9. TIDAK PERNAH BAIK.

22.8K 2.1K 120
                                    

"Mau sesibuk apapun, jika kamu memang prioritasnya. Maka dia akan selalu ada untukmu." _ Vania Naquella Atmaja

°°°°°°°

Malam ini jalan Cempaka ramai karena balapan liar kembali di laksanakan. Tengah malam bukannya tidur tapi Arvairos dan Gleatser kembali berseteru karena David merasa tidak terima atas kekalahan kemarin yang membuatnya rela memasang harga puluhan juta untuk taruhan malam ini.

Revan yang sudah siap di garis start dengan teman-temannya yang mendukung di belakang hanya bisa tersenyum tipis di balik helm. Julukan Raja jalanan bukan semata-mata ia dapatkan secara cuma-cuma atau hanya gaya saja. Tapi ia juga tidak pernah kalah untuk hal balapan sehingga orang-orang memanggilnya begitu.

"Kali ini lo nggak usah sombong, lo selalu menang bukan berarti selamanya akan jadi pemenang."

Revan menoleh mendengar ucapan David."Gue dari tadi diem dan cuma iyain aja ketika lo ngajak balapan lagi." Revan mengedikan bahunya cuek."Lo yang lebih pede bakalan menang hari ini, bukan gue."

David berdecih, menutup kaca helmnya dan kembali fokus kedepan. Walau ia tidak pernah bisa mengalahkan Revan, kali ini David yakin bahwa ia akan menang dan mendapatkan uangnya kembali. Harga dirinya tidak boleh hancur untuk kedua kali apalagi sekarang Aileen juga ada disini.

Melihat Aileen yang membawa kain putih untuk bendera yang akan menjadi penanda balapan di mulai ketika di lemparkan. Revan mengeratkan pegangan pada stang motornya, kenapa gadis itu yang harus menjadi penanda start padahal biasanya Aileen datang hanya untuk menonton. Membuat Revan rasanya ingin segera tancap gas untuk pergi, muak melihat wajah Aileen.

"Yang satu mantan, yang satu pacar. Apa nggak canggung di tengah-tengah kayak gitu?" Yudi yang melihatnya canggung sendiri dan merasa aneh."Kalau gue jadi Aileen, bakalan malu banget nunjukin muka di hadapan cowok yang udah dia bikin ribut."

"Emang pemikirannya sampe sana?"

"Ppfff-bener juga." Irfan menahan tawa mendengar ucapan Saka."Si Garong mana ada pemikiran kesana. Yang ada dia malah kesenangan, kesannya jadi rebutan juga."

"LONTONG SAYUR LONTONG SAYURRR!"

Teriakan Yudi tentu saja mengundang beberapa orang, tapi hal itu tidak terlalu di hiraukan karena sebagian besar tidak mengerti dengan apa yang Yudi teriakan, bahkan beberapa menganggap Yudi aneh walau sebagian memanggil cowok itu juga tampan.

Aileen yang berada di tengah-tengah menatap David maupun Revan, tapi matanya tidak bisa berbohong untuk lebih fokus pada Revan walau cowok itu tidak menatap sedikit pun pada dirinya. Tapi karena tidak mau membuat David sadar dengan apa yang ia lakukan, Aileen segera mengangkat bendera, pertanda balapan akan segera dimulai.

"SATU!"

Mesin motor mulai keduanya nyalakan, pandangan Revan pun fokus ke depan sementara David yang menyadari Aileen fokus pada Revan mulai merasa emosi dan semakin bersiap untuk pergi dengan kecepatan tinggi.

"DUA!"

Teriakan semakin terdengar, tidak lupa dengan ketegangan yang semakin terasa, berharap bahwa jagoan mereka dapat memenangkan balapan ini. Tapi mengingat Revan adalah lawan yang sulit untuk dikalahkan sebagian orang berpikir bahwa David hanya mencari malu. Padahal cowok itu harusnya tahu bahwa tidak akan mudah melawan Revan yang sudah terbiasa untuk memenangkan balapan dan melakukan balapan di jalanan malam.

"TIGAAA!"

Teriakan dan sorakan semakin terdengar ketika keduanya pergi meninggalkan garis start saat kain putih yang menjadi penanda balapan di mulai di lempar. Kecepatan yang tidak biasa saling memacu di jalanan ini, menandakan bahwa keduanya tidak ingin kalah. Bukan soal uang tahunan yang nilainya besar, tapi ini juga soal harga diri mereka dan geng mereka yang akan kena akibatnya jika salah satu dari Revan dan David kalah.

UNTUK REVAN |NEW VERSION|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang