Decision (M)

13.5K 763 414
                                    

Both of them felt different feelings. Mingyu felt warmth all over his body and his heart as well. Meanwhile, Wonwoo felt nothing but... pain.



{}


Srek!

Terdengar suara gorden yang dibuka sehingga mengakibatkan sinar matahari pagi menyeruak masuk membuat lelaki yang tengah berada dalam balutan selimut dan masih terlelap itu pun mulai terganggu. Lelaki itu mulai mengerjapkan kedua matanya guna menyesuaikan intesitas cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Guten Morgen, Wonu." Ucap seseorang yang menjadi pelaku penghancuran mimpi indah Wonwoo. Siapa lagi kalau bukan Mingyu?

"Hmm..."

Wonwoo kemudian mendudukkan dirinya untuk sekedar mengumpulkan nyawa dan mengingat apa yang terjadi semalam sebelum ia terbangun di kasur empuk ini. Well, ingatannya berakhir pada saat Wonwoo memeluk Mingyu dengan erat dan setelah itu, gelap.

"Pelukan gue kayaknya terlalu nyaman ya sampe lo bisa ketiduran gitu?" Ucap Mingyu usil yang saat ini sudah duduk di pinggiran kasur seraya memberikan Wonwoo segelas air yang sudah ia siapkan tadi.

'Ah, gue di kamar Mingyu.' Wonwoo menerima gelas tersebut kemudian meneguk air tersebut guna melepaskan dahaganya.

"Bacot banget pagi-pagi, gyu." Mingyu hanya terkekeh kecil kemudian merapihkan surai bantal Wonwoo. Mingyu tersenyum akibat melihat wajah Wonwoo yang pagi ini berkali-kali lipat lebih menggemaskan dari biasanya.

Gemesh jadi pengen cium.

Mingyu mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Wonwoo. Namun, belum sempat Mingyu melakukan apa yang hendak ia lakukan, Wonwoo yang terkejut dengan tingkah Mingyu itu refleks menjauhkan wajahnya.

Mingyu menatap Wonwoo kecewa, usaha untuk mendapatkan morning kiss-nya gagal. Melihat ekspresi wajah Mingyu itu membuat Wonwoo sedikit tidak enak. Ia kemudian hanya tersenyum canggung lalu menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

"Gue belom sikat gigi, Mingyu." Mendengar hal tersebut, Mingyu sontak terkekeh kecil sembari mengusak surai Wonwoo dengan lembut.

"Gue buat nasi goreng buat sarapan. Cepet bersih-bersih, gue tunggu di meja makan, ok?" Wonwoo mengangguk dan Mingyu pun beranjak dari tempatnya untuk menuju ke meja makan lebih dulu.

Selepas kepergian Mingyu, Wonwoo mencengkram dada kirinya akibat ia merasakan sesuatu yang aneh muncul di dalam dirinya. Wonwoo sadar, Mingyu tadi hendak meminta sebuah ciuman oleh karena itu ia memundurkan kepalanya. Namun, mengapa saat melihat wajah sedikit kecewa Mingyu ia merasakan sebuah goresan di hatinya? Wonwoo pun memijat keningnya yang tiba-tiba berdenyut akibat mengingat perbuatannya semalam.

"Haaah...."

'Kenapa juga lo harus nyium Mingyu semalem sih, Wonwoo? Lo kenapa?'

Wonwoo kemudian mengusap wajahnya kasar. Ia tidak mengerti dengan apa yang ia lakukan semalam. Seakan-akan ia adalah orang yang berbeda padahal semalam ia hanya membiarkan insting dan hatinya untuk menguasainya.

Sadar bahwa hari ini adalah hari senin dimana kelas paginya dimulai pukul delapan, ia pun segera beranjak dari tempatnya untuk melakukan rutinitas pagi sebelum sarapan bersama Mingyu dengan menyampingkan alur pikirannya yang saat ini mulai kusut.

'Han, Oci, Jiun to the rescue!'

{}

Tepat pukul delapan kurang lima menit, Wonwoo sampai di kelasnya. Well, memang tidak biasanya Wonwoo datang di jam segini, apalagi dengan wajah yang kusut serta keringat yang bercucuran di keningnya. Dapat dipastikan bahwa lelaki berkacamata itu habis berlari.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang