Spring day

229 17 7
                                    

Jinhyuk melajukan motor nya dengan kecepatan kecang. Entah efek angin karena berkendara atau lebam. Tapi mata Jinhyuk sekarang berair. Dia tidak mungkin menangis kan. Jinhyuk sangat kesal pada dirinya sendiri jika orang-orang yang ia sayangi meninggalkannya pergi satu persatu. Dia tak mau kehilangan Sohyun untuk kali ini. Wanita yang ia cintai sepenuhnya setelah ibunya.

Jinhyuk mencengkram gas nya dengan kuat. Menelusuri jalanan malam dengan kacaunya.

Ciiiiiiiitttttt....
Brakkk..

Tanpa di duga Jinhyuk di luar kendali dan motornya terpelasak jatuh karena menghindari sebuah mobil yang hendak berbelok berlawanan arah. Jinhyuk begitu keras terpental dari motornya. Beberapa orang berhenti untuk menolongnya. Dan orang-orang disana langsung menelpon ambulance. Jinhyuk begitu kesakitan, namun dia masih tersadarkan diri.

"Apa memperjuangkan orang yang kucintai sesulit ini." kata Jinhyuk di dalam hati  matanya berair membasahi pelipisnya. 

Beberapa saat ambulance datang. Petugas ambulance itu membawa Jinhyuk ke rumah sakit. Dengan suara yang berat Jinhyuk berkata pada petugas ambulance itu.

"To-long.. Ka..ta..kan..  A-ku mencintai So-hyun.. Suruh.. D-ia menepati jan..ji nya.." kata Jinhyuk yang sulit buat ngomong.

Petugas itu hanya manggut-manggut serasa mengerti apa yang di maksud Jinhyuk.

"Bisakah kau memberi tau kode hp mu. Aku akan memberi tau walimu" ucap salah satu petugas

Jinhyuk yang masih tersadarkan memberi tau password 4 digit angka menggunakan inisial jarinya meskipun perlahan. Petugas bersyukur bisa membuka hp Jinhyuk dan menghubungi wali Jinhyuk.

Setelah sampai di rumah sakit, perawat buru-buru membawa Jinhyuk ke ruang UGD. Dan para dokter memberi penanganan pertamanya. Sedangkan petugas masih berusaha menelpon wali Jinhyuk. Petugas itu menelpon Sohyun berkali-kali namun tidak diangkat oleh Sohyun. Menelpon Lee Dong Wook tapi juga sibuk. Satu-satunya yang bisa hanyalah Jinwoo adiknya.

Buru-buru Jinwoo bergegas ke rumah sakit setelah mendengar kabar buruk itu. Dia cemas kepada hyung tersayangnya. Jinwoo juga berusaha menghubungi kakaknya namun memang tidak bisa. Sedangkan Sohyun tidak mengangkat teleponnya. Sekali lagi dia menelpon Sohyun berharap kali ini di jawab.

Tut..tut..

Namun malah nada tak tersambung terdengar. Dia lalu memberi pesan kepada semua orang berharap mereka datang.

Sesampainya di rumah sakit Jinwoo memberi tau identitas pasien. Dan menunggu di ruang tunggu dengan perasaan cemas. Berharap dokter keluar dari ruangan dan memberi kabar baik.

.

.

Jinhyuk pov

Hari ini aku begitu tampan dengan memakai setelan kemeja putih dan celana hitam. Aku jarang memakai setelan seperti ini, bahkan aku tak ingat apa aku punya kemeja putih yang aku pakai saat ini. Tapi aku terlihat tampan dan cocok memakainya.

Jantungku berdegup kencang tak seperti biasanya. Sepertinya aku sangat senang hari ini karena akan bertemu seseorang. Bertemu di tempat yang indah, di sebuah taman bunga yang belum pernah aku kunjungi dan aku lihat sebelumnya. Disini nyaman, aku bahkan terasa betah meskipun berhari-hari menghabiskan waktu di tempat ini. Meskipun aku sedikit alergi pada serbuk sari tapi anehnya aku malah mencium bunga-bunga di taman ini. Dan anehnya aku tidak bersin dan malah mencium harumnya semerbak bunga-bunga ini.

Saat aku sedang enak-enaknya memetik bunga untuk membuat rangkaian bunga. Tiba-tiba ada siluet cahaya yang menusuk mataku. Cahaya yang dibuat seperti seseorang yang sedang bermain-main dengan cermin. Benar membuat aku memicingkan mataku tapi pantulan cahaya itu malah menuntunku ke sebuah jalan. Aku mengikutinya tanpa berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make Sweet Moment Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang