunggu para anak-anak yang akan melewatkan pos 3.
Sangking indahnya, Adel pun bersandar pada batang pohon. Namun, naasnya batang tersebut terletak jauh darinya. Membuatnya malah bersandar pada angin dan terhuyung ke belakang.
"AW!"
Cewek berkostum kuntilanak itu meringis saat merasakan kerasnya tanah. Sakit, tapi daripada ia dilihatin sama netijen mending bangun aja kali ya. Apa kata para lambe turah kalau Adel jatuh? Pasti udah jadi headline. Apalagi dengan kostum konyol ini.
Adel menepuk bagian belakangnya, agar tak ada tanah yang menempel. Bagian tangan pun ia bersihkan juga, agak sedikit susah karena tanahnya masih basah. Akibat hujan mengguyur daerah Puncak maghrib-maghrib.
Ia melirik baju bagian belakangnya. Terlihat noda kotor yang lumayan banyak dan menyebar. Membuat Adel syok,
"Alamak! Pakai kotor pulak baju ini!" serunya tak percaya dengan nada khas Batak. Ia asik memerhatikan baju tersebut dan sesekali berdecak kesal.
"Pasti dimarahin sama Geby gue kalau dia tau!"
Merasa lututnya nyeri, Adel pun menyibak baju panjang tersebut. Menampilkan luka yang baru saja terjadi dan menganga di lututnya. Menambah ekspresi syok di mukanya,
"LUTUT GUE JUGA?-ASDDFGHJKL!" seru nya sambil mengacak rambutnya kesal. Ia pun berupaya berjalan, dan alhamdulillah masih bisa diajak jalan. Adel mengira kakinya bisa hilang sebagian.
Akhirnya, cewek itu pun memilih mencuci luka dan bajunya. Menutup posnya, sambil berjalan menuju kamar mandi terdekat lewat jalan rahasia yang mereka buat tadi.
Cewek penyuka jeruk itu mencuci luka nya dengan air saja biar bersih katanya. Meski dia enggak tau kenapa malah jadi bersih? Bajunya pun ia cuci dengan seadanya, kucek-kucek bilas.
Setelah selesai, Adel pun kembali ke tempatnya menjaga tadi. Hawa terasa dingin, semilir angin menerbangkan helaian rambutnya. Walaupun begitu, pendirian Adel masih kokoh. Dirinya tidak takut sama mereka, soalnya dia kan temannya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Black ; Kaleidoskop [1]
Ficção Adolescente"Lo sama aja kayak kaleidoskop. Teropong lo tuh." "Sama-sama berharga maksud lo?" "Bukan anjir. Lo mana ada harganya. Maksud gue itu kalian sama-sama bisa berubah jadi apa aja." "Power Rangers dong?" • • • Ada tiga hal yang tak disukai oleh Adel; 1...