12-Mantan?

82 2 0
                                    

Aku memang tidak terlihat rapuh, tapi aku hanya ingin kamu tenang melihatku tampak sudah move on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memang tidak terlihat rapuh, tapi aku hanya ingin kamu tenang melihatku tampak sudah move on



Malam ini Vania sendirian. Kedua orangtuanya sedang di rumah neneknya dan Kakaknya sedang berkencan dengan pacarnya. Biasalah, Malming. Apalah daya Vania, pacar saja tidak punya, gimana mau malmingan.

Ia berencana ingin pergi ke supermarket. Kalau mengajak Arka, nggak mungkin. Arka kan ada dirumah Ayahnya.

Setelah sampai di supermarket, Vania berjalan menuju rak besar yang berisikan coklat dengan beberapa merek yang cukup terkenal. Lalu ia mengambil 3 batang besar coklat.

"Kesukaan Lo masih sama ya, Van?" Pertanyaan yang keluar dari arah belakang membuat bulu kuduk Vania berdiri. Pasalnya, ia sangat mengenal suara itu.

Vania membalikkan badannya.
"Alex? Bukannya Lo pindah ke luar kota sejak kejadian itu?"

"Haiii. Apa kabar Van?" Sapa Alex. Martin Alexander tepatnya. Mantan pacar pertama Vania saat SMP, ia putus dengan Alex lantaran Alex berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

"Emm..baik." ini canggung. Vania tidak tahu harus berbicara apa.

"Bisa ngobrol sebentar nggak? Di cafe depan situ." Ajak Alex. Vania awalnya ragu lantaran ia sudah 2 tahun tidak bertemu dan bertukar kabar dengan Alex.

"Oke." Balas Vania menyetujui. Ia berjalan menuju kasir dan hendak membayar coklat yang dibelinya.

"Totalnya 137.897 kak," ujar kasir itu dengan lama.

"Bisa pake kartu debit kan?" Tanya Vania.

"Bisa Kak." Vania segera menyodorkan kartu debit miliknya kepada kasir.

"Maaf kak, kartunya sudah kadaluarsa." Vania kebingungan. Kadaluarsa? Yang benar saja.

Vania menyodorkan kartu kedua.
"Maaf kak, saldonya habis." Sial. Bagaimana ini? Ia tidak membawa uang cash Sekarang. Anjirrr malu banget gue...

"Udah biar gue aja yang bayar." Alex menyodorkan uang kepada kasir dan segera membayarnya.

"Emm...makasih, Lex." Ujar Vania.

"Sama-sama,"

_o0o_

Vania dan Alex kini sedang berada didalam cafe bernuansa biru langit. Sedari tadi keduanya hanya diam dan saling pandang. Ralat, hanya Alex yang memandang Vania sedang Vania menundukkan kepalanya.

Sampai pelayan datang dan memecahkan keheningan diantara mereka.

"Silahkan, mas, mba, mau pesan apa?" Tanya pelayan sambil menyodorkan buku menu kepada keduanya.

"Caramel macchiato 2, sama spaghetti hambar 2." Pesan Alex. Vania mendongakkan kepalanya. Kaget? Tentu saja. Bagaimana mungkin Alex masih ingat makanan serta minuman kesukaannya sedangkan ia saja sudah lupa apa menu favorit Alex.

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang