Dengan tatapan penuh curiga, Ara memperhatikan tetangga kamarnya yang sedang bersiap untuk berangkat kerja.
"Dirimu pakai make-up? Tumben." tanya Ara pada Kayla.
Walau sebenarnya ia hari ini masuk sore tapi ia terbangun karena suara berisik yang datang dari arah dapur, tetangga kamar kosnya alias Kayla sudah sibuk didapur sejak subuh.
"Terus anda juga tumbenan amat masak pagi-pagi, ada angin apa nih?" tanya Ara heran.
Kayla tidak menjawabnya, ia malah memberikan sesendok nasi goreng yang ia masak untuk dicicipi oleh Ara.
"Gimana? Enak ga?" tanya Kayla.
"Not bad... buat siapa?"
"Kalau kamu mau masih ada nasinya di tuppeware, kalau mau nambah lauk ada nugget, sosis sama telur dikulkas, tinggal goreng aja." Ujar Kayla mengalihkan pembicaraan.
"Buat siapa?" tanya Ara lagi. Kayla tak menjawab, ia sibuk merapikan peralatan masaknya.
"Agha?" tebak Ara.
Prang! Mangkuk yang sedang ia cuci terpeleset dan terlepas dari tangannya. Untung saja mangkuk plastik, jika mangkuk kaca bisa langsung pecah dan melukai tangannya.
"Bingo. Good luck bestie." Ujar Ara sambil tersenyum dan juga memainkan alisnya.
***
Hari ini Kayla membawa kotak bekal yang rencananya akan diberikan untuk Agha, ini adalah balas budi untuk makanan yang selama ini selalu saja dibayar oleh pemuda itu selama ini. Ia bahkan membayarkan pesanannya dan juga Ara beberapa hari yang lalu. Tapi masalahnya, ia tak tahu sekarang posisi dokter itu ada dimana.
(Dok, posisi dimana?)
Kayla mengirimkan pesan singkat kepada Agha, tak lama kemudian pesan itu dibaca dan dibalas oleh Agha.
(Dibelakangmu)
Kayla menoleh kebelakang, bukan hanya karena balasan pesan itu, tetapi ada yang menjawil bahunya dari belakang.
"Why? Kamu nyari aku?"
***
Agha baru saja selesai visit ruangan untuk mengecek kondisi terkini pasien-pasien yang berada diruangan. Ia baru saja hendak pergi untuk membeli sarapan namun ia tiba-tiba ditelepon seniornya untuk mengambil hasil pemeriksaan radiologi. Saat ia berjalan kearah radiologi ternyata ia bertemu dengan Kayla, diam-diam ia membuntuti gadis itu dari belakang. Kayla tak menyadari kehadiran dari Agha, karena gadis itu sibuk dengan handphone-nya.
Agha merasakan handphone disakunya bergetar, ia mengambil handphone-nya dan ternyata itu adalah pesan singkat dari Kayla.
(Dok, posisi dimana?)
Agha tersenyum geli karena gadis ini sama sekali tidak menyadari kalau orang yang ia cari tepat berada dibelakangnya.
(Dibelakangmu)
Agha menjawil bahu Kayla, gadis itu menoleh dan ia terlihat sedikit terkejut.
"Why? Kamu nyari aku?"
"Ah... emm... itu..."
Agha me-notice paperbag yang disembunyikan oleh Kayla.
"Apa itu? Kamu nyari aku karena itu?" tanya Agha sambil menunjuk paperbag yang dibawa oleh Kayla.
"Iya! Ini buatmu, balasan untuk traktiran selama ini." ujar Kayla.
Setelah menyerahkan paperbag tersebut Kayla berjalan cepat menuju radiologi. Namun karena Agha memang berniat kearah radiologi, ia tersenyum sembari membuntuti gadis itu.
"Dok! Ngapain sih dirimu ngikutin?" tanya Kayla.
Agha tertawa kecil, "Siapa juga yang ngikutin kamu, aku memang mau ke radiologi, mau ambil hasil-hasil foto post op kemarin."
Akhirnya karena malu Kayla hanya terdiam selama berada dilorong menuju radiologi, dibelakangnya Agha cengengesan geli karena tingkah saltingnya Kayla. Gadis itu terlihat imut saat sedang salah tingkah seperti saat ini.
Sesampainya diradiologi ternyata masih belum ada orang, alhasil hanya ada Kayla dan juga Agha disana. Kayla menaruh barang-barangnya diloker, mengikat rambutnya dengan asal dan langsung beralih ke Agha dengan mode professional.
"Cari foto atas nama siapa?" tanya Kayla.
Kali ini Agha yang terkesima, ia baru memperhatikan penampilan Kayla saat ini. Gadis ini mengenakan seragam batik rumah sakit, bukan baju scrub jaga seperti biasanya, ia juga mengenakan makeup tipis yang membuat wajahnya terlihat semakin fresh dan cantik.
"Dok?"
"Ah biar aku yang cari sendiri." Ujar Agha.
"Umm... Okay. Jangan lupa tulis dibuku pengambilan ya."
Agha masuk kedalam, berjongkok mencari hasil foto pasiennya ditumpukan arsip hasil foto radiologi. Sedangkan Kayla memeriksa hasil operan dan laporan jaga dikomputer admin, lalu membereskan permintaan foto rontgen yang masih belum dikerjakan.
"Dirimu tumben pakai baju batik?" tanya Agha sambil tetap mengobrak-abrik arsip hasil foto.
"Disuruh... Aneh ya?"
"Cakep kok..." gumam Agha lirih.
Setelah menemukan hasil foto yang ia perlukan, Agha bangkit menuju loket radiologi untuk menulis dibuku pengambilan hasil foto.
"Sudah kutulis semua ya. Makasih juga untuk ini..."
***
Karena dari pagi Agha sibuk membantu dipoli, ia baru sempat makan bekal dari Kayla setelah pasien poli kelar. Saat baru membuka bekalnya, Reza langsung menghampiri karena baunya yang menggoda.
"Bagi dong." Pinta Reza.
"Tak boleh, ini semua aku punya. Hush... hush... pergi sana gue lapar." Ujar Agha mengusir temannya itu.
"Idih medit! Tumbenan bekal, dari siapa?"
"Gue sendiri lah yang buat."
"Bacot, ga mungkin. Dari bentukannya aja cewek banget." Reza memperhatikan bekal yang baru saja dibuka oleh Agha, bentukannya terlihat gemas, berisi nasi goreng, sosis berbentuk gurita dan nugget berbentuk hati.
"Dari siapa? Pacar lu?"
"Ish, pacar? Apa itu pacar?"
"Terus dari siapa?"
Agha tak menjawabnya, ia hanya tersenyum misterius.
***
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..."
Kayla baru sampai kosan langsung disambut oleh Ara dengan wajah penasaran. Ia ingin segera mendengar cerita dari teman sekosnya itu.
"Gimaneh gimaneh? Spill dong bundi." Ujar Ara menggoda Kayla.
Kayla menarik Ara ke sofa yang ada diruang tamu, ia lalu menarik napas panjang dan langsung bercerita tentang serendetan hal yang terjadi hari ini.
"Argh... asli aku malu banget!!!" seru Kayla.
"Seriusan? Demi apa dia bilang gitu?" tanya Ara tak percaya.
"Iyaaaa...! Dia balikin tempat makannya pas operan, udah dicuci sama dia, terus dia bilang terimakasih dan makanannya enak. Jujur seneng banget, tapi aku malu banget please! Dia bilangnya didepan temen-temen senior, plus ada Bu Wan PPDS radiologi. Dia ga nge-chat dulu njir! Tau-tau nongol diradiologi IGD nyariin aku."
"Mon map nih ya, anda tidak ada inisiatif narik dia atau ngajak ketempat agak jauh dikit gitu?"
"Nge-lag aku bund... Belum sempat menghindar dia langsung balikin paperbag dan bilang gitu."
Ara tertawa ngakak, lalu menepuk bahu temannya itu.
"Cuma mau bilang, siapkan mental anda! Dalam 24 jam kedepan, pasti ada berbagai rumor tentang dirimu dan dokter Agha."
"Argh...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
X-pecial
Romance-Prolog- Raghavendra Pranata (Agha) adalah salah satu dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis, ia mengambil spesialis bedah orthopedi, dimana ia berfokus untuk menangani cedera dan penyakit pada sistem musculoskeletal tubuh, mencangkup tul...