✨ ; Han Family

8 2 2
                                    


Pagi itu, hari Sabtu yang berembun.

Yerim menoleh ketika mendengar suara pintu yang dibuka, menampilkan putrinya yang berusia lima tahun baru saja terbangun dan keluar dari kamar tidurnya.

"Selamat pagi, Hyeji!"

Gadis kecil itu tampak menguap dan mengucek matanya sebelum menghampiri Yerim yang tengah menyiapkan sarapan, memeluk kaki ibunya dan bertanya pelan, "Ayah..?"

Yerim tersenyum dan berjongkok, menyamakan tinggi dengan putrinya. Tangan kanannya terulur demi mengusap surai Hyeji yang masih sedikit berantakan.

"Sekarang, Hyeji pipis dulu, ya? Sikat gigi sama cuci muka, bunda mau bangunin ayah dulu. Hyeji bisa, kan, pipis sendiri?" tanya Yerim yang disambut dengan anggukan semangat dari putrinya. Gadis kecil itu pun segera berlari kecil menuju kamar mandi dan melakukan apa yang diperintahkan oleh ibunya.

Di ruang tengah, Jisung masih terlelap. Duduk di atas sofa dengan laptop serta beberapa kertas berserakan di atas meja. Setelah lelah bekerja di kantor seharian penuh, pria itu mulanya berniat untuk membuat, atau paling tidak menyelesaikan satu lagu yang telah Ia kerjakan sebelumnya.

Kedua matanya sedikit terbuka ketika menyadari Yerim tengah berjalan menghampirinya. Jisung mengucek matanya pelan, membuat Yerim terkekeh melihat perilaku suaminya itu.

Mirip Hyeji, pikirnya.

"Ngg... Jam berapa ini..?" tanya Jisung dengan suara seraknya. Kedua tangan milik pria itu tengah menutupi wajahnya, menghalangi cahaya matahari yang seharusnya menjadi penyemangat.

"Jam setengah tujuh.."

Jisung mendadak bangkit, tampak jelas raut panik pada wajahnya. Ia meraih ponsel dan mendesah kesal setelahnya, kembali menyandarkan punggung pada sofa, "Kok ngga bilang kalau ini Sabtu..."

Tawa Yerim pecah melihat raut kesal milik Jisung. Ibu dari satu anak itu mengecup sekilas pipi suaminya sebelum kembali beranjak menuju dapur.

"Lho..? Hyeji mana?"
"AYAAAAAHHH!!!"

Tawa dari kepala keluarga Han seketika pecah ketika gadis kecilnya keluar dari kamar mandi dan berlari menubruknya. Hyeji dengan rambut sebahunya memeluk erat kaki Jisung, mendongak dan menampilkan senyuman manisnya, "Hyeji bisa pipis sendiri! Terus terus Hyeji juga udah bisa sikat gigi. Airnya udah engga Hyeji telan lagi!" hebohnya.

Jisung terkekeh sebelum mengangkat putri semata wayangnya itu, menggendong dan menciumi pipinya beberapa kali.

Sementara itu, di meja makan, Yerim yang baru saja selesai menyiapkan meja hanya tersenyum, lantas menunduk dan menatap lurus piring - piring putih di atas meja.

----

"Ayaah! Hyeji mau naik perosotan!!"
"Hyeji, jangan lari - lari di pinggir kolam!"

Gadis kecil itu terkekeh dalam balutan baju renang birunya. Rambutnya yang diikat rapih pun bergoyang lucu seiring dengan langkahnya yang bersemangat.

"Hyeji mau naik perosotan sama ayah! Bunda, nanti bunda tunggu Hyeji sama ayah di sini, ya??" kekehan Yerim meluncur bebas demi melihat putri dan suaminya kini saling bergandengan tangan menuju tangga menuju perosotan.

Wanita yang semula bermarga Choi itu membenamkan setengah badannya pada air kolam, bersiap menyambut Hyeji yang mulai meluncur.

"Naah! Kenaa!!"
"Kyahaa-! Bunda jangan kelitikin Hyejiii! Ahaha- bundaaa, ih!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cece's random pageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang