Perenne

46 9 2
                                    

"Do You Think That Friendship Could Last More Than A Lifetime?"

Joseon Dynasty- 1589

"Siapa namamu?"

Jimin masih terus menunduk, tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pemuda di depannya. Min Yoongi, pangeran dari kerajaan Joseon, telah memerintahkan Jimin untuk datang ke ruangan pribadinya. Jimin masih menerka-nerka apa penyebab dirinya dipanggil, apakah dia melakukan kesalahan sehingga Yoongi marah? apakah dia akan dihukum, atau bahkan diusir? Dia masih memikirkan kemugkinan dirinya untuk dihukum ketika suara Yoongi kembali terdengar, kali ini jauh lebih dekat di telinganya.

"jawab pertanyaanku"

Jimin tersentak dan tidak sengaja memandang wajah Yoongi sebelum kembali menunduk dan gemetar. Tidak ada yang berani memandang wajah Yoongi, tidak ada juga yang berani menentang apapun yang diucapkannya. Yoongi telah menjadi seseorang yang paling ditakuti di usianya yang baru menginjak 15 tahun, terutama oleh rakyat biasa seperti Jimin. "P-park Jimin, Yang Mulia..." ketakutan terdengar jelas dalam suara Jimin. "pfft- santai saja, aku tidak akan menghukummu. Berapa umurmu?" ujar Yoongi yang berusaha menahan tawanya ketika mendengar suara Jimin yang sedikit terjepit.

Wajah Jimin terlihat sedikit memerah, tetapi dia kembali menjawab, "saya tidak terlalu menghitung yang mulia... saya lahir tahun 1576" gumamnya sambil terus menunduk meskipun suaranya terdengar sedikit lebih berani setelah mendengar perkataan Yoongi. "hmm, tahun 1576? Lebih muda dariku... kenapa kau bekerja disini?" pertanyaan- pertanyaan yang dilontarkan oleh Yoongi membuat Jimin sedikit heran, kenapa seseorang dari kalangan yangban (bangsawan) seperti Yoongi menaruh perhatian pada dirinya, seseorang dari kalangan bawah? "ayah saya bekerja sebagai penjaga istana, saya hanya membantu dengan apa yang saya bisa..." ujar Jimin yang semakin menundukkan wajahnya.

Terdengar gumam singkat dari Yoongi dan di detik berikutnya tangan Yoongi langsung menggenggam tangan Jimin dan membawanya keluar. Jimin takut dan semakin khawatir saat Yoongi menyeretnya ke ruangan lain. Apakah dia salah bicara? Apakah dia telah membuat sang pangeran tersinggung? Yoongi membawanya ke taman belakang istana, mereka terus berjalan ke sebuah pohon sakura yang terlihat sudah mati selama bertahun-tahun. Tepat di sekeliling pohon itu, 5 orang pemuda lainnya sedang bermain dan bersenda gurau. "oh, Yoongi sudah kembali rupanya... siapa yang kau tarik kali ini?" ujar pemuda tampan yang sedang berbaring di bawah pohon, dia tidak memanggil Yoongi dengan panggilan 'pangeran' atau 'yang mulia' dan bahkan menggunakan banmal (bahasa non-baku).

"hmm, ini Jimin. Jiminnie, yang berbaring seperti babi ini Seokjin hyung. Dia yang paling tua di antara kita semua" ujar Yoongi pada Jimin yang kembali menunduk. Seokjin menyadari bahwa Jimin terlihat cemas dan ketakutan di belakang Yoongi dan menghela nafasnya, "kau membuat anak ini ketakutan, dasar bodoh" ujarnya, melepas genggaman tangan Yoongi dan mengelus pelan surai hitam Jimin. "maafkan pangeran idiot ini, dia memang suka seenaknya menyeret seseorang yang ingin dia jadikan teman" kekeh Seokjin, membuat Jimin yang tadinya menunduk dapat memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya.

Sebelum Jimin sempat memproses semua yang terjadi, tiba-tiba dia diterjang oleh seseorang hingga membuat dirinya terjatuh. "astaga Kook, bisa tidak kau menghentikan kebiasaanmu menerjang apapun?" gerutu Seokjin sambil berusaha menjauhkan pemuda yang terus mencoba memeluk Jimin. "memangnya Kook tidak boleh memeluk hyung baru?" gerutu Kook yang dihadiahi jitakan oleh Seokjin. "yang baru saja menyerangmu ini namanya Jungkook, dia yang paling muda meskipun tingginya sudah nyaris melampaui semua hyungnya" Jimin mendengar suara dari pemuda dengan dimple yang manis, dia mengulurkan tangannya untuk membanu Jimin kembali berdiri. "te-terima kasih..." ujar Jimin pelan, membuat pemuda itu kembali tersenyum. "namaku Namjoon, santai saja dengan kami semua Jimin-ah. Kau juga tidak perlu segan denganYoongi hyung, Jika dia sudah mengizinkanmu ke tempat ini artinya kau bagian dari kami sekarang" ujarnya.

PerenneWhere stories live. Discover now