Kaki berbalut sepatu flat putih terus berlari menyusuri lorong panjang dengan pilar-pilar yang tinggi, gaun putih selutut berterbangan mengikuti setiap gerakan pemakainya, rambut coklat panjang tergerai dengan indahnya, suara lelah terdengar, tapi tak menghentikan larinya yang semakin kencang.
Tujuannya sebentar lagi sampai, pintu besar yang ada diujung lorong tempat dimana dia berlari langkahnya terhenti, satu tangannya memegang dadanya untuk menenangkan hatinya.
Bisa kah dia melalui ini?, itu yang dipikirkanya, sebelum dia membuka pintu dan saat dia membuka pintu, dia bisa melihat pujaan hatinya ada didalam sana, menatapnya bersama dengan orang-orang yang sangat dikenalnya.
"Maafkan aku" ucapnya, gadis yang tadi berlari itu menghampiri lima orang yang lebih dulu berada dalam ruangan.
Tangan gadis itu memegang sesuatu, sebuah surat yang langsung diberikan oleh pria yang menjadi ayahnya
"Eonnie memberikan surat ini padaku, dia bilang untuk memberikan pada kalian, maaf" dia menunduk dan tak berani kembali mengangkat wajah, ada raut cemas diwajahnya.
Ayah gadis itu membuka suratnya, sebuah surat yang ternyata akan menghancurkan hari yang harusnya menjadi hari yang membahagiakan ini, dan itu jelas membuatnya emosi.
"Mengapa kau baru berikan surat ini sekarang! " Suara itu terdengar sangat berat dan menekan.
Gadis itu hanya diam, dia tidak tau harus menjawab apa, pria yang menjadi ayahnya ini terlihat seperti mengadilinya, padahal dia sendiri tidak tau isi dari surat tersebut.
"JAWAB AKU RENJUN!" gertak ayahnya
Dan gadis yang bernama Renjun itu sontak mengangkat wajahnya karena terkejut "eonni baru memberikan padaku pagi ini, dan eonnie mengatakan padaku, jika aku harus memberikan pada kalian ketika kita sudah sampai kesini"
Seorang pria yang lebih muda mencoba maju, dan mencoba meminta ketegasan tentang apa yang terjadi, "kemana dia pergi? "
Renjun menggeleng, dia memang tidak tau "dia memberikannya, dan kemudian dia pergi tanpa memberitahuku kemana tujuannya"
"Kau benar-benar tak curiga? "
Renjun sekali lagi menggeleng polos, dia hanya tau jika kakak wanitanya akan menikah dengan pria muda yang ada dihadapannya ini pergi dengan mobil dan membawa satu koper besar.
Orang tua Renjun hanya bisa meminta maaf dan tidak bisa menahan malu, mereka juga tidak tau apa yang harus mereka lakukan untuk bertanggung jawab atas kekacauan ini.
Wanita yang menjadi ibu dari pria muda itu mendekati anaknya, dan menatap calon besannya "apa kita harus membatalkannya? Bagaimana dengan tamu undangan yang sudah mulai berdatangan? Jika dibatalkan perusahaan dan keluarga kita akan menanggung malu"
Pria muda itu juga berpikir yang sama, dia juga akan menanggung malu karena pernikahannya batal, terlebih ini adalah harapannya untuk menunjukan kepada semua teman-temannya, jika dia bisa menjadi pria yang baik.
"Aku benar-benar kecewa" itu suara ayah pria yang akan menjadi calon pengantin "harusnya kau bisa lebih menjaga anak mu dan mengajarinya cara menghargai orang lain"
Ayah Renjun tentu tidak terima disalah kan, biar bagaimana pun, anak wanitanya adalah anak yang baik dan sangat sopan, mungkin kesalahannya adalah terlalu cepat memutuskan untuk menikahi anak kesayangannya tersebut
"jaga bicara mu! anak ku adalah anak yang sangat baik, hanya saja mungkin salahku karena terlalu memaksakannya untuk menikahkannya terlalu cepat!"
Kedua Pria yang lebih tua memulai perdebatan, sedangkan calon pengantin pria terlihat gerah dengan perdebatan mereka, dengan suara tegas dia menghentikan perdebatan kedua pria tua yang ada bersamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] PERTAMA DAN TERAKHIR (NOREN & MARKMIN VER.)
FanfictionRenjun dan Jaemin yang masih polos 🔞 WARNING! GS 🔞