Siapa Kamu?

22 3 0
                                    

  Bayu berjalan seraya memainkan ponselnya. Ia melihat foto dirinya dengan sang mantan. Bayu tidak menghapus kenangan itu.

"Zahra, sudah lama ya aku tidak bertemu denganmu. Bahkan di Kampus sekalipun. Segitunya kah kamu tidak ingin menemui ku?"

.....

  Rara masuk ke rumahnya. Semua ruangan gelap. Rara berjalan seraya meraba dinding agar segera menemukan tombol lampu. Sekilas bayangan berlari ke arah dapur.

"Siapa itu?!"

Hening...

Tak ada jawaban. Rara mengambil payung, berjaga-jaga kalau itu orang jahat.

Apa hanya perasaanku saja.

  Lalu terdengar bunyi kursi bergeser.

"Siapa itu?! Ini rumahku!! Keluarlah!" Dengar gemetar, Rara mengangkat payung itu dan berjalan perlahan menuju dapur. Ia kembali meraba dinding untuk menemukan tombol lampu.

Jreeeng!!

  Ia melihat jendela terbuka dan seseorang baru saja melompat. Rara buru-buru mengambil ponsel dan menelepon.

Tut...tut..

"Halo"

"Bayu...." Isak Rara.

"Kamu kenapa?"

"Aku takut Bay..."

"Sebentar, aku akan segera kesana"

Tut..

  Bayu kembali berlari kerumah Rara. Untung saja dia berjalan belum terlalu jauh. Namun, saat di belokan gang..

Brukk!!

Ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Orang itu jatuh.

"Maaf," Bayu hendak membantunya, orang itu buru-buru berdiri dan pergi.

"Orang bertudung...Rara" kembali melanjutkan larinya.

Tok..tok..

"Ra...ini aku.."

Jeglek!!

  Bayu membuka pintu itu. Kemudian masuk dan mencari Rara.

"Ra..." Menghampiri Rara yang duduk memeluk lututnya.

"Ra.. tenang ya aku sudah disini" menepuk pelan punggung Rara. Membantu Rara berdiri dan mendudukkannya di Sofa.

"Aku ambilkan air minum ya.." kembali berjalan ke dapur. Tak lama ia menghampiri Rara dan memberikan segelas air.

"Terima kasih Bayu."

"Memangnya ada apa tadi? Kamu diganggu sama orang bertudung itu? Sebelum kesini, aku tidak sengaja menabraknya"

"Iya Bay, dia sudah berani masuk rumahku. Tadi, dia kabur lewat jendela. Aku takut sekali"

"Ra, bagaimana kalau aku tidur disini? Aku khawatir kalau terjadi apa-apa. Besok sementara kamu tinggal dirumah ku saja. Disana ada kedua orang tuaku. Nanti aku akan bilang ke orang tuaku. Sekarang kamu istirahat. Aku akan berjaga di sini." Rara mengangguk. Lalu ia berjalan ke kamarnya.

....

Dikamar, Rara tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan orang itu.

Bagaimana kalau orang tadi kembali lagi kerumahku? Apakah dia orang yang sama?

Rara beranjak, memeriksa barang-barang berharganya apakah ada yang hilang.

Barang-barang tidak ada yang diambil. Tapi, kenapa dia kerumahku? Apa yang dicarinya?

Tok..tok..

"Ra, berhentilah mengatakan sesuatu dan istirahatlah. Kamu tidak perlu khawatir lagi. Aku kan ada disini. Tidurlah"

Ah, aku lupa kalau...

Ia membuka pintu kamar.

"Maaf Bayu..."

"Sudahlah, jangan khawatir. Tenangkan dirimu. Pikirkan hal baik saja. Dan stop jangan berkata apa-apa dalam hati"

"(Senyum) sebentar" berjalan ke almari dan mengambil sesuatu.

"Ini. Diluar pasti dingin." Bayu menerima selimut itu. Rara menutup pintunya. Bayu kembali ke ruang tamu.

Selamat malam Bayu..

Bayu melihat kamar Rara.

"Selamat malam juga Ra." Gumamnya.

Bayu menatap langit-langit. Memikirkan bagaimana hanya Rara yang suara hatinya bisa ia dengar.

Kenapa hanya Rara saja ya? Apakah ada hubungannya? Hei, tidak mungkin. Aku pertama kali bertemu dia di Swalayan. Kenapa juga dengan perasaanku. Terasa aneh di dekatnya. Ck!

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang