24. New

1.2K 143 13
                                    

Kamu kuliah kayak biasa, dan berteman kayak biasa. Kamu berjanji gak akan terpengaruh lagi sama omongan Doyoung ke diri mu. "Gue gak bakal mati tuh kalau gak hidup sama orang brengski kayak gitu" kamu tanamkan kalimat itu berulang kali ke diri mu.

Kamu mengingat kalau kamu sudah kepala 2, udah saatnya dewasa. Udah saatnya kamu bisa memilah mana hal yang penting dan mana hal yang patut kamu singkirkan. Kamu gak akan merepotkan siapapun, Taeyong apa lagi. Bisa aja abang mu itu kelepasan kalau marahin Doyoung, karena gak ada orang sabar kayak Joshua yang bakal redam emosinya dulu.

Kelompok mu memutuskan makan di cafe. Kalian udah patungan buat makan enak hari ini. Semua kalian lakukan karena nilai ujian kalian dapat nilai A.

"Gila, gue kira kalau Seungkwan yang pimpin grupnya, nilai kita jadi amburadul" kekeh Dino. "Testimoninya dulu dong, say" sahut Seungkwan.

Astaga, kayaknya kamu terlambat kenal mereka semua. Kelompok mu kelihatan semrawutan, tapi berkat handle dari Seungkwan semuanya baik baik aja.

"Halah, karena banyak orang dalem aja kali lu" kata Lala.

"GAK BISA BERSYUKUR AJA YA LO!"

Ketawa kalian pecah.

Jujur, ini pertama kalinya kamu nongki sama teman kuliah. Dulu mah setiap jam kuliah selesai, kamu langsung pulang. Kuliah, pulang, begadang udah jadi siklus hidup mu yang baru.

"Heh, lo diam diam aja. Gak mau puji gue gitu?" giliran kamu yang disenggol Seungkwan. "Enggak ah, apaan. Lo mah cuma jago merintah doang, yang ngetik semuanya kan gue".

"JUSTICE FOR BOCIL!" pekik Vernon.

Ah, soal Vernon, dia cowok baik. Sejak kejadian dia dilabrak si brengski karena nganterin kamu pulang, dia gak pernah ngungkit masalah itu. Katanya waktu itu, "kalau lo memang udah punya cowok, ya gue gak mau ganggu".

Sopan kan?

Iya lah, kegantengannya aja sopan banget menembus retina.

Tapi nyatanya si brengski bukan cowok mu. Dan kamu menyesal kenapa bisa kecolongan selama 3 tahun ini, padahal si brengski belum berubah sama sekali.

"Main game lah yok" kaya Lala.

"Apaan?" sahut Dino.

"Yang basi aja. Mind dare or dare?"

***

Acara nongkrong kalian selesai sampai jam 8 malam. Itupun karena Lala teringat jemuran mamanya lupa dia ambil sebelum pergi. Kalau enggak, kamu yakin lah sampai jam 11 juga gak bakal kelar.

"Kok kamu diam diam aja"

"Apaan sih Vernon" kamu menggeliat malu. Kali ini kamu diantar Vernon, gak ada Seungkwan yang ikut nebeng juga.

"Dih, kok malu malu. Sama pacar sendiri juga" Vernon menggoda kamu makin menjadi jadi.

"IH! Udah dong, aku malu tauuuu" rengek mu. Vernon ketawa pelan, "tangannya boleh dipegang, nggak?" tanyanya.

"Enggak, takut ada setan" kata mu pelan.

Vernon ketawa lagi, ih manis banget anak bule mah. Kalian sepanjang perjalanan pulang menghabiskan waktu dengan jamming beberapa lagu. Dan yang makin bikin kamu bahagia, selera lagu Vernon sama dengan selera mu.

Gak salah pilih banget kamu.

"Bocil, udah nyampe" katanya. Kamu gak bergegas turun. Kata Vernon, gentleman harus bukain pintu buat mbak pacar. "Selamat pulang, putri. Nanti langsung mandi ya, keteknya tadi basah lho" godanya.

"BISA GAK SIHHHH!" kamu menggebuk lengan Vernon sambil setengah ketawa.

"Bercanda sayang-"

modar.

"Pokoknya langsung mandi, trus berdoa sebelum tidur ya" katanya sambil acak acak rambut mu. Kamu senyum, "oke. Hati hati di jalan" kata mu.

Vernon masuk ke mobilnya, dan mengklakson 2 kali sebelum dia pergi. Kamu masuk ke pekarangan rumah, tapi ada penampakan di sana.

Kelinci murka.

Kamu gak peduli lagi, sebelum kamu dicampakkan, kamu harus campakkan dia duluan. Kamu lewatin dia gitu aja. Udah gak penting mah orang kayak Doyoung itu.

"Dari mana aja, kok masih keluyuran?"

"Kok sewot? Aku juga udah izin sama orang rumah" kata mu sengit.

Doyoung diam. "Aku lagi gak butuh lihat muka kakak di sini. Pergi aja sana" sambung mu. Ekspresi Doyoung setengah kaget, kamu belum pernah sekasar ini barang ke siapapun.

"Saya mau jelasin soal yang kemarin"

"Aku gak butuh penjelasan. Aku butuhnya kakak pergi"

Sadis, itu kata hati Doyoung. Dia mengaku salah udah bikin orang sesabar kamu kecewa.

Doyoung tetap diam, dan anehnya kamu juga gak bergerak. Kamu mau tunggu kapan dia pergi dari sana. "Kamu... kamu udah sama Vernon?"

Kamu menoleh, senyuman sinis mu kamu tunjukkan. "Iya. Orang yang dulu kakak kira mau ngerebut aku dari kakak, tapi nyatanya dia jauh lebih menghargai perempuan"

Udah kesal setengah mampus kamu rasanya. Kamu masuk ke rumah tanpa izin, plus banting pintu.

Haaaaa, tau rasa kan kamu Doy.
















































Sebelum Doyoung kena siksa kubur, coba kita kasih siksa duniawi dulu :)




Berakhir ¦ [kdy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang