05 - Kejutan tanpa nama

22 9 3
                                    

"Roby?!".

Melihat Roby yang ada di hadapannya,Ucha langsung memasukan kertas surat tadi dalam saku roknya.

Roby tersenyum ke arah Ucha membuat diri nya semakin tertarik bagi kaum hawa yang
melihatnya,tidak terkecuali Ucha,namun dia berusaha menutupi nya dengan wajah datar.

"bisa antar gue ke UKS?" *Ucap Roby dengan wajah pucat nya.

Dia sakit? *Batin Ucha bertanya tanya.

"hm,tapi gue bukan anggota PMR" *kata Ucha sambil menatap mata sayu Roby.

"emang harus?" *tanya Roby menaikan satu alisnya.

Ucha terdiam,ia berfikir apakah Roby benar benar sakit atau hanya modus saja,tetapi terlihat dari wajah nya yang cukup pucat dan juga telapak tanganya yang terasa panas.

"ayo" *kata Ucha.

Roby tak menjawab,ia langsung berjalan mengikuti Ucha untuk menuju ke UKS,mereka berjalan berdampingan,melihat hal itu hampir seluruh siswa yang berada di koridor menatap mereka berdua.

Namun tatapan itu tidak dihiraukan Roby dan Ucha,mereka terus berjalan menuju UKS tanpa menggubris ucapan ucapan yang keluar dari mulut mereka.

Caper banget tuh cewek

Roby pacar gue!

Idih mau aja Roby sama cabe

Ucha cantik juga ya

Hanya kata kata itu yang terdengar di telinga Ucha saat ia melewati koridor,kini mereka berdua berada di depan pintu UKS dan segera masuk ke dalam nya.

Ruangan bernuansa dominan putih serta bau obat yang menyeruak masuk ke lubang hidung membuat Ucha tidak terlalu betah berada di ruangan ini.

"sana istirahat" *kata Ucha kepada Roby yang masih berdiri di depan pintu.

Roby hanya mengangguk dan mengikuti perintah Ucha,kini Roby terbaring di salah satu kasur UKS berwarna putih lengkap dengan selimut,saat Ucha hendak memanggilkan salah satu anggota PMR namun Roby melarangnya.

"gausah dipanggil,tolong buatin gua teh hangat aja,boleh?" *Tanya Roby kepada Ucha.

Ucha mengacungkan jempolnya,lalu mengambil gelas,air hangat serta satu kantung teh lalu mengaduknya tak lupa memberi sedikit gula.

Ucha terlihat sangat lihai,mulai dari memasukan teh,menuangkan air hangat,serta mengaduknya,mungkin ini hanyalah hal biasa bagi kaum hawa,namun ini menjadi nilai plus bagi Roby yang membuatnya semakin tertarik pada Ucha.

Roby yang melihatnya pun bergumam pelan "sekarang teh dulu,nanti baru masakan yang lain".

Ucha memberikan satu gelas teh hangat yang baru ia buat,Roby langsung meniup nya lalu meminum sedikit demi sedikit.

Setelah melihat wajah Roby yang sudah terlihat lebih segar,Ucha tersenyum canggung.

"makasih" *kata Roby lalu lanjut menyeruput teh hangatnya.

Setelah memberi satu butir obat,Ucha akhirnya pamit untuk keluar dari UKS.

"lu udah ga pucat,gue tinggal ya,ada urusan" *kata Ucha.

Roby mengangguk dan mengucapkan terima kasih sebelum Ucha benar benar keluar ruangan.

Ucha berjalan santai menuju taman belakang sekolah,karna waktu istirahat masih lama berakhir,Ucha kembali memilih untuk melewati area belakang,berniat untuk menghindari tatapan mata dari siswa siswi disana.

NATUSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang