Dia

18 5 2
                                    
























































Tetes demi tetes membasahi sekujur tubuh ku dan tubuhnya memberikan sensasi dingin yang menggigit kulit, wajar saja Kami sudah hampir setengah jam dibawah guyuran hujan dengan tangan yang saling bertautan disebuah taman kota yang terlihat senggang.

' ri.... aku harap kamu jawab Iya ' aku terdiam bibir ku seakan tak mau bergerak takut menjawab, ini terlalu sulit untuk ku.

' aku gak bisa sell, enggak untuk sekarang ' kataku lalu membuang muka melihat Kearah lain aku tak sanggup untuk melihat wajahnya aku takut air mata ku pasti akan meluncur saat itu juga.

'oh.... Bohong kalo aku bilang aku baik-baik aja, tapi aku juga gak bisa ngubah keputusan Kamu ri' aku tau ia sangat kecewa sekarang, dari nada bicaranya terdengar sangat terluka.

'kasih aku waktu sell '

'ambil sebanyak yang Kamu mau ri' katanya tanpa minat.

'Lima tahun sell, kasih aku waktu lima tahun setelah itu apapun yang terjadi aku akan mengikuti semua keinginanmu' kata ku final.

'semua keputusan ada sama Kamu ri, dan Ya aku harap Kamu gak akan menyesal dengan keputusan mu, dan aku tidak janji untuk menunggu mu ri, karena aku bukan orang penyabar dan Kamu tau itu' nada bicaranya terkesan dingin.

Lama Kami terdiam bergulat dengan pemikiran masing-masing hinggga pada akhirnya aku berinisyatif mengakhiri keheningan
diantara kami.

'kalo udah gak ada yang mau Kamu omongin aku pamit duluannya Ya sell' Kata ku melepaskan tautan tangan kami lalu berbalik pada langkah pertama aku berjalan suara rusell terdengar.

'aku bakal pergi dari kota ini, dan aku gak tau bakal balik lagi atau enggak bunda nyuruh aku ngelanjutin sekolah disana' aku berbalik netra Kami bertubrukan.

'kalau bunda Kamu nyuruh pulang itu artinya Kamu harus pulang, gak baik membantah keputusan orang tua' Kata ku tanpa mengalihkan pandangan ku dari netranya yang segelap malam.

' aku bakal pulang besok, penerbangan aku jam 10 pagi' katanya tak bersemangat.

'itu artinya Kamu harus bekemas sekarang dan istirahat yang cukup untuk perjalanan besok' Kata ku dengan senyuman yang terbit dibibir ku. Lalu ia mendekatkan wajahnya dan kedua bibir Kami bertemu untuk pertama kalinya dan kuharap bukan yang terakhir kalinya. Hanya kecupan tanpa lumatan dan seketika air mata ku menerobos keluar menyisakan anak Sungai yang begitu deras russell menarik tubuhku kedalam dekapan hangatnya aku menangis dalam diam.

'jangan menangis aku tak suka kau menangis Apalagi menangis Tanpa suara begini'katanya masih dengan nada dingin.

'aku gak bisa ngantar Kamu besok kebandara' kata ku mengalihkan pembicaraan.

'it's OK'

'aku harus pulang sekarang udah sore ' aku berbalik dan memulai langkahku menjauhkannya dari taman tersebut air mata ku kembali berjatuhan namun tersamarkan Oleh hujan. Satu hal yang pasti russell akan selalu mengikuti ku sampai masuk kedalam rumah memastikan bahwa aku sampai dengan selamat.

Tiba dijembatan menujukan tempat tinggalku aku terkejut jembatanya rusak hanyut terbawa derasnya arus sungai aku bingung ini adalah satu-satunya jalan menuju panti tempat tinggalku. Aku menoleh kebelakang beberapa langkah dariku rusell bediri seolah ia tau apa yang aku pikirkan ia bersuara.
'nginap di apartemenku sampai jembatanya selesai' katanya lalu berbalik aku mengekorinya dari belakang hinggga Kami sampai Di apartemennya.
🙈
🙉
🙊

Sesampainya diapartemen rusell lelaki itu besuara.

'Kamu mandi duluan pake ini aku bakal Mandi Dikamar mandi dekat dapur' katanya sembilan menyodurkan sweater tebal dan celana panjang yang Pastinya akan tengelam jika ku kenakan tapi dari pada aku kedinginan lebih baik aku pakai saja.

Waktu berjalan dengan begitu cepat kini jam menunjukkan jam 8.30 malam tiga jam dari mereka sampai diapartemen Rusell. Kini lelaki itu sedang sibuk memasukkan pakaiannya yang akan ia bahwa pulang dan ael ia hanya berbaring sambil mengamati aktivitas rusell dari ranjang empuk milik silelaki. bosan dengan aktivitas mengamatinya ael menuju cermin full-body yang berada diruangan tersebut.saat asyik bercermin tiba-tiba ia dikejutkan oleh sosok laki-laki berperawakan tinggi yang tak lain adalah russell.

'hem udah' katanya lalu mengambil tempat disisi risael

'Ry aku rasa kamu bakal nyesal deh' katanya melanjutkan.

Risael terlihat bingung dengar pernyataan yang ditujukan russel secara tiba-tiba kepadanya ia lalu menanggapi lawan bicaranya.

'Kenapa aku harus nyesal kamu aneh'

'Ya Gak tau juga sih firasat aja sih' katanya cuek

'Tuh kan aku bilang juga apa kamu tu aneh semenjak pulang dari taman'

'Terserah kamu percaya atau enggak yang penting aku udah ngingetin kamu' katanya acuh tak acuh

'Kamu kok ngomongnya gitu, aku makin ga ngerti sama apa yang kamu omongin'

'ael denger ya kamu harus ingat ini jangan sampai lupa anggap aja ini kalimat ajaib OK' dengan spontan gadis mungil itu mengangguk 'apapun yang terjadi hari ini itu merupakan hasil dari keputusan kemarin jadi sebaiknya sebelum esok menyapa buat keputusan yang memang tidak merugikan kamu dihari esok'
Ia menjeda sebentar kelihatannya 'kamu udah ngantuk ayo tidur malam ini aku ingin peluk sepanjang malam untuk perpisahan'russell menarik tubuh mungil Ael keranjang lalu mendekapnya erat dan mereka terlelap hingga fajar menyapa.

Jika jarak mengharuskan kita untuk berpisah
Maka aku hanya bisa berkiklas hati melepasmu
Namun aku berharap agar waktu membawa takdir
Mempertemukan kita esok meski harus
menggenggam rindu teramat dalam














Dadah
✋✋✋

KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang