"Felix, sejak kapan ada kolam sebesar itu di istana?"Claude yang sedang melewati selasar Istana Emerald melihat ada kolam besar di depan Istana putrinya. Kolam itu tampak sangat lebar tapi tidak dalam. Kira kira dalamnya sepinggang orang dewasa.
'Apa apaan mereka ini? Apa musim panas membuat mereka ingin berenang?'
Claude lebih heran lagi setelah melihat adanya menara tinggi di sebelah kolam itu. Menara itu terhubung dengan seluncuran panjang yang terbuat dari emas. Di bawah seluncuran itu sudah ada boneka hiu lucu yang siap menangkap orang yang meluncur dari atas.
"Ah itu mainan baru Putri Atheia, Paduka. Namanya Splash Splash Shark."
Claude sudah tau siapa orang gila yang membuat mainan semacam itu untuk balita umur dua tahun. 'Balita mana yang senang ditangkap oleh hiu?' Claude mengernyitkan alisnya memikirkan Atheia yang ketakutan melihat hiu yang ada di bawah.
"Paduka harusnya melihat tadi. Tuan Putri kecil sangat senang meluncur disana bersama ayahnya." Felix memberitahu Claude dengan wajah berbinar binar.
"Kyahahahaha.. Chaaalk..Chaaaalk!!"
Siang itu Atheia terlihat sangat bersemangat meluncur bersama Lucas menuju mulut hiu. Sama sekali tidak menunjukan wajah ketakutan.
*Syuuuuuung*
*Byuuuur!!!*
Sampai di mulut hiu dia tertawa bahagia sambil melambai lambaikan tangan ke semua dayang dan prajurit Istana Emerald.
"Athe di muyuut iuuuuu.. hahahaha"
Claude tidak menyangka satu satunya balita yang senang ada di mulut hiu adalah cucunya sendiri. 'Bagaimana kalau dia benar benar bertemu hiu asli?' Claude meringis membayangkan cucunya yang akan berenang mendekati hiu, bukan menjauhi hewan liar itu.
"Haaah.. Lalu sekarang dimana si pecinta hiu itu?" Claude belum melihat Atheia lagi sejak mereka selesai sarapan. Padahal biasanya setiap sore Athanasia akan mengunjungi Claude di ruang kerjanya sambil membawa Atheia.
"Putri Atheia sedang pergi keluar bersama ayah ibunya. Kudengar mereka akan pergi ke tempat mendiang Lady Diana, Paduka."
Tempat yang dimaksud Felix adalah tebing dimana Claude menebarkan abu kekasihnya. Tebing sempit dimana angin dari segala penjuru berhembus di sekitarnya.
Pergilah kemana saja yang kamu mau
Pergilah bebas bersama angin
Claude masih mengingat terakhir kali dia menyentuh Diana. Dalam bentuk abu. Dia melepas kekasihnya untuk pergi bebas bersama angin. Sejak awal wanita itu memang ditakdirkan untuk hidup bebas, tidak bersamanya di dalam istana.
"Paduka.." Felix menyadari raut wajah Claude menjadi sedikit sendu.
"Untuk apa mereka kesana. Diana sudah pergi."
Claude benar benar sudah merelakan Diana pergi. Tapi dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia masih merindukan wanita itu.
Dia berlalu meninggalkan Felix yang hampir meneteskan air mata.Felix adalah orang yang ada di sisi Claude saat dia menebarkan abu Diana. Dia masih ingat raut wajah Claude saat itu. Tanpa ekspresi, hati dan pikirannya kosong. Tapi Felix bisa merasakan aura kesedihan yang sangat dalam dari diri Claude.
Wanita yang paling dicintai oleh Kaisar Obelia pergi meninggalkan sang Kaisar seorang diri bersama seorang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...