PART1

0 0 0
                                    

                                 

Aku berjalan mondar mandir. Menggerutu dengan panik karena panggilan tak segera terjawab. "ih angkat si, gatau apa gua-"

"Halo, kenapa de?"

"ka, lu jemput gua lagi please, gua malu, salah kostum kaya gini"

"salah lu sendiri, kesiangan"

"tapi-"

"gua lagi bawa motor, dah ya, bye"

Tut...tutt..tutt

Panggilan terputus secara sepihak. Aku memandang ponselku yang menampilkan layar hitam. Argh.. Bagaimana ini?

"ade calon siswi juga?"

Aku menoleh ke belakangku, bagaimana bisa bapak ini menemukanku sedangkan aku bersembunyi di belakang musholla.

"Eh...a..i-iya pak" jawabku terbata

"kenapa ga masuk de, nanti tertinggal arahan loh" katanya sambil menatap pakaian yang kukenakan dari atas sampai bawah.

Aku terdiam. Kurasa ia tahu sebabnya.

"Apa kamu lagi nungguin temen?" lanjutnya.
Aku menggeleng "saya pakai baju kaya gini boleh pak?" tanyaku takut.

"Boleh kok, gapapa masuk aja de". Aku mengangguk, keluar dari persembunyian dan melangkah gontai masuk ke ruangan. Duduk paling belakang dan sedikit menjauh dari yang lain.

Aku menunduk saat mendengar bisik-bisik yang menilai pakaianku. Beralih menggulir layar ponsel walau tidak ada sesuatu yang menarik disana. Arahan dari kaka kelas tak kugubris. Aku hanya berharap waktu cepat berlalu.

20 menit berlalu...

Aku terkejut saat melihat uluran tangan. Menoleh ke arah kiri, mendapati seorang perempuan—sebaya dengannya—sedang
tersenyum kecil.

"kayanya lu ga denger deh" alisku mengkerut. "gua kirana, nama lu?"lanjutnya. Aku tersadar dan segera menanggapi. "gua aulia, sorry, kayanya tadi gua melamun". Jawabku

Kirana terkekeh. " bukan kayanya tapi emang tadi lu ngelamun". "ah sorry" jawabku tak enak hati. "santai aja" jawabnya sambil mengerling.

Aku kembali terfokus. Tapi selanjutnya kirana mencolek bahuku. " btw, lu pake baju kaya gitu ga dimarahin?". Aku menoleh. Alih-alih menjawab aku justru merutuk dalam hati sambil  kembali melamun. Berpikir bagaimana bisa memakai kaos rumahan dengan bawahan celana kain sehari hari saat yang lain memakai seragam. Bodohnya aku.

"mungkin itu aja list barang yang harus kalian siapkan buat MOS" ucap kaka osis di depan

Aku panik karna tidak mendengarkan dari awal. Kirana mencolek bahuku "nih no gua, gua yakin lu ga dengerin daritadi, kalo butuh info tanya gua aja" ucap nya sambil memberikan secarik kertas. Lalu melenggang pergi bersama teman nya yang lain.

Aku berjalan keluar gerbang, menunggu angkutan umum untuk pulang.

                                🌸🌸🌸

Seminggu kemudian....

Aku kembali mengecek list barang yang harus dibawa. Memastikan tidak ada yang tertinggal—apalagi salah kostum—Melenggang keluar kamar memakai sepatu, berpamitan lalu berangkat.

Setelah turun dari angkot. Aku sesekali menyelipkan rambutku kebelakang telinga sambil meredakan gugup. Memasuki gerbang  dan melihat banyak yang bersiap mengikuti upacara pembukaan MOS. Aku menaruh tasku dipinggir koridor. Meloncat-loncat mencari kelompokku—hijau—yang entah dimana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

be a strong girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang