Tujuh ✔️

338 68 13
                                    

Tubuhnya didorong untuk berlutut. Kepalanya ia dongakkan. Chanyeol dihujami belasan wajah yang menatapnya bengis. Yongguk berlutut dan mencengkeram dagunya dengan kasar. Chanyeol meringis sakit.

"Berani sekali .... Berapa nyawa yang kau punya, hm?

Chanyeol hanya terdiam, namun matanya tak memancarkan sorot ketakutan sama sekali. Ia tak keberatan jika hidupnya harus berakhir hari ini. "Kau bisu, hah?!"

"Aku tidak. Bunuh aku dan selesaikan seluruh urusanmu di sini secepatnya. Jangan ganggu mereka." Nadanya dingin dan tanpa keraguan.

Bugh!

Pukulan kuat itu mendarat di rahang kirinya hanya sedetik usai Chanyeol membalas. Sudut bibirnya mengeluarkan darah dan rasanya sangat perih. Belum selesai di sana, Chanyeol juga merasakan pukulan bertubi-tubi menyerang perut, dada, dan wajahnya.

"Uhuk!" Chanyeol masih bisa mengenali cairan merah yang mengalir dari mulutnya walau pandangannya telah memburam. Yongguk memukulnya dengan tenaga dalam, bukan hanya tangan kosong, sebab itulah efeknya bisa separah ini. Pukulan menyakitkan itu menghujami tubuhnya tanpa henti, namun Chanyeol tak mengeluh sama sekali.

Tiga tendangan diterimanya di bagian punggung membuat rasa sakit itu kian menyiksa. Satu tendangan kuat di kepala membuatnya terbentur tiang kayu. Gelap dan kebas adalah ingatan terakhir Chanyeol sebelum kesadarannya terenggut.

******

Yongguk tersenyum puas kala melihat korbannya telah kehilangan kesadaran. Sesuai permintaan, ia mengumpulkan tenaga dalamnya dalam jumlah besar agar bisa membunuh Chanyeol yang telah sekarat dalam satu pukulan, seperti yang biasa ia lakukan pada korban-korban lain.

Hanya saja, ia tidak menyangka jika seseorang berelemen angin menggagalkan aksinya dari arah kanan. Dia itu memakai pakaian tertutup serba hitam dan hanya memperlihatkan matanya. Berkat tindakannya barusan, Yongguk berhasil terpelanting beberapa meter hingga nyaris mengenai seorang Kyungsoo.

Tanpa membuang waktu, sosok misterius itu membentuk pusaran angin yang cukup besar dan meluluh-lantakkan anggota The Dragons dalam beberapa menit. Sang penyelamat itu menghabisi lawan-lawannya dengan bantuan seseorang yang juga berpakaian sama sepertinya. Kyungsoo yang telah terbakar emosi turut serta masuk ke pertarungan. Lokasi kejadian yang berada di tengah jalan kota itu menyebabkan kemacetan sesaat.

Kyungsoo menyerang membabi-buta, namun sisi warasnya masih berhasil menahan serangannya agar tetap terkontrol dan tidak salah sasaran. Hentakan kakinya membuat tanah retak, sedangkan gerakan tangannya yang seakan tengah merobek sesuatu membuat retakan tanah itu semakin besar dan dalam. Tanah yang merekah ia digunakan untuk menjebak lawannya. Retakan itu Kyungsoo tutup kembali secepat mungkin. Kaki bahkan badan bawahan Yongguk itu terjepit. Untuk mencegah mereka membebaskan diri, Kyungsoo menyatukan kepalan tangannya dengan sekuat tenaga. Kaki kanannya membuat gerakan melingkar, memperkuat gravitasi area serangannya menjadi dua kali lipat. Teriakan kesakitan seakan seperti lagu pengantar tidur. Sisi gelapnya tersenyum puas sebab berhasil meluapkan amarah yang tertahan.

Dua orang penyelamat misterius itu berelemen angin dan teleportasi. Satu orang memindahkan lawan yang tersisa ke satu titik dalam waktu singkat dan sosok lainnya membuat pusaran angin mematikan. Tak dapat terelakkan lagi, mereka yang menjadi korban pusaran angin itu terluka berat. Pusaran anginnya memang tak terlalu besar, namun bertekanan tinggi. Dada mereka terisi sesak oleh udara dan debu. Ketika pusaran itu menghilang, semua tubuh itu terlontar ke segala arah.

Pertarungan selesai dengan dramatis. Anggota The Dragons yang tersisa menyelamatkan diri sembari membawa jasad rekan mereka yang tewas berkat serangan dua sosok misterius tersebut. Kyungsoo menarik napasnya dalam-dalam. Dirinya baru saja menggunakan tenaga dalam dalam jumlah besar tanpa pemanasan. Napasnya memburu, begitu juga dengan sosok misterius itu.

The Crownless Prince [Chanbaek ft Kyungsoo, Jongdae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang