~Love Is Miracle~

2.5K 185 37
                                    

Tittle: Unconditional Love
Author: CattleyaLian
Cast: Krist perawat, Singto Prachaya.
Genre: Fantasi Romance, Fluff, Collegelife, Drama, Comfort, Mature content dll
Rated: Mature adult
Chapters: 1
Words: 9800kata
Publication date: sel, 7 july 2020
Request reader: jullian_lian

Cerita ini mengandung unsur Yaoi/Boyslove/ Boyxboy dan mature content.

Lembaran buku yang terbuka secara perlahan itu menimbulkan bunyi khas, ruangan tersebut kini di penuhi dengan banyaknya orang yang tengah memusatkan perhatian pada beberapa buku di atas mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lembaran buku yang terbuka secara perlahan itu menimbulkan bunyi khas, ruangan tersebut kini di penuhi dengan banyaknya orang yang tengah memusatkan perhatian pada beberapa buku di atas mejanya. Hal itu sama seperti yang di lakukan oleh seseorang pemuda pada ujung ruangan, lebih memilih untuk sendirian. Punggung pria itu terlihat sedikit membungkuk dengan tidak sempurna, pandangannya tak terlalu fokus di balik kaca mata bulat yang dirinya kenakan, jari-jari tangannya yang panjang membuka satu persatu halaman yang dirinya baca dengan seksama. Sekilas tidak ada yang tampak aneh dari sosok itu, akan tetapi jika di perhatikan lebih dekat maka akan terasa perbedaanya, meskipun tak terlalu begitu mencolok.

Namanya Singto, pemuda berumur 20tahun itu tidak biasa saja, ia hanya duduk sendirian, seperti kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain, hampir seluruh mahasiswa/i di kampus ini tahu jika ia mengalami autism spectrum disorder membuatnya mengalami beberapa gangguan dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain, tetapi itu tidak sepenuhnya mengganggu aktivitasnya setiap hari, walaupun mungkin ia mengalami kesulitan untuk beberapa hal.

Dengan gerakan yang tak begitu bagus, ia mengambil buku-buku yang tersusun rapi di atas meja, lalu menyusunnya satu persatu hingga menjadi satu bagian, tak membiarkan cela di sekitarnya, ia memastikan segalanya benar-benar seperti yang dirinya lakukan biasanya, sebelum bangkit dan meraih tas ranselnya tak lupa membawa beberapa buku tadi di dalam dekapannya.

Singto berjalan dengan perlahan, kepalanya agak sedikit condong ke samping, ia membawa kedua kakinya untuk sampai di ujung pintu masuk ruangan, bergegas untuk pergi dari sana, akan tetapi siapa yang menyangka jika lengan seseorang tak sengaja menyenggol bahunya, membuat buku-buku yang dirinya sempat dekap jatuh dengan keras, membentur lantai berantakan, walaupun melihat kejadian itu tidak ada yang berniat untuk membantunya sama sekali, bahkan seseorang yang membuat bukunya jatuh sekalipun. Mereka justru bertindak sebaliknya, beberapa orang yang melihat hal tadi justru menertawakannya, bahkan mengatakan hal-hal ringan hanya untuk mengoloknya saja, seolah itu adalah hal yang menyenangkan.

Ini sudah biasa, hal seperti itu sering dirinya dapatkan sedari ia kecil, orang hanya memandangnya dengan sebelah mata, terlebih Singto tak punya kelebihan khusus di sini, hingga banyak orang semakin semena-mena padanya, terkadang yang lebih parah justru membully-nya.

Terkadang buku tugasnya tidak ada di tempat semestinya, tak jarang beberapa barangnya yang lain juga terpindahkan dan bahkan menghilang begitu saja. Beberapa dari mereka berbicara dengan cara kasar padanya, memperlakukannya dengan tidak baik, hanya karena ia sedikit berbeda jadi mereka membedakannya.

Unconditional Love [One shot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang