happy or sad ending?

61 19 19
                                    


Cerita ini saya ikutkan event cerpen yang dilaksanakan oleh
Komunitas_CPBS

~~~~~

Kamis, 28 Mei 2020. Aku menatap tiga lembar foto palaroid yang berisi fotoku dan dia. Kekasih? Bukan. Sahabat? Rasanya lebih dari itu. Dia bukan siapa-siapa, tapi dia mempunyai tempat yang istimewa. Orang yang dulu selalu memberikan pundaknya kepadaku ketika aku lelah, dia yang dulu selalu membuatku mengangkat kedua sudut bibirku, dia....ah terlalu banyak kenanganku bersama nya sampai tak bisa ku jelaskan dengan kata-kata.
Dia, Alvino Andrean Neal. Seorang laki-laki dingin yang tanpa permisi memasuki kehidupanku, tak hanya itu ia juga membuat kisah denganku. Tapi sayangnya dia pergi sebelum kisah kami selesai. Kecewa? Tentu saja. Siapa yang tak kecewa ketika seseorang yang seolah memberikanmu harapan lalu pergi tanpa pamitan?

Satu tahun yang lalu dia pergi ke luar negri meninggalkan aku, kenangan dan juga kisah kami yang baru saja di mulai. Alasan dia pergi? Ntahlah aku tak tahu. Bahkan ketika dia akan pergi, dia tak berpamitan kepadaku. Hey, memangnya aku siapa? Sampai dia harus memberitahuku. Kabar? Dulu aku selalu mengiriminya pesan, chat, Email ntah apapun caranya untuk mengetahui keadaannya. Tapi hasilnya nihil, aku tetap tak mendapatkan informasi apapun. Dan sekarang aku menyerah, sudah kuputuskan aku akan tetap menunggunya dengan diam. Bukan berarti aku tak berusaha, setiap sepertiga malam aku terbangun dan selalu menyebut namanya dalam do'aku. Dan hubungan ini? Dia tak memberikan aku kepastian, hanya harapan yang berujung dengan perpisahan. Tapi dia pernah mengatakan sesuatu yang membuatku tetap bertahan menunggunya selama satu tahun ini.

"Kalo suatu saat gue pergi dan gaada kabar. Gue harap lo tetep tungguin gue disini. Gue janji bakal kembali, dan itu buat lo." Itu kata-katanya yang selalu terngiang-ngiang di kepalaku.

Meski terkadang terdapat niat untuk berhenti berharap padanya, tapi akhirnya aku tetap kembali. Ingatan tentang ucapan dan kenangan nya tiba-tiba muncul seolah tak mengizinkanku berpaling darinya. Semesta, rasa ini sungguh menyiksa.

Dapat dihitung laki-laki yang datang padaku dan menyatakan cintanya. Aku dapat melihat niat mereka tulus, tapi aku tetap tak menerimanya. Mereka memang tulus mencintaiku,  tapi aku tidak. Rasaku hanya untuk Alvin! Entah apa yang kuharapkan darinya. Banyak orang yang membujukku untuk melupakannya,  tapi aku tetap tak bisa. Bahkan sekarang Papa, Mama, Abang dan sahabat-sahabatku pun menyerah. Tapi ada seseorang yang selalu mendukungku. Aku sempat berpikir bahwa dia adalah Kakak dari Alvin, kenapa aku bisa berpikir begitu? Karena nama belakang mereka sama. Tapi segera kutepis pikiran itu. Mana mungkin? Karena setahuku Kakak Alvin sedang berada Canada, tempat di mana Alvin berada saat ini.

Dia Kakak kelasku sekaligus teman curhatku, ah lebih tepat nya dia yang sering bercerita padaku. Namanya Gloria Givanni Neal. Menurutku, dia orangnya cukup asik untuk sekedar mengobrol dan dia juga pendengar yang baik. Aku cukup dekat dengannya karena sebuah insiden di perpustakaan. Waktu itu aku menolongnya yang hampir tertiban rak buku, alhasil akulah yang cidera. Dan dari sana aku mulai dekat dengannya, apalagi dia murid baru.

Ckitt,,,

Suara pintu terbuka mengagetkanku, terlihat seorang lelaki berbadan tegap dan wajah yang emm....sempurna?

"Drey ikut gue ke supermarket kuy," ucapnya. Aku hanya mendengkus kesal mendengarnya. Sekarang keadaanku sedang tidak baik-baik saja dan dia? Kenapa dia selalu membuatku kesal?

"Nanti gue beliin es cream deh," bujuknya. Aku langsung tersenyum dan mengangguk. Mana bisa aku menolak jika dengan es cream? Apalagi kalau rasa coklat. Uhhhh rasanya seperti ditarik ribuan magnet untuk segera menyantapnya. Secepat kilat aku berlari ke ruang ganti baju, tapi begitu akan memilih baju aku menepuk jidatku keras. Ah sial! Aku lupa bertanya akan pergi naik apa.

Hate Or Love? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang