Orang bilang tidak ada hubungan teman antara laki-laki dan perempuan. Hubungan yang mustahil jika salah satu dari keduanya tidak merasakan getaran yang berbeda.
Dan itu terjadi padamu.
Kamu yang sedang berjalan di lorong koridor sekolah tengah memikirkan itu semua sambil membawa beberapa buku dan berkas ditangan mulai berpikir keras tentang hubunganmu dengan laki-laki bernama Kun yang sudah sangat lama menjadi temanmu itu.
Jika dipikirkan kembali, sikap Kun terhadap kamu itu sangat dingin dan tidak peka. Tapi kamu merasakan ada sesuatu yang aneh dalam hati kamu tentang laki-laki itu.
Mungkinkah kamu jatuh cinta terhadapnya? Ataukah ini hanya perasaan biasa sebagai teman.
Segera kamu tepis pemikiran aneh itu dan terus berjalan. Hingga kamu tidak sadar Kun mengikuti langkahmu, di sampingmu.
“y/n, kenapa ngelamun? mikirin apa hayoh. Oh gue tau, pasti lo lagi memikirkan masa depan kita yang cerah ya. ” telak Kun hingga membuat langkah yang membawamu menuju perpustakaan terhenti.
Kamu menatap Kun sejenak, lalu mendengus kesal. “Ngapain sih, Kun. Bercanda mulu, gak lucu tau. ”
“Ih kok marah sih? Kan gue cuma bercanda. Lo lagi pms ya?”
“Sialan, enyah aja sana!”
Kamu melanjutkan langkahmu yang terhenti, meninggalkan Kun yang terheran-heran melihat sikap aneh kamu.
Kamu tahu bahwa Kun itu sering bercanda. Dan kamu tidak pernah menanggapinya dengan serius, tapi kali ini berbeda. Entah kenapa kamu marah, padahal laki-laki itu sering berguyon.
“Besok minggu gue nginep di rumah lo ya! Mau maraton PS sampe besoknya lagi. ” teriaknya sambil mengejar langkah kamu.
****
“y/n, lo kenapa sih? Kok dari tadi gue liat lo gak ngomong-ngomong, lagi ada masalah ya. ”
Iya Kun gue ada masalah besar, sangat besar. Tapi gue gak tau tentang ini semua, gue bingung. “Enggak kok, perasaan lo aja kali. Gue fine. ”
“Yakin?” dan kamu mengangguk.
“Kalo gitu coba tatap gue sakali ini aja, gue pengen lihat kebenaran yang tersalip di manik mata lo. ” ujar Kun serius.
Jemari Kun yang sudah menyentuh pipimu segera kamu tepis. “Apaan sih, Kun. Orang gue gak apa-apa kok. ”
Kun menghela nafas. “Gue udah berteman sama lo sejak masih kecil, y/n. Gue tahu semua tentang lo. Dan gue tau semua perasaan tentang lo. Entah itu perasaan marah, senang, sedih, kesal atau benci gue tau semua. Yang lagi gue liat sekarang ini perasaan bingung dan cinta. ”
“Kun gue___. ”
“Lo suka sama seseorang, y/n. ”
Kamu dan Kun terdiam cukup lama.
“Setelah lima tahun gue baru liat perasan itu di mata lo, untuk gue?”
“Kun dengerin dulu. ” Kun tersenyum lalu memeluk kamu.
Dia bergumam. “Gue senang lo kembali jatuh cinta, tapi y/n. Lo salah. ”
“Lo salah mengartikan hubungan kita. Dan mari kita perjelas lagi, kita itu hanya teman. Hanya teman. Gak akan lebih. ”
To be continued