Seorang gadis masih tertidur lelap, karena merasa senang di alam mimpinya. Padahal ini sudah pagi hari. Seorang laki-laki membuka gorden kamarnya, nampaklah cahaya matahari yang mengisi seisi kamar itu. "good morning my princess. It's time to wake up". "eungg," gadis itu meregangkan tubuhnya. Tetapi bukannya bangun, ia malah kembali tidur. Laki-laki itupun duduk di sisi tempat tidurnya. "don't gonna be late today my sunshine," sambil mengelus rambut gadis itu.
Gadis itupun akhirnya bangun, tetapi matanya masih tertutup. Ia membuka kedua tangannya. Laki-laki itupun mengerti, dan menggendongnya. Mereka pergi menuju ruang makan untuk sarapan. "woa... princess sudah datang," girang salah seorang gadis yang seumurannya. "tidak. Lihatlah dia. Dia seperti putri tidur," merekapun tertawa. "ayolah al...ga biasanya kamu bangun terlambat gini?," tanya Dira. "mungkin bila dibujuk prince nya akan bangun," saran Mitsuko.
"oii Minho!," teriak Adrian. "ada apa?," tanya Minho, yang disusul Brian dibelakangnya. "tuh, tuan putri lagi males-malesan," sambil menunjuk Alania. Minhopun tersenyum, dan menghampiri gadis itu. "good morning my princess," sambil mengelus pucuk kepalanya. Alania menoleh," good morning prince". "widih...bener-bener yak. Resep dari manasih? Bikin dia langsung semangat," goda Brian. "ini resep secret, ga kayak kamu fucekboy," semuapun tertawa mendengar Minho berkata seperti itu.
"apaansih? Kan aku udah berubah," kesal Brian. "berubah jadi apa? Power ranger? Hahhaha," ujar Dira. "udah-udah, cepet sarapan! Habis tu siap-siap. Kita kan harus buka toko," Mitsuko menyela. "oh iya lupa," lanjut Alania yang beranjak. "hey al! sarapan dulu!," teriak Adrian. "nanti aja! Aku mau mandi dulu!".
Wajar saja ia begitu semangat, karena toko telah lama tutup sejak saat itu.
Sampailah mereka didepan café. Alania hampir tidak percaya, ia sudah ada disini lagi setelah sekian lama. Semuanya nampak sama, tidak ada yang berubah. "ayo masuk," diawali dengan Mitsuko yang berjalan didepan. Saat didepan pintu, ia berbalik. "kamu yang seharusnya membuka ini," sambil memberikan kuncinya pada Alania. Awalnya ia gugup, tapi diambilnya kunci itu.
Iapun mengangkat tangannya untuk memasukan kunci. Tapi bukannya masuk, ia malah terhenti. Melihat itu, Adrian memegang pundaknya seakan memberi dorongan semangat. Alaniapun mengangguk, dan membuka pintu itu.
Trrrringg
Suara khas bunyi lonceng, ketika ada yang masuk ke café itu. Alaniapun masuk dan melihat sekitar. Tempat yang masih sama, hanya saja sedikit berdebu karena lama ditinggalkan. Diikuti dengan yang lainnya masuk. Pandangan pertama Alania saat masuk adalah, tempat favoritnya disana. Iapun menghampiri itu dan duduk.
Melihat view yang terlihat disana. Cuaca yang cerah untuk musim yang tengah memasuki penghujan akhir. Sehingga terkadang bisa turun hujan kapan saja.
Minhopun duduk di depan Alania yang tengah memandang view dari jendela. "kamu ingat tempat ini?," sambil duduk. "tentu saja...aku mengingatnya," sambil memandang Minho dan tersenyum. "aku harap ga akan lagi penghalang," sambil memegang kedua tangan Alania. Alaniapun tersenyum.
"penghalang apa yang lo maksud?,".
Pengrusak momen aja, lagi romantis romantisnya -author
Diem lu thor -adrian
Ini diem ga ngomong apalagi bersuara lho -author
Au bodo amat -adrian
"kenapa? Kesindir?," tanya Minho dengan smirk smilenya. "yaiyalah," sambil merangkul Alania. "gue ga rela lo, sama dia". Minho mengernyitkan dahi. "hahahaha canda elah. Jangan anggep serius, silakan nona dan tuan melanjutkan adegannya," godanya sambil beranjak pergi. "iihh apaan sih ad! Kita bukan lagi main film...," kesal Alania. "tau nih, kebanyakan drama kali hahhaha," lanjut Brian.
"golok mana yak?," sambil celingak-celinguk. "weyyy slow slow bro".
Ini yang selama ini aku rindukan. Suasana hangat dengan teman yang sudah berubah menjadi keluarga. Aku harap...ini akan berlangsung sampai nanti -alania
Yang lainnya sibuk membersihkan dan membereskan untuk bersiap buka. "aku boleh bantuin ga?," tanya Alania. "ga boleh, kamu kan ga seharusnya ngebantuin," bantah Adrian. "tapi kan...aku pengen bantuin...lagipula kan aku udah gapapa," mohon Alania. "dengerin aku ya, kamu belum sepenuhnya pulih. Jadi mending kamu istirahat aja ya diatas," sambil mengelus kepala Alania. Alania memanyunkan bibirnya, "huh, iyadeh". Setelah itu beranjak pergi.
Hari ini, café tengah ramai pengunjung. Mungkin, setelah sekian lama tutup. Mereka hampir kewalahan untuk melayani pelanggan. Walaupun seperti itu, mereka tahu ini akan berjalan baik. "ok, selanjutnya," hari ini Brian yang menjadi bagian kasir. "brian?," panggil seorang pelanggan. Mendengar itu, Brian mengangkat kepalanya. "lho, clara? Iya kan?," sambil menunjuk. "iya, ni gue," jawab Clara.
"pakabar lo? Gue hampir ga ngenalin lo. Sekarang lo beda banget ya," tanya Brian.
"baik, ga biasa aja," jawab Clara.
"mau pesen apa?," tanya Brian.
"ice velvet aja," jawab Clara.
"ok, mau pesen yang lain?," tanya Brian kembali.
"ga. Udah itu aja," lanjut Clara dan langsung membayarnya.
"silakan menunggu".
Adrian tiba-tiba datang, "ciee yang abis ketemu mantan, aduh jadi clbk nih". "apaan sih lo, datang tak diundang pulang tak diantar," kesal Brian. "gue bukan jailangkung anjay," protes Adrian. "makanya...jangan suka ganggu orang". "hadeuh...," Adrian beranjak pergi.
-Alania PoV-
Kini, aku tengah duduk di sofa. Iya sofa, sendiri lagi. Karena yang lain tengah sibuk dibawah. Huh, kesel banget. Aku memutuskan untuk menghampiri jendela. Berharap ada pemandangan bagus, atau burung yang lewat. Jujur saja, ini sangat membosankan, sungguh.
Tidak jauh dari pandangannya ke arah burung. Alania tersadar akan sesuatu. Pria yang menggunakan topi, menutupi mukanya. Ia mencoba mengerjap-ngerjapkan mata. Berharap itu hanya penglihatannya saja yang sedang bermasalah.
Ia akhirnya menggusik-usik matanya. Dan....
Wah? Kira kira siapa tuh yang diliat Alania? Mau tau? Stay tune,vote,and don't forgrt to follow my acount 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me Between Coffee And Tomorrow {The End}
RomanceAlania Maheswari Darlena, seorang manager Going Merry Cafe yang terletak di negeri berselimut putih. Kesehariannya yang tenang dan modis,membuat kedua pria jatuh cinta padanya. Kedua pria itu adalah temannya yang bekerja di Going Merry cafe tersebut...