🌱
Doyoung menghela nafasnya lega ketika dirinya mendudukan diri pada senderan kursi bus yang baru saja dia naiki. Hampir saja dia tertinggal. ini sudah pukul 16:30, untung saja Doyoung datang tepat waktu. Hari ini cukup melelahkan baginya, senin memang selalu menjadi hari tersibuk. Tapi mau bagaimana lagi, begitulah kesehariannya, aktifitasnya terdengar monoton memang, tapi ya memang begitulah hidupnya, dia hanya perlu menjalaninya.
Bus berhenti di tempat biasa, lampu merah yang letaknya tak jauh dari halte bus. Doyoung kembali bergumam ketika dia melihat tempat yang sama "Le langage des fleurs". Lamunan Doyoung terhenti saat seorang laki laki keluar membawa penyiram bunga di tangannya. Lelaki itu terlihat bersenandung sambil menyirami beberapa bunga di hadapannya. Entah kenapa Doyoung saat ini sedang tersenyum. Bus kembali melaju hingga pandangan Doyoung kini kembali teralihkan oleh hal lain.
Melamun, ya saat ini Doyoung sedang melamun. Benaknya masih menangkap jelas sosok yang terlihat bersenandung itu. Tak henti bibirnya masih tersungging membentuk senyuman. Ah, apa yang Doyoung pikirkan?
🌱
Doyoung merebahkan dirinya diatas ranjang. Rasa lelahnya terbayar sudah ketika tubuhnya bersentuhan dengan kasur empuk kesayangannya, pandangannya menerawang menangkap langit langit kamarnya, benakny kembali menangkap sosok itu, lelaki si penjaga toko bunga. "Le langage des fleurs" gumamnya sekali lagi dengan pelan. Doyoung mengerjap ngerjapkan matanya, lelah rasanya sehingga rasa kantuk mulai menguasainya. ah, sudahlah. Doyoung harus istirahat sekarang.
🌱
Pukul 7:35, Doyoung mengerjap ngerjapkan matanya, menatap kosong jam dinding di hadapannya. Shit, dia terlambat. Entah kenapa tubuhnya terasa berat ketika dia ingin bergerak, rasanya lemas seperti otot dalam tubuhnya tidak singkron dengan intruksinya. Doyoung mendengus, tiba tiba kepalanya berdenyut pusing.
Dia menyambar ponsel di bawah ranjangnya, mengetik sesuatu meminta izin pada atasannya, Doyoung ingin mengistirahatkan tubuhnya.
🌱
Hari kamis akhirnya tiba, setelah 2 hari ambil cuti karena sakit yang berkepanjangan, akhirnya Doyoung kembali semangat memulai harinya. Ini masih pukul 7:15, tapi Doyoung sudah berdiri di halte bus tepat di dekat kantornya sekarang. Ah, ini bahkan terlalu pagi, kenapa Doyoung se semangat ini?. Doyoung menatap bingung jam di pergelangan tangannya, masih ada sisa waktu 30 menit untuk dirinya bersantai.
Doyoung menoleh ke sekelilingnya, barangkali ada tempat yang bisa dia kunjungi sejenak sebelum benar benar berangkat ke kantor yang jaraknya hanya sekitar 3 menit jalan kaki dari arahnya sekarang. Akan sangat memosankan jiga berdiam diri terlalu pagi di kantornya. Hingga pandangan Doyoung terhenti pada sebuah tepat, sebuah toko bunga yang kerap kali selalu mencuri atensinya. Haruskah?
Tanpa perlu berpikir lagi, Doyoung melangkahkan kakinya ke tempat itu. Dari kejauhan terlihat tampak masih sepi, pintu toko bunga itu masih tertutup rapat. Tapi rasa penasaran Doyoung membuat dirinya kini sudah berdiri dihadapan toko bunga itu. Dia memandang lekat tulisan yang terpampang jelas pada jendela toko di hadapannya 'die Sprache der Blumen', hingga lamunanya terhenti ketika ada seseorang menyapa dirinya.
"Hallo?" Doyoung tampak sedikit kaget, tapi kemudian Doyoung menyadari jika orang di hadapannya ini adalah sang pelayan toko hanya dengan melihat seragam yang dia kenakan.
"Toko ini buka pukul 8 pagi, silahkan kembali setelah jam 8 pagi, terima kasih" lanjut lawan bicaranya ramah, Doyoung hanya tertegun dan memperhatikannya hingga orang itu membuka pintu toko dengan kunci di tangannya. Seorang gadis?