Sky, music, and you

347 32 1
                                    

Bazar amal yang seharusnya dilaksanakan berbulan-bulan yang lalu akhirnya dilaksanakan hari ini juga. Setiap satu kelas 11 dibagi menjadi 3 kelompok untuk menjual makanan buatan sendiri, yang mana satu kelompoknya beranggotakan 8 orang. Keuntungan dari bazar ini akan disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sasaran bantuan amal setiap tahun pun berbeda. Tahun lalu, keuntungan dari bazzar disumbangkan untuk anak-anak jalanan. Tahun ini, sekolah yang kononnya dikenal dengan murid-muridnya yang merupakan anak orang kaya itu menyumbangkan bantuan kepada beberapa panti jompo dan anak-anak berkebutuhan khusus. Kalau boleh jujur, anak-anak SMA really don't give a fuck lah sama yang namanya kegiatan amal ini lah, yang itulah------ Mereka hanya tertarik dengan fakta bahwa mereka tidak akan belajar selama sehari penuh.

Prince hanya bisa melamun dan memikirkan apa yang terjadi kemaren sore. Memikirkan kejadian saat dimana ia ingin meminta izin Gina untuk menjalin hubungan dengan Ellen. Alasannya sih simpel,  Ia ingin meminta izin Gina agar tidak terjadi kesalahpahaman antara Gina yang selalu menyalahkan Ellen dan ia meminta izin karena tidak ingin merusak hubungan pertemanannya dengan Gina. Saat itu, Prince menunggu-nunggu jawaban dari Gina tetapi tiba-tiba Gina pingsan walaupun kondisi tubuhnya terlihat baik-baik saja. Sampai sekarang, Prince belum tahu apakah ia boleh menjalin hubungan dengan Ellen atau tidak karena Gina belum sempat menjawab pertanyaan itu. Alhasil, Prince membawa Gina yang pingsan ke klinik.

"Woy, lo jangan diam aja. Bantuin bersih-bersih dong" panggil Fina dengan suara kerasnya. Prince mengambil sapu dan memyapu bekas-bekas tepung yang berserakan di lantai.

"Woy, Marcell Kampret! Lo jangan bucin aja. Bantuin beres-beres juga bambank!!" Fina meneriaki Marcell yang sedang asyik mengobrol ria dengan pacarnya, Lisa.

"Santai aja, Fin. Nanti gue beresin" jawab Marcell kesal karena momen kebucinannya diganggu oleh teriakan sengau Fina.

Prince tidak sekelompok dengan Ellen dalam kelompok bazzar amal ini. Kelompok Ellen berada di stand yang agak jauh dari stand kelompok Prince, jadi bisa dibilang Prince belum melihatnya sama sekali hari ini. Sebagai laki-laki dalam kelompok ini cukup sederhana, Prince dan Marcell hanya perlu membersihkan lantai yang kotor, merapikan stand, sementara para wanita sibuk menyiapkan makanan.

"FINNN! bahan-bahan untuk topping tiba-tiba hilang dari kelas" teriak Laura sambil berlari terengah-engah.

"ANJRIT! Kok bisa sih? Pasti ada aja yang curi itu" Fina teriak kesal karena bahan-bahan untuk topping untuk brownies raib begitu saja.

Marcell menyentuh bahu Fina dan mengelusnya, "Santai Fin, sini gue beliin bahannya"

"Lo juga, dua jantan gak ada gunanya. Satu yang bucin, satu lagi suka melamun. Lagian juga kalau dibeli mustahil juga, bazar dibuka 20 menit lagi, Kampret! Lo kira mudah cari bahan topping!?"

"Hmm, lo gak mau panggil Ellen aja? Dia pernah buatin dessert box loh untuk Prince. Mungkin aja dia bisa bantu kita. Iya nggak?" tawar Marcell.

"Beneran? Prince, ngapain lo ngelamun aja? Cepat panggilin si Ellen!"

Mendengar teriakan Fina memang membuat orang yang yang diteriakinnya ingin mengalah saja. Teriakannya dapat membuat orang dapat meninggal sangking kerasnya. Prince yang sedang merapikan stand segera menuju stand kelompok Ellen yang berada di halaman depan sekolah.

Ellen yang sedang merapikan susunan makanan di stand tertegun saat melihat Prince berada di depannya.

"Lo mau beli?" tanya Ellen.

Prince menggariskan senyumnya, "Lo sibuk gak? Kami ada urusan darurat di stand. Fina nyuruh lo buat ke sana"

Ellen memanggil teman setimnya untuk menggantikan Ellen menata makanan di stand agar ia bisa membantu Fina. "Aldy, tolong gantiin gue bentar ya. Nanti gue balik lagi"

A Letter To Prince [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang