Chapter 2-1

9.6K 735 85
                                    

Hujan ya?

Bukankah harusnya musim hujan sudah selesai?

Mengapa masih saja turun hujan?

Renjun menghela nafasnya pasrah, payung saja tidak dia bawa, mana dia tahu jika pagi ini akan hujan.

Renjun berteduh dipinggir pagar rumah orang, entah rumah siapa, yang dia butuhkan memang tempat berteduh dan seragam sekolahnya juga tidak basah, jas seragam nya juga tidak cukup untuk menghalau dingin, akan sangat tambah menyebalkan jika basah.

Tangannya memeluk tubuhnya saat dia merasa udara semakin dingin,  dia mencoba merapat ke pagar, agar sepatunya tidak basah karena hujan, atap pagar rumah ini juga tidak terlalu lebar makanya itu kakinya masih kena percikan air hujan.

Dia mencoba melihat jam tangannya, sudah 15 menit, tapi hujan masih belum ada tanda-tanda mau berhenti.

Renjun sedikit menyesal untuk tidak langsung naik bus pagi ini, jika dia melakukannya, mungkin dia tidak akan kehujanan didepan rumah orang seperti ini.

Ini semua karena kemarin Jaemin yang merekomendasikan sarapan enak disalah satu rumah makan yang tidak jauh dari halte bus katanya.

Dikiranya benar-benar dekat dengan halte bus, tapi ternyata dia masih harus masuk komplek perumahan elit dulu, dan itupun belum ada tanda-tanda dia akan menemukannya, jadi dia berakhir kehujanan, sarapan paginya juga belum dia dapatkan.

Oleh karena itu, ingatkan Renjun untuk memaki Jaemin nanti ketika disekolah.

"Kapan kau berhenti sih? Aku akan terlambat jika seperti ini" keluh Renjun pada hujan, dan tak lama kemudian, dia membulatkan matanya ketika dia mendengar suara mobil berbunyi dari dalam.

Dia cukup bersyukur karena dia berdiri dipagar pintu masuk bukannya dipagar garasi.

"Apa pemiliknya tidak akan marah jika aku berteduh disini? " dia jadi merasa tak enak hati, berteduh juga tanpa ijin.

Kemudian dia melihat garasi mobil yang terbuka secara perlahan, pada saat itu, Renjun baru akan menghampiri mobil untuk meminta ijin berteduh, tapi baru mulai melangkah, matanya kembali membulat ketika mobil hitam itu keluar dari garasi, bukan karena mobil nya yang membuat Renjun terkejut, tapi karena orang yang mengendarai mobil itu yang membuatnya terkejut.

Dia tidak bisa menggerakkan kakinya tiba-tiba, langkahnya juga kaku, bibirnya terasa kelu dan jantungnya berdetak lebih cepat, Renjun hanya bisa melihat mobil itu pergi melewatinya dan semakin menjauh.

Dan saat mobil hitam itu sudah tidak terlihat, Renjun baru tersadar dari keterkejutannya, dan dia melihat garasi mobil yang sudah tertutup, mungkin tertutup secara otomatis mengingat Renjun merasa si pemilik mobil tidak keluar dari mobil.
.
.
.
.
.
Jaemin hampir saja menjatuhkan botol minum miliknya ketika Renjun mengejutkannya secara tiba-tiba, dia menatap tajam Renjun yang terlihat sekali sedang merasa bahagia, padahal gadis penuh jerawat dipipinya itu datang hampir saja telat.

"Ada apa dengan wajah ceriamu itu? "

Biasanya Renjun itu akan mengeluarkan aura gelap jika hampir telat, tapi kali ini, kelakuan Renjun di pagi hari ini membuat Jaemin mengerutkan keningnya

"Apa kau baru saja terbentur sesuatu? "

Renjun masih saja tersenyum dan masih belum menjawab pertanyaan Jaemin, dia duduk manis dan membuat Jaemin cemberut

"kau mengabaikan ku?" Tanya Jaemin sambil meletakan botol minumnya kedalam tas, meletakkan kedua tangan diatas meja dan memalingkan wajahnya dari Renjun.

Jaemin itu anak yang manja sekali, dia tidak suka diabaikan, jadi Renjun yang sangat mengenal Jaemin, langsung menyadari jika Jaemin ternyata sedang merajuk dan dia segera menggoyangkan lengan Jaemin dan merayunya

[END] PERTAMA DAN TERAKHIR (NOREN & MARKMIN VER.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang