16

1.1K 100 0
                                    

Pergi

9:30 pm
03/06/20

...

Yan Cheng berjalan tak tentu arah. Dia kesal. Jadi selama ini Yin Wei tak mencintainya? Tapi kenapa gadis itu menerima perlakuan manisnya? Apa karena dia takut? Atau mengambil keuntungan? Memikirkan pilihan kedua, dia benar-benar kesal. Jika Yin Wei hanya memanfaatkannya, dia tidak akan mengampuninya.

....

Yin Wei berdiri di bawah pohon Sakura. Dia menunggu kedatangan Yan Cheng. Hari sudah malam, tapi dia belum pulang juga. Apa dia marah dan tidur di tempat lain?

Mengingat ekpresinya ketika dia pergi tadi, Yan Cheng pasti marah padanya.

Tak lama, dari arah pintu masuk, tampak sosok yang berjalan sempoyongan. Yin Wei kenal postur tubuh itu. Dia Yan Cheng. Buru-buru Yin Wei menghampirinya.

"Cheng Cheng... Kau kenapa?" Yin Wei memegang tangan Yan Cheng. Dia hampir saja jatuh tadi.

Yan Cheng menepis tangan Yin Wei. Dia menatap Yin Wei dengan sendu.

"Aku tanya sekali lagi. Apa kau mencintaiku?"

Yin Wei diam. Dia membalas tatapan Yan Cheng. Untuk pertanyaan itu, dia masih belum memiliki jawabannya. Dia masih bingung dengan perasaannya sendiri. Apakah yang dirasakannya ini cinta atau hanya rasa kagum? Dia masih belum tahu.

"Sudahlah." Yan Cheng berlalu. Dia kecewa.

"Cheng Cheng...." Yin Wei menyusul Yan Cheng.

"Jangan panggil aku dan jangan dekati aku lagi."

Yin Wei diam di tempat. Dia terkejut mendengar perkataan Yan Cheng. Dia merasakan sesuatu yang salah pada jantungnya. Seperti ada sebuah jarum yang menusuk hatinya. Sakit.

...

Pagi-pagi benar Yan Cheng sudah tampak rapi. Dia memutuskan untuk kembali ke perbatasan. Dia merasa tak ada urusan lagi di istana. Gadis yang dia cintai ternyata tak mencintainya. Dia tak punya alasan lagi untuk berlama-lama di istana.

"Cheng Cheng...kau mau pergi?"

Yan Cheng hanya melirik sekilas pada Yin Wei. Dia lalu memakai sepatunya dan berdiri tegak.

"Cheng Cheng.... Ke mana kau akan pergi?"

"Ke perbatasan."

"Apa akan lama?"

"Aku tak tahu. Jangan menungguku." Dia kemudian melangkah.

"Cheng Cheng.... Apa aku alasan kau pergi?"

"Iya." Yan Cheng menepis tangan Yin Wei. Dia melangkah dengan cepat.

"Cheng Cheng....Cheng Cheng.... Kumohon jangan pergi, Cheng Cheng...." Yin Wei setengah berteriak.

Yan Cheng tak menghiraukan. Dia tetap berjalan. Sementara Yin Wei menundukkan kepala di belakangnya. Dia menangis.

....

Yan Cheng. Dia terkenal memiliki kepribadian yang aneh. Kepergiannya kali ini, tak membuat anggota kerajaan kaget. Mereka malah lega. Dia yang tak memiliki keramahan itu, akhirnya pergi juga.

Sementara di kelompok pelayan, mereka berasumsi bahwa Pangeran ke-9 telah mencampakkan Yin Wei. Bagi mereka, itu pantas. Karena seorang pangeran mana mungkin berjodoh dengan pelayan.

"Yin Wei, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Pangeran ke-9 tiba-tiba pergi?"

Yin Wei diam mendengar pernyataan Liu Qu. Dia mengingat pertanyaan Yan Cheng. Pria itu pasti sangat mencintainya tapi dia malah menyakiti hatinya. Dia merasa bersalah.

Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang