Harus diperjelas

325 45 98
                                    

"Kita tahu ada yang mencurigakan. Lalu bagaimana? Haruskah kita buat semakin jelas?"

🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇

Author POV

Pukul 10:30
Bel sekolah berbunyi menandakan proses belajar mengajar berakhir dan seluruh siswa dipersilahkan untuk beristirahat.

"Yuk ke perpustakaan Dir, nyari buku soal unsur atom yang disuruh Buk Mila" ajak Debby.

"Yuk."

"Gue boleh gabung sama kalian gak?" Tanya Melda, teman sekelasnya.

"Tentu, lagian kita cuma berdua yakan By?"

"Yoi."

Mereka bertiga berjalan menuju perpustakaan sekolah untuk mencari buku tentang unsur-unsur atom .

Dira, Debby dan Melda memasuki perpustakaan sekolah yang terlihat tidak begitu ramai.

"Eh kita nyarinya berpencar ya?" Ujar Debby.

"Oke." Jawab Dira dan Melda.

Dira mencari buku pada rak paling pojok lalu tanpa sengaja ia mendengar dua orang siswi sedang berbincang-bincang.

"Pernah gak sih Lo punya masalah terus Lo suka mikir kejauhan?" Tanya seorang siswi dengan temannya.

"Pernah lah, gue hampir bunuh diri pernah. Percaya gak Lo?" Jawab temannya itu.

'Apasih masalahnya dia? Jadi kepo gue. Padahal ini kan lagi di perpustakaan, sempat-sempatnya pada curhat' gumam Dira dalam hati sambil mencari-cari buku dan terus mendengarkan percakapan mereka.

"Seriusan Lo? Kenapa?"

"Bokap gue meninggal serangan jantung terus beberapa bulan setelah itu nyokap gue ninggalin gue dan sodara gue dengan pacar barunya."

"Yaampun kasian banget," batin Dira saat mendengar itu.

"Terus Lo bisa kembali bangkit seperti sekarang gimana caranya?" Sambung temannya.

"Bokap gue pernah bilang kalo masalah tiba, hal pertama yang kita lakukan adalah tetap tersenyum dan pikirkan masalah itu dengan kepala dingin. Selanjutnya jika memang masalah itu harus membuat kita kehilangan sesuatu marilah kita coba ikhlaskan, karena tanpa kita ikhlaskan sampai kapan pun kita tidak akan pernah melupakannya bukan? Itu artinya masalah kita sama sekali belum selesai. Kalo kita udah ikhlas niscaya kita berada di penghujung masalah, kata-katanya itu mampu menguatkan gue sampai sekarang", jawab salah satu siswi itu.

"Masalah-senyuman-ikhlas-akhir masalah" Itulah yang bisa Dira tangkap setelah mendengarkan percakapan kedua siswi itu.

Dira tidak mendapatkan buku yang ia cari sehingga ia memutuskan untuk mencari kedua temannya.

"Lo dapet bukunya?" Tanya Dira.

"Dapet, nih gue udah ambil 3," ujar Melda.

"Makasih Melda," jawab Dira dan Debby.

"Okedeh , eh kita ke kantin yuk, laper nih," ajak Melda.

"Yuk gue juga laper," sambung Debby.

Mereka menuju kantin 4 sekolah karena tempatnya yang paling dekat dengan kelas X IPA 1, tetapi karena kelas X IPA 1 juga sangat dekat dengan kelas Xl IPA 1,2,3 maka tidak heran jika kantin ini juga ramai dengan anak kelas XI.

"Kalian tau gak yang mana kak Felisya?" Tanya Dira.

"Gue gatau, cuma tau namanya doang," ucap Debby.

"Em, ntar deh. Gue tau, dia ada disini gak ya? Oh itu tuh yang duduk ber empat itu, yang rambutnya di gerai pake jam tangan silver" jawab Melda.

"Manaan woy?" Tanya Dira.

"Belakang Lo, gue gamau nunjuk,"

"Eh By, Lo gausa ikut noleh biar gue aja. Lo kan bisa nanti-nanti liatnya, takut ketauan," ujar Dira.

"Iss, yaudah deh."

'gak keliatan sih kalo dia sakit, omongannya kak Vino beneran gak sih?' gumam Dira dalam hati.

"Oh itu, cantik ya manis," ujar Dira setelah melihat ke arah Felisya.

"Iya emang, dia kakak kelas gue dari SD. Banyak yang suka dia, makanya gue tau dia," sambung Melda.

"Ih gue kan mau tau juga yang manaan," ujar Debby merengek.

"Buruan habisin makanan kan kita duluan balik ke kelas," jawab Dira.

"Terus Lo ngapain nanyain kak Felisya?"

"Pengen tau aja sih."

"Gara-gara kak Vino?" Celetuk Debby.

"Apaan Lo, gak lah," jawab Dira.

"Eh kak Vino playboy tau gak, gue masih gangerti kenapa kak Felisya milih kak Vino," ujar Melda yang membuat Dira dan Debby saling tatap.

"Milih kak Vino? Maksud Lo apaan?" Tanya Debby.

"Iya. Pokoknya kak Felisya, kak Vino, kak Devan itu sahabatan dari SD. Terus SMP kak Devan suka sama kak Felisya tapi kak Felisya suka sama kak Vino. Gitu sih yang gue denger, mereka itu cewek cowok most wanted di SMP makanya gue update banget kalo soal mereka."

"Seriusan Lo?" Tanya Dira.

"Serius lah ngapain gue bohong."

"Terus, sekarang mereka masih sahabatan?" Tanya Debby.

"Enggak sih kayaknya, apalagi kak Vino sama kak Devan. Kak Devan kan ketos tuh terus kak Vino suka buat masalah, ya andaikan lah good boy vs bad boy."

"Kasian kak Devan dong, sini sama Dira aja haha," celoteh Debby.

"Parah Lo By!" Sahut Dira.

🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇

Pukul 14:03, Bandung.

Dira memasuki rumahnya lalu ia melihat kakeknya tengah membaca koran di sofa ruang tamu, dengan segera Dira menghampiri kakeknya.

"Kakek, Dira pulang," ujar Dira lalu duduk disebelah lelaki berusia 67 tahun yang tidak lain adalah Wisma, kakek Dira.

"Udah makan? Sana cepat ganti baju lalu makan."

"Udah kok tadi disekolah, Vivi mana kek?"

"Sepertinya dia sedang di kamar."

"Vivi gak kuliah?"

"Sepertinya libur," jawab Wisma setelah berpikir lama.

'libur? Sama sekali tidak. Gue harus cari tau kenapa dia gak ke kampus' batin Dira.

🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇🐇

Dira mendekati kamar Vivi dengan mengendap-endap agar Vivi tidak mengetahui bahwa Dira sedang menuju kamarnya karena Dira berencana untuk membuat Vivi terkejut dengan kedatangannya.

Langkah Dira terhenti saat mendengar suara isakan dari kamar Vivi.


Bersambung.........

H

ai gaisss💙💙💙♥️♥️♥️♥️♥️
Jadi gimana ya kira-kira kelanjutannya?
Isakan siapa yang didengar Dira???
Apakah mungkin itu Vivi? Lalu apa yang telah terjadi pada Vivi?
Komen yuk
Jangan lupa vote yaa teman-teman♥️♥️♥️♥️🤗🤗🤗
Tungguin next partnya yaa♥️
Jangan pernah bosen baca cerita dari aku yaa

Hi First Love! ✓ ( Story Of Senior High School)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang