coffee.

664 89 6
                                    



Hao mau ke mini market, dengan setelan hoodie dan celana training dia dengan santai berjalan dari kos-kosannya ke mini market. Jaraknya yang dekat membuat Hao tidak usah susah susah untuk memilih baju.

Dinginnya ac langsung menerpanya saat memasuki mini market dekat kosannya itu. Dia berniat membeli sebotol kopi dan beberapa camilan untuk menemaninya mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk.

Dia berjalan menuju tempat stan minuman berada dan berniat membuka kulkas lalu mengambil kopi, sebelum matanya melihat seseorang yang ,maybe menjadi salah satu sumber kebahagiaan hidupnya.

Cheesy memang tapi itu kebenarannya.

Jeon Wonwoo, kakak tingkat di universitas yang menjadi tempat untuknya menimba ilmu sekarang. Orang yang memikat Minghao pada pertemuan pertama mereka. Dan salah satu orang yang menjadi sumber kebahagiaannya.

Dia ada di sana didekatnya ingin membuka kulkas di depannya. Minghao refleks memundurkan tubuhnya dan menjauh dari kulkas itu (?)

''''''

Minghao keluar dari mini market itu dengan membawa sekantong camilan dengan jantung yang berdebar-debar.

Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Wonwoo.

Tetapi karna itu juga dia lupa untuk membeli kopi untuk dirinya.

"Hah... yasudahlah mau bagaimana lagi, gini nih kalo salting pasti bakal lupa mau ngapain, dasar Minghao ogeb", ucap Minghao sambil menggerutu dalam perjalanan pulangnya.

Greb

"Eh?!"

"Ah... kamu tadi ingin membeli kopi bukan, maaf tadi saya menyerobot kamu sampai kamu tidak jadi membelinya. Ini saya belikan, saya tau kamu membutuhkannya"

Gila, Minghao bisa gila. Coba kalian bayangkan orang yang kalian sukai ada dihadapan kalian. Kalian juga pasti seperti dirinya.

"U-uhm... ah sebenarnya ti-tidak apa apa, ah sunbae tidak perlu repot-repot membelikannya untuk saya", ucap Minghao dengan telinga yang memerah.

Terimakasih Tuhan karena mereka ada pada gang remang2, jadi kecil kemungkinan Wonwoo akan melihat telinganya yang memerah.

"Tidak apa-apa saya hanya merasa bersalah tadi... kamu pasti membutuhkannya untuk mengerjakan tugas. Karna saya juga membutuhkannya untuk itu tolong diterima", ujarnya sambil meletakkan sebotol kopi itu di tangan yang lebih muda.

"Saya pamit", lanjutnya.

Minghao merasa dirinya pasti terlihat sangat bodoh didepan orang yang dia sukai. Lidahnya kelu, jantungnya berdetak abnormal dan dia merasa otaknya juga berhenti berpikir.

Dan Minghao tidak tau saja... ada orang yang telah mati-matian menyembunyikan rona merah di telinganya agar tidak terlihat olehnya.

''''''''

Coffee'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang