Setelah dari rumah komandan….
Di waktu malam hening seperti biasa…
Dean berada di atas tempat tidur memejamkan mata, beristiharat setelah pergi bertemu komandan Yederick dan kedua anaknya, Erick dan Erika. Masa berkenalan untuk yang pertama kali.
Seperti kemarin, dia berada disebuah tempat entah dimana, sebuah padang rumput yang luas bagai tanpa batas, hanya ada hamparan rumput, langit berawan putih, dirinya, serta seorang anak lelaki seusianya. Anak itu berdiri tepat didepanya, memunggungi dirinya. Menghadap arah yang sama dengan Dean. Menghadap ujung tak bertepi dari hamparan itu. Menikmati hembusan lembut angin. Menikmati kedamaian sementara didalam sana.
Tingginya hampir sama dengan Dean, rambutnya pendek lurus bewarna merah terang dielus oleh angin. Pakaian yang dikenakan serba merah, berupa semacam jas dengan ekor jubah yang lebar memanjang sampai mata kaki. Celana Panjang yang juga warnanya merah, dan diwajahnya….
“Hey, Derin”
“Hmm”
“Aku sebenarnya ingin menanyakan ini sejak kemarin”
“Apa itu Dean?”
“Kenapa kamu mengenakan topeng itu diwajahmu?”
Topeng seperti yang umum digunakan dalam pesta-pesta tertentu para bangsawan. Topeng yang hanya menutup bagian mata secara keseluruhan dengan kedua ujungnya lancip kesamping. Topeng merah bermotif hembusan angin, dengan kaca putih yang tidak bening menutup kelopak mata. Dean hanya menebak pupil mata anak itu juga berwarna merah, karena tubuhnya dominan berhias warna merah terang, kecuali kulit putihnya yang rasa menyentuhnya bagaikan kabut.
“Tanpa kamu sadari, aku sudah tercipta menggunakan topeng ini, aku tidak bisa membukanya meski dirimu meminta”
“Tapi aku kan yang menciptakanmu, berarti aku bisa membayangkan untuk menghilangkannya”
“Itu juga tidak bisa kamu lakukan, semua di dimensi ini tidak akan bisa kamu rubah”
“Kenapa?”
Sambil menolehkan wajahnya kearah Dean, memunculkan senyum lebar yang nampaknya lebih seram, Derin menjawab.
“Itu karena… dimensi ini sudah ku ambil alih” sambil tertawa seperti orang jahat.
“Apa maksudmu?” tanya Derin terkejut.
“Dirimu tidak akan bisa merubah apapun di dimensi ini, tempat ini sekarang adalah kekuasaanku, aku yang mengendalikan wilayah ini. Hahaha”
“Apa yang sebenarnya kau inginkan? bukankah kamu kemarin bilang bahwa kamu ini temanku? Kenapa kau berbuat seperti ini? Apa tujuanmu?”
“Ahaha, tujuanku ya? Sederhana saja”
Derin berancang-ancang, dengan cepat membalik tubuhnya, melangkah cepat menuju kearah Dean. Derin melompat, jatuh tepat di atas dan menindih tubuh Dean, kedua tangannya meraih leher Dean, mencekiknya dengan sekuat tenaga.
“Argh, lepaskan!!” teriak Dean kesakitan dengan berusaha melepaskan cekikan dari anak di dalam mimpinya itu.
“Ahahhaa” tertawa keras, Derin terlihat sangat menikmati.
“Derin, lepaskan! Apa yang kamu lakukan?” teriak Dean tercekik.
“Apa yang aku lakukan? Bukankah kamu merasakan sendiri kedua tanganku di lehermu”
“Arghh” Dean terengah kesakitan, tubuhnya tidak bisa bergerak, rasanya bagai ditindih dengan batu besar.
“Akan ku bunuh dirimu, kamu akan segera mati ditanganku, hahaha”
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah sang penghancur / tales the destroyer
FantasíaBencana topan besar meluluh-lantahkan sebuah kota, semua bangunan rata dengan tanah. Topan dasyat sampai melubangi langit. Disaat para pendduk kehilangan apa yang sebelumnya mereka miliki. Dalam reruntuhan kota ditemukan seorang anak yang selamat da...