Keputusan Abbey pun berakhir dengan perempuan itu yang berada di penthouse milik Arlington karena Luigene sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut di apartemennya. Abbey juga berpikir jika penthouse Arlington adalah tempat yang paling aman ditambah pria itu menempatkan bodyguard extra untuk menjaga Abbey.
Lima bodyguard di dalam penthouse. Enam bodyguard diluar penthouse dan empat bodyguard di lobby. Pria itu benar-benar memberikan penjagaan ketat untuk Abbey.
"Kau seperti buronan FBI sekarang." James duduk disebelah Abbey, pandangannya mengarah kepada pria berbaju hitam yang berdiri di setiap sudut penthouse.
"Satu-satunya cara agar Arlington mau melepaskanku selama satu minggu, hanya dengan menyetujuinya."
Abbey memejamkan matanya merasa sangat suntuk menunggu Luigene yang tak kunjung datang. "Kau sudah mengembalikan ponsel Arlington?"
"Sudah," jawab James, "Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Kenapa kau meninggalkan pesta dan menghilang?"
Tatapan Abbey beralih kepada James. "Seseorang ingin menjebakku."
"Siapa? Apa dia ingin menjahatimu? Kau mengenalinya atau melihat wajahnya?" mata Abbey menyipit. Kenapa James tampak sangat penasaran dan menyerangnya dengan pertanyaan bertubi-tubi.
Belum sempat Abbey menjawab. Luigene sudah lebih dulu tiba di penthouse dan menjawab pertanyaan James. "Dia tidak melihatnya. James bisa permisi sebentar? Aku ingin berbicara dengan Abbey."
James pergi sebagai bentuk mempersilahkan. Setelah memastikan James telah pergi, Luigene baru mengeluarkan sebuah kantong plastik yang ia masukan ke dalam saku celananya.
"Kami tidak menemukan sidik jari siapa pun, termasuk sidik jarimu selain di dalam bathup. Orang itu bermain dengan sangat bersih. Tidak ada jejak kaki atau tanda-tanda di bobol."
"Bagaimana dengan CCTV?"
"Tidak ada CCTV dikamar mandi. Orang itu mengetahui letak kamera dengan pasti. Dia menghindari kamera dengan sangat baik, kami hanya menangkap bayangannya."
Luigene memperlihatkan sebuah foto yang ia dapatkan dari rekaman CCTV ruang tamu Abbey. Dimana sosok bayangan tinggi besar sedang berdiri, seolah sengaja menunggu Abbey.
"Dia sudah bersiap, dia tau kau akan masuk ke dalam apartemen."
"Apa ini bisa dijadikan bukti? Atau petunjuk untuk menangkap pelakunya?"
Luigene menggeleng lesu. "Semua orang memiliki bayangan dan bayangan orang ini tidak jelas. Kita hanya bisa tau jika pelakunya adalah seorang pria. Dan lagi, apartemenmu memiliki kunci keamanan ganda, bagaimana seseorang bisa masuk tanpa merusak apa pun. Aku rasa ada orang dalam yang terlibat."
Sebenarnya Luigene tidak yakin tetapi ia membuka kantong plastik yang ada di depannya. Tampak sebuah kancing berwarna putih dengan benang merah di sela lubangnya.
"Apa benda ini milikmu?"
"Kancing putih? Ini kancing kemeja milik Arlington..." bukan hanya Abbey yang menganga terkejut bahkan Luigene juga ikut menatap Abbey dengan tak percaya bercampur ragu. "Kau yakin Abbey? Kancing ini bisa menjadi bukti yang serius. Darimana kau tau ini kancing milik Arlington?"
"Ada benang merah disana. Aku yang menjahitnya, saat itu benang putih habis dan aku menggantinya dengan benang merah."
Mata Luigene menyipit berusaha menyambungkan semua kepingan dan memikirkan segala kemungkinan yang ada. "Bisa jadi kancing ini terlepas saat dia menyelamatkanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romance[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...