Sometimes I'm stupid
Sometimes I'm fucking hard work
Sometimes I'm the worst person
I only know how to hurt, yeah
Sometimes I'm scared of loving
I don't know just what you're worth
But that don't mean I can't learn
'Cause I can
I can learn, 'cause I canTurn off the light, she said
I'm going to bed
I don't wanna talk right now
I'm turning my head
If we could go back to where we first started
I would go right now
Remember the days before this all started
It's got me thinking how.
-⭐-🎶 Honne - Sometimes 🎶
Jangan lupa tinggalkan jejakmu lewat vote / comment 🌻
Instagram: @________sere
Munculkan dirimu lagi di chapter ini yuk?!
lewat vote dan komentar 🙆
Selamat baca ❣️
Usai tampil di atas panggung, Rigel berpesan pada Wulan agar cewek itu tetap duduk dan beristirahat di dalam tenda sarnafilnya. Lalu membiarkan Rigel saja yang pergi untuk membeli makanan dan minuman di stand bazar.
Sementara Rigel pergi, Wulan yang tengah duduk di tempatnya, sibuk bermain ponsel. Menggulir laman sosial medianya, tanpa bercengkrama dengan orang-orang yang berada satu tenda dengannya.
Ponselnya bergetar. Sebuah SMS dari nomor tak dikenal tertera di layar benda pipih milik Wulan.
0812×××××××× :
Lan, gue udah beres beli makanan sama minumannya. Gue tunggu di parkiran, ya!
Wulan mengetik balasannya.
Wulan :
Lah? Katanya gue disuruh tunggu di tenda aja, gimana deh?!
Wulan :
Yaudah, gue ke sana!
Wulan mendengus kesal. "Emang ni anak tuh suka gak jelas, deh. Tadi gue disuruh tunggu di sini aja. Sekarang nyuruh nyamperin. Gak jelas!" Wulan bergerutu sendiri.
"Tapi kok, tumben-tumbenan si Rigel SMS," kata Wulan dalam hati. "Terus ... SMS-nya pake nomor baru lagi. Nomor baru kali ya?" Wulan mengedikkan bahu, tak menaruh rasa curiga dengan pesan tersebut.
Tanpa banyak berpikir, Wulan melangkahkan kakinya menuju parkiran. Menuruti perintah dari isi pesan tersebut.
Baru setengah jalan, langkah Wulan terhenti. Sebuah saputangan menutupi mulutnya dengan paksa. Kedua tangannya diikat dari belakang layaknya penjahat yang sedang tertangkap basah. Dengan sekuat tenaga Wulan mencoba melepaskan tali tambang di tangannya sendiri, sambil mengeluarkan suara sekeras mungkin. Tapi sayang, suaranya tetap saja tertahan dan tidak kedengaran oleh orang lain.
Wulan diseret paksa menuju suatu tempat yang terbilang sepi oleh tiga gadis sekaligus. Jelas jika tenaganya kalah dengan ketiga gadis itu. Walaupun dalam keadaan mulut tertutup oleh saputangan, tapi mata Wulan masih bisa melihat jelas siapa yang telah membawa paksa dirinya pergi. Lyra Andriana dengan dua dayang-dayang di sisi kanan dan kirinya lah yang telah membawanya ke gudang ini--- gudang yang cukup jauh dari keramaian.
"Halo, Wulan. Kita ketemu lagi di sini," bisik Lyra menyeringai. Licik sekali, bak nenek lampir yang memiliki niat jahat.
Lyra menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kecil. "Ternyata ... lo itu bisa dibego-begoin juga, ya? Masa gitu aja percaya sama SMS yang gue kirim. Emangnya lo pikir SMS itu dari Rigel, sahabat kesayangan lo itu, iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Made For Each Other [Hiatus]
Teen Fiction[Teen Fiction] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA SUPAYA KAMU SELALU DAPAT NOTIFIKASI TERBARU DARI CERITA INI 🙆] Yang Rigel tahu, bersahabat baik sedari kecil dengan Wulan adalah hal yang menyenangkan. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa label...