4. sakit

234 10 0
                                    

Terlihat kesibukkan disebuah ruangan yang dilengkapi alat medis, seorang wanita berbaring di ranjang dengan wajah pucat, jarum infus yang menempel disebelah tangannya, serta oksigen....

Flash back on....

"Bughhh"

"Arghhhh" seseorang yang tersungkur karena dorongan secara tiba-tiba dari arah belakang, tangan yang sebelumnya ia genggam tak terlepas namun terasa dingin dan menegang, setelah melihat apa yang terjadi, ia dibuat panik melihat kondisi seorang wanita yang tak sadarkan diri dengan tubuh bergetar dan wajah pucatnya, dengan pengalaman sebelumnya yang pernah ia alami, ia membiarkan wanita itu berbaring dengan memiringkan tubuhnya, melindungi kepalanya dari benturan, melonggarkan kemeja yang dipakai, menepuk pipinya untuk berusaha memberikan kesadaran, tidak menahan gerakan wanita itu walaupun tubuh wanita tersebut bergetar dengan mata tertutup,  ya wanita itu adalah Shafina. Saat itu Irga sudah tidak jauh dari lorong klinik kesehatan perusahaannya, sehingga ia dengan mudah meminta pertolongan tim medis yang berada di klinik dibantu karyawan lain yang saat kejadian berada didekat mereka.

"Sadarlah Sha, jangan buat saya khawatir" wajah Irga terlihat cemas, ini kali kedua penyakit Shafina   kambuh ditempat ia bekerja.

Setelah kejang Shafina sempat sadar namun tertidur kembali tubuhnya terasa lelah, ambulans sedang dalam perjalanan menuju klinik perusahaan, tapi sampai saat ini Irga hanya menghubungi syakiel, Irga dan kakaknya syakiel saling mengenal karena ketika mengantar Shafina  ia sering bertemu diparkiran kantor serta berbicara ringan dengan syakiel, mengingat Shafina sudah lumayan lama bekerja di perusahaan itu sehingga satu divisi marketing sudah akrab dan mengenal satu sama lain termasuk keluarga masing-masing, tidak ada persaingan kerja, ataupun saling menjatuhkan.

"Pak gimana Shafina?" Mbak Tina masuk dengan wajah cemas

"Sedang tertidur, tadi sempat tersadar namun kondisinya lemah, sebaiknya kamu kembali bekerja biar saya mengurus dia disini, sebentar lagi ambulans dan juga kakaknya datang"

"Ada beberapa dokumen yang harus pak Irga tanda tangani, dan sebentar lagi akan ada rapat membahas persiapan rapat umum pemegang saham lusa, saya saja yang mewakili pak Irga jika memang pak Irga masih mau mengurus Shafina"

"Baiklah" Irga menandatangani semua berkas yang diberikan mbak Tina, tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi dan itu berasal dari ponsel Shafina, setelah melihat siapa yang menelepon, Irga dengan sengaja tidak mengangkat ponsel tersebut karena ia pikir akan menambah masalah karena ia tahu bahwa yang menelepon tidak tahu tentang penyakit Shafina meskipun itu adalah calon suaminya. Yang menelepon adalah Andra.

"Saya aja yang angkat pak"

"Tidak perlu Tina, jangan sampai mencampuri urusan mereka, sekarang fokus ke kesehatan Shafina saja dulu, sebaiknya kamu kembali ke ruangan" jawab Irga

"Baik pak"

****

Shafina saat ini sudah berada dirumah sakit bersama Irga dan Syakiel. Syakiel tiba di klinik sebelum Shafina dilarikan kerumah sakit, ia masih belum sadarkan diri karena dokter memberikan obat penenang untuknya, mereka berada diruang perawatan bersama dokter, mendengarkan penjelasan dokter....

"Pasien mengalami Kejang suatu kondisi yang disebabkan oleh gelombang otak yang bekerja secara abnormal. Di samping itu, kejang mungkin terjadi akibat dari beberapa masalah kesehatan, apakah ada faktor keturunan kejang?" Tanya dokter pada syakiel

"Tidak ada dok, hanya memang saat ia lahir memiliki cedera otak dikarenakan terlahir prematur sehingga menderita epilepsi tapi bukan karena faktor keturunan, namun dua tahun terakhir epilepsi atau kejang yang adik saya alami tidak muncul setelah terapi obat secara rutin berhasil."

Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang